5) Pelet - noren 🔞

17.5K 532 78
                                    

content warning : rape/non consent


ㅡ happy reading ㅡ

.

.

.

.



Jeno adalah anak paling bungsu dari Pak RT desa Adadeh yang tahun ini memenangkan award untuk desa paling bersih dan indah sekecamatan.

Jeno yang tahun ini usianya telah genap 25 tahun menjadi buah bibir ibu-ibu tetangga yang kesemsem melihat paras tampan anak bungsu Pak RT itu. Sudah mapan pekerjaannya, wajahnya bisa dibilang paling tampan sejagad raya, eh tapi belum pernah terlihat menggandeng sosok ayu disampingnya. Hal itu membuat ibu-ibu gemas dan mengompori anak bujang manis dan gadis mereka untuk melakukan pendekatan dengan sosok rupawan itu. Namun sampai saat ini belum ada satupun sosok yang mampu menembus hati sosok Lee Jeno.

Jeno yang saat ini tengah berpakaian santai, kaos hitam dan boxer tengah mencuci mobil jeep hitamnya dihalaman rumah sembari melantunkan siulan.

“mas jeno masih pagi udah kasep aja” celetuk mamang sayuran yang sedang mangkal dipojok gerbang rumah Jeno. Jeno hanya terkekeh, “aih bisa aja mamang” dengan eyesmile yang membuat pagi si mamang semakin cerah.

Tiba-tiba sebuah motor berhenti didepan gerbang dan dengan brutal membunyikan klakson membuat mamang sayur dan Jeno terkaget-kaget. Jeno buru-buru berlari membukakan pintu gerbang dengan wajah kesalnya.

“dah mirip pembantu lo” ucap seseorang yang kemudian membuka kaca helmetnya, Haechan. “sialan lo” maki Jeno.

.

.

“jadi gimana bos? lancar?” tanya Haechan yang kini tengah duduk bersandar di sofa nyaman yang berada di kamar Jeno.

Jeno meletakkan segelas jus jeruk dihadapan temannya yang tak sampai satu menit langsung disikat.

“gagal chan, doi kemana-mana berdua mulu sama si Aheng, gimana gue mau pepet lagi” keluh Jeno dengan wajah lelahnya membuat Haechan manggut-manggut paham akan penderitaan sobat ciliknya ini.

“Renjun kayanya trauma abis lo nyanyiin dari bawah jendela kamarnya” lanjut Haechan yang masih setia menyesap jus jeruknya. “ya gue juga trauma dilempar vas bunga sama abangnya jingan” Jeno merengut membayangkan vas bunga putih yang melayang dari lantai dua rumah sang pujaan hati, untung saja ia menghindar kalau tidak bagaimana nasib wajah tampan sejagadnya? bisa tragis.

“ah! gue punya saran epic buat lo jen”
Jeno yang awalnya sibuk mengulang kejadian tragis itu kemudian mengalihkan pandangannya pada Haechan dengan tatapan tajam.

“gue punya kenalan yang bisa bantu lo tanpa gagal” ucap Haechan dengan senyum miringnya membuat Jeno menaikkan sebelah alisnya ragu. “sekarang buruan siap-siap, kita samperin orangnya” setelah itu Jeno bersiap untuk mengikuti Haechan yang akan membawanya pada seseorang yang katanya dapat membantu Jeno mendapatkan Renjun tanpa gagal.

Sedikit meragukan, memang siapa sosok yang sampai membuat Haechan seyakin itu kalau kali ini tidak ada lagi kegagalan?

.

.

.

"lo gila chan? se-hopeless nya gue ga akan gue main dukun gini" Jeno nyaris memukul kepala teman cerdas disampingnya itu kalau saja ia tidak sadar kalau saat ini mereka berada dipinggir hutan yang sedikit menyeramkan.

"dengerin gue. lo mau berapa kali lagi ditolak ha? Renjun gak akan buka hati buat lo sampe kapanpun, mending dukunin, ga akan ada orang yang sadar juga kalo lo main dukun, lo kan ganteng" cerocos Haechan yang membuat keheningan didalam jeep hitam itu, sedikit banyak Jeno membenarkan perkataan Haechan. Ia juga sudah lelah menggunakan cara halus untuk Renjun, lelaki manis itu selalu punya alasan untuk menolaknya, sementara Jeno hanya ingin Renjun, tidak ingin yang lain.

RENJUN ONESHOOT COLLECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang