B a g i a n t u j u h b e l a s

85 9 0
                                    

Part 17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 17. Boyfriendable

Seluas samudra, sedekat mata dan hidung, atau seperti kerikil dan tanah, bahkan bisa jadi selayaknya perangko. Tapi, hanya sebatas teman yang tidak akan bisa menjadi pasangan.

-cinta masa sma-

~oOo~

 Mentari pagi menyinari dunia ini. Nada sudah siap dengan seragam sekolahnya dengan dibaluti hoodie berwarna putih pemberian dari Agiel, agak kebesaran sih. Tapi, Agiel terus saja memaksa Nada untuk mengenakannya. Oh, iya! Semalam Agiel memberi Nada kabar kalo dia akan menjemput Nada dan berangkat bersama, cewek itu tidak bisa menolak karena Agiel terus saja maksa yang membuat Nada luluh seketika.

 Menit ke 15. Nada dibuat menunggu oleh Agiel, dan akhirnya yang telah ditunggu pun datang. Nada mengelola nafasnya. "Fiuh!! Untung aja dateng, kalo gak? Gue bisa kesemutan dah ini kaki," gumam Nada hanya dia saja yang mendengarnya.

 Sebelum itu Agiel terlebih dahulu berniat untuk memasangkan ikat rambut karena rambut Nada tergerai, agak sulit jika memakaikan helm tapi rambut berkibaran ke mana-mana. Kebetulan kemarin Agiel mampir ke toko aksesoris dan menemukan ikat rambut yang cocok pada rambut Nada dan langsung membelinya. Cewek itu cukup terkejut atas perlakuan Agiel padanya. Bagaimana bisa seorang Agiel sepagi ini membawakan ikat rambut untuk seorang cewek dan mau turun tangan memasangkannya. Setelah itu dikenakannya helm full face khususon untuk Nada Nabillah seorang. Bahkan di helm itu pun sudah berlabel 'untuk Nada' hal kecil itu juga mampu membuat Nada semar mesem sendiri.

 Nada tersenyum begitupun Agiel. Tak butuh waktu lama, Agiel mempersilahkan sahabatnya itu untuk naik ke atas jok motornya. Setelah semuanya dirasa siap, tiba-tiba saja Agiel langsung menarik kedua tangan Nada, melingkarkan pada pinggangnya dan Agiel mengelus tangan Nada, membuat Nada menahan rasa gugup mati matian, semoga saja Agiel tak mendengar degub jantung Nada saat ini juga. "Sorry tangannya gue lingkarin, takut lu jatuh dan kenapa-napa, gue gak mau pagi-pagi dibuat khawatir," Nada tersenyum mendengar penuturan yang Agiel ucapkan tadi. 

"Gak masalah."

 Tak ada suara disepanjang perjalanan, hanya ada suara deruman kendaraan dan suara warga yang amat teramat sangat berisik, maklum masih pagi!

 "Suasana pagi enak, yah! Sejuk juga." Ujar Nada membuka suara sembari menghirup-hirup udara dipagi hari yang cukup membuat dirinya tenang.

 "Iyah menenangkan banget. Apalagi ada di deket lo, nyaman?!" Jantung Nada kembali bererupsi. Bahkan pipi Nada bersemu merah seperti tomat. 

 "Nad, kenapa lo selalu pakai sepedah ke sekolah, padahal ada mobil di rumah lo, pasti tuh mobil buat lo, kan?" tanya Agiel terheran-heran, "atau gak, lo minta anterin aja sama sama papah lo, tapi gue saranin sih lo pakai supir ajalah." lanjutnya. Sesekali Agiel menatap Nada dengan sendu lewat kaca spion.

Cinta Masa Sma ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang