16

2.3K 337 109
                                    

-morisuke yaku-

"[Name]! Pulang bareng yu!"

Sebuah teriakkan cempreng terdengar dari ujung sana memanggil [Name]. Reflek Yaku memutarkan kepalanya melihat kearah sumber suara. Ia lihat Kuroo yang sedang dengan asiknya berbincang dengan [Name].

Pandangannya fokus pada [Name] yang menyelipkan rambut kebelakang telinga dengan anggunnya tanpa merespon sapaan Kuroo.

'Aah, cantiknya' Batin Yaku.

Tanpa Ia sadari senyum tipis terlukis di bibir Yaku masih menatap dia yang sedang dengan asiknya berbincang dengan lelaki lain.

Maniknya melebar kala melihat Kuroo dengan santainya menarik lengan [Name] dan menggenggamnya erat. Ingin rasanya Ia menghajar Kuroo saat ini.

Namun harusnya Yaku sadar diri.

Bahwa Yaku tak punya hak untuk itu.

Dengan perasaan mengganjal yang Ia bawa, Yaku berbalik melanjutkan langkah kemana seharusnya dituju.

"Oi Yaku!"

Suara baritone kini memanggil Yaku, malas rasanya Yaku berbalik kala mengetahui siapa yang memanggil dari sana.

Ditepuknya pundak Yaku, Kuroo si pemanggil menyamakan langkahnya dengan langkah si libero mungin ini sembari tersenyum.

"Ada yang ingin kubicarakan"

Yaku menoleh melontarkan tatapan tajam. "Apa?"

"Jangan serem-serem gitu dong," Kuroo terkekeh. "Kita bicara di supermarket biasa sambil nongkrong mau?---"

"Nggak nganter [Name]?" Sela Yaku kasar.

Lagi-lagi garong ini menepuk pundak Yaku. "Dia sama Kenma hari ini, nggak perlu khawatir"

Dan spontan Yaku menepis tangan kekar Kuroo dari pundaknya. "Nggak bisa ngomong disini?"

Senyum perlahan hilang dari wajah Kuroo. "Kamu akhir-akhir ini selalu mengabaikan aku, dan itu mempengaruhi kerja sama tim tau"

"Terus?"

"Aku salah apa?"

Yaku mengernyit kesal. "Huh?"

"Salahku apa sampai kita seperti ini?"

"Salahmu?" Yaku menyipitkan matanya. "Kamu lahir di dunia aja udah sebuah kesalahan kali"

Kuroo memundurkan kepalanya bingung diikuti dengan garukan kecil di tengkuknya. "Aku bukan anak hara--"

"Bacot" Putus Yaku melanjutkan langkahnya dengan setiap sentakan disana.

Sementara melihat tingkah temannya yang tidak biasa ini, membuat Kuroo merasa cukup sedih, tidak, sangat sedih.

Meski demikian, Kuroo tak mengejar Yaku namun Ia berujar ditempat. "Aku mau nembak [Name]"

Meski sebenarnya tak peduli tapi Yaku merasa harus berhenti dan mendengarkan Kuroo sesaat. "Oya? Yang keberapa kalinya sekarang?"

Kuroo menundukkan kepalanya. "Gak tau,"

"Udah hal yang biasa bukan kamu nembak dia? Kenapa harus ngasih tau aku?"

Meski tak terlalu mencolok, namun kedua kaki Yaku terlihat gemetaran. Dan tentunya Kuroo menyadari hal tersebut.

Kuroo menyipitkan matanya. "Sekarang beda, aku mau serius"

#peka dikit, napa sih? 「kuroo tetsurou」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang