"Kamu tak akan tau, bahwa rasa benci bisa membuatmu mencintainya"
______________________________________
"ALSYA!!!" Teriak seorang lelaki paruh baya, bernama pak Adi
Dengan langkah besarnya, Ia mendekati kursi yang berada di pojok belakang paling kanan, dan meneriaki seseorang yang sedang tertidur pulas
"ALSYA!!" Teriak Pak Adi sekali lagi tepat didepan telinganya
Seorang siswi yang sedari tadi menelungkupkan kepalanya di atas meja, kini mengangkat kepalanya dan menguap lebar dengan salah satu tangannya berada didepan mulutnya
"Eh Bapak,kapan masuk?" Tanyanya seolah tak berdosa
Dengan geram, Pak Adi selaku Guru Bahasa Indonesia menggebrak mejanya
'Brak!'"Adu buset kaget " Ucap perempuan tersebut spontan
"Keluar kamu dari kelas saya!" Bentak Pak Adi
"Asssiiiaaapppp Pak"
Ia lalu beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pintu kelas"Kamu pikir,Saya tidak akan memberi Kamu hukuman Alsya? "
Alsya Letania, Perempuan berambut coklat terurai panjang sepunggung. Seragam yang dikeluarkan, rok abu abu sebatas diatas lutut. Menolehkan kepalanya kearah Pak Adi dan menampilkan senyum manisnya, dan jangan lupakan mata beriris biru yang mempesona miliknya
"Iya dong,Bapak kan baik sama Saya" Ucap Alsya
"Untuk apa Saya baik sama Kamu?" Tanya Pak Adi
"Karna saya murid Bapak"
Mengabaikan ucapan Alsya, kini Pak Adi menolehkan kepalanya kearah seseorang yang berpakaian rapi beda jauh dengan Alsya
"Sean " Panggil Pak Adi
"Iya Pak" Jawab lelaki bernama Sean
"Kamu ketua OSIS kan? Hukum dia. Saya capek berurusan sama anak ini" Ucap Pak Adi sambil menunjuk kearah Alsya
"Tapi pak-" Ucapannya terpotong dengan Tangannya yang ditarik oleh Alsya
"Makasih Bapak" Ucap Alsya
Alsya menariknya begitu saja. Hingga di Koridor, Sean menghempaskan tangannya
"Lo pikir Pak Adi bercanda?" Tanya Sean tak percaya
"Ya nggak lah. Tapi Sean ,kitakan sekelas. Gimana kalo lo tutup mulut aja.gue mau bolos oke? Bye bye Sean"
Dengan wajah datar, Sean menarik tangan Alsya yang ingin berlalu dari hadapannya
"Eh eh gue mau dibawa kemana?!"
Tak ada jawaban dari Sean, yang ada Sean makin menariknya
"Manusia kutub lepasin gue!" Teriak Alsya yang tak dihiraukan oleh Sean
Kini, mereka berada didepan toilet sekolah
"Bersihkan toilet ini,gue gak mau tau pokoknya toilet ini harus bersih.kalau gak, hukumannya lebih berat dari ini"
Kata kata terakhir, Sean bisikkan didepan telinganya'Merinding'
Dengan kesal, Alsya menghentak-hentakkan kakinya dilantai
"Kaki lo" Tegur Sean
"Kenapa?sewot banget sih lo! Serah gu-"
"Berisik" Potong Sean dan berlalu dari hadapannya
Alsya yang masih kesal membuang kasar alat alat pembersih toilet tersebut
"Dia pikir gue bakalan bersihin toilet ini apa?nggak!. Lihat aja manusia kutub,gue pastiin lo bakal bertekuk lutut dihadapan gue"
"Berisik" Ucap Sean dari balik pintu
'Anjirrr orangnya ada didepan ' batin Alsya
Dengan terpaksa Alsya membersihkan toilet tersebut
Bel istirahat berbunyi, bersamaan dengan berakhirnya hukuman yang telah ia laksanakan
"Huh" Keluh Alsya lelah
"Selesai?" Tanya Sean
Dengan spontan Alsya mundur satu langkah karena kaget
"Lo dari tadi disini?" Tanya Alsya kaget
Tanpa menjawab pertanyaan dari Alsya. Sean menoleh pandangannya kearah toilet dan melihat keseluruhan nya
"Lumayan"ucap Sean singkat
"Lumayan lo bilang! Gue udah keringatan gini lo bilang lumayan!" Ucap Alsya sambil menunjukkan peluh keringat yang mengalir disekitar wajahnya
Sean hanya menatapnya sekilas, tanpa ekspresi, datar seperti tembok
"Lo boleh istirahat" Ucap Sean dan berlalu dari hadapan Alsya
"Itu Ibunya ngidam apa sih pas hamil dia?,kok anaknya kayak tembok"
Oceh Alsya
.
.
.
Alsya menduduki kursi kantin dengan lesu, dan menelungkupkan kepalanya diatas meja kantin.Sela dan Gita selalu sahabat Alsya menolehkan kepala mereka langsung kearah Alsya
"Lo kenapa sya?" Tanya Gita disela sela memakan baksonya
Alsya masih diam
"Sya" Panggil Sela sambil menggoyang goyangkan tangannya
"Lo gak kesurupan kan sya!" Ucap keduanya dan memundurkan sedikit tubuh mereka
"Ya nggaklah anjinggg! " Elak Alsya sambil mengangkat wajahnya
"Makanya ngomong babi" Bantah Gita
"Ini udah ngomong" Ucap Alsya merasa tak bersalah
"Serah lo deh" Pasrah Gita
"Jadi Alsya,lo kenapa?" Tanya Sela lembut
"Lo berdua mau denger cerita gue?" Tanya Alsya dan menegakkan tubuhnya
Dan dijawab anggukan kepala oleh kedua sahabatnya.
Alsya menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan
"Tadi gue disuruh bersihin toilet sama si Manusia kutub" Ucap Alsya
"Manusia kutub?" Tanya Gita
"Iya, Sean Alaska" Jawab Alsya
"Ketua OSIS kita?" Tanya Sela
"Emangnya yang namanya Sean ada berapa sih di sekolah ini?" Tanya Alsya balik dengan malas
"Satu kok" Jawab Sela polos
"Tapi kenapa lo kasih nama kesayangan 'manusia kutub' sya.lo pacaran sama dia?" Ucap Gita
"Hah?Pacaran?. Gue bahkan benci banget sama dia sampai ke ubun ubun. " Elak Alsya
"Tapi sya,saran gue jangan terlalu benci deh. nanti kalo jadi cinta. Habis lo!" Tegur Gita
"Iya tuh" Kata Sela membenarkan
"Denger baik baik ya guys,gue gak bakalan cinta sama manusia kutub kayak dia" Ucap Alsya mantap
"Udah ah bahas Sean mulu. Mending kita makan,lapar nih" Ucap Sela
"Gue mau pesan dulu " Ucap Alsya
"Iya"
Alsya mengantri untuk membeli bakso. Disaat gilirannya, ia pun maju dan memesan semangkuk bakso
Bakso yang telah tersaji berada di tangannya. Namun, ketika membalikkan tubuhnya
'Bruk'
Bahunya terdorong oleh seseorang yang kini meringkuk di lantai. Seorang gadis dengan kepang 2 disisi kanan dan kiri rambutnya serta kaca mata besar bulat yang telah jatuh di lantai.
Yang membuat Alsya murka adalah, baksonya......... TUMPAH!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSYA
Teen FictionMasa lalu menjadi alasan tentang sikapku ~Alsya Letania ada rahasia dibalik kenakalan, keonaran dibalik sosok perempuan beriris mata biru ini. penasaran? langsung di cek;)