B a g i a n d e l a p a n b e l a s

82 9 0
                                    

Part 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 18. Aku Kamu Dan Petrichor.

Kamu adalah ketidakmungkinan yang masih aku harapkan, kamu adalah seseorang yang membuat aku bingung walau sering menerka-nerka dengan logika namun tetap saja tidak terbaca.

-NadaNabillah-

~oOo~

 Kini Nada sudah berada diluar rumahnya, ia sedang menyiram bunga-bunga yang ada di halaman. Nada suka bunga apalagi bunga mawar, sangat indah. Cewek bercelana training hitam dan kaos lengan panjang berwarna kuning langsat yang bertulis 'you can't do this' terlihat sedang berjongkok menyiram tanaman pendek. Sambil mendengarkan list lagu menurutnya itu enak didengar, apalagi lagu yang sad. Cewek itu bangkit dan menaruh sprinkler butterfly. Setelah dirasa sudah beres Nada pergi menuju balkon kamarnya untuk menatap langit-langit lebih tenang, langit mendung saat ini, kali ini Nada tidak menikmati angin malam, angin pagi yang sedang ia nikmati, ternyata angin pagi lebih sepoi-sepoi dan itu membuat menambah kesejukan.

"Nada… "

 Cewek yang bernama Nada menoleh ke belakang, menatap wanita paruh baya tengah berdiri tersenyum menatapnya. Wanita itu mengelus puncak kepala anaknya, yah wanita itu adalah Sinta. Mamah, Nada.

"Turun yuk, kita makan sama-sama." Nada ikut tersenyum lalu berkata. "Iyah, Mah."

 Sebelum Sinta pergi Nada mencekal tangannya. "Mah, Papah kemana? Ini hari minggu, kan? kenapa belum pulang?" Sinta mengenal nafasnya berat mendengar pertanyaan Nada yang bertubi-tubi.

 "Papah kan lagi ada diluar kota Nada, mungkin di sana lagi sibuk-sibuknya. Nanti juga kalo mau pulang papah berkabar sama kita." Nada tersenyum kecut mendengar sautan dari sang Mamah. Selalu saja begitu! Tidak ada perubahan.

 Nada langsung memeluk sinta. "Mah, Nada kangen Papah." Ujar Nada.

 "Mamah juga. Udah, ah! Jangan sedih, diluar ada Kak Vava loh nungguin kamu, katanya mau baca novel bareng." Mata Nada berbinar kala mendengar kata 'novel'.

"Iyah, kah?" Sinta mengangguk.

 "Yaudah ayo keluar mah!" Ajak Nada menggenggam tangan sang mamahnya.

~~~oOo~~~

 Dentingan antara sendok dan garpu mulai menyisihkan ruangan makan. Setelah bercakap kabar keheningan mulai melanda hingga kemudian Nada sendiri lah yang membuka suara. "Mah, Nada pengen deh kayak Kak Vava.," tutur Nada pembuat Sinta mengernyit bingung.

Sinta bertanya. "Kayak Kak Vava gimananya?" 

 "Itu loh Nada pengen bisa nerbitin buku-buku hasil karyanya sendiri." Ujar Nada membuat Vava turut terkekeh.

 "Ngaco kamu mah Nad, mana bisa orang kayak kamu kayak Vava, kamu kan sibuk sekolah, dan ada tugas lain pula yang ada nanti terbengkalai semuanya." Deg! Hati Nada sakit mendengar perkataan dari Sinta yang masih meragukannya. Vava yang merasa suasana menjadi tidak enak pun langsung mengalihkan pembicaraannya. "Oh iyah Nad, gimana hubungan kamu sama Agiel?" Nada menggeleng. Mulut Nada menjadi malas bicara, moodnya dihancurkan oleh Mamahnya sendiri, bener yah, terkadang perkataan orang tua bisa melukai hati anaknya yang sedang mencoba hal baru dan mempunyai mimpi yang besar. 

Cinta Masa Sma ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang