4 - Ciuman Pertama Lea

82 17 19
                                    

Hai kangen Lea Levan?

Happy reading

Semoga suka yaa

Sebelum baca klik bintang oke :)

Love u

***
"Prinsip hidup gua. Gua suka sama dia walaupun gua tau keburukan dia, bukan karena apa yang dia punya."-Alevan Bima Anggara [MPK]


•••

Pagi-pagi sekali Lea bangun. Hari ini jadwal kelas Lea adalah olahraga, pelajaran yang sangat dibenci Lea. Bukan karena apa-apa, Lea hanya benci memakai pakaian itu. Pakaian yang ketat baginya sangat risih jika di pakai.

Lea menuruni anak tangga untuk sampai ke dapur. Sejenak ia teringat kejadian kemarin malam, ia mencoba melupakan itu untuk meredam kesedihannya. Sampai di dapur ia mengambil sarapan di atas meja dapur. Perlu di ingat bahwa Lea tidak pernah makan di meja makan bersama keluarganya karena Kirana melarangnya alhasil Lea selalu makan di meja dapur bersama para pelayan di rumahnya.

"Lea, mau berangkat sekolah? Om antar yuk," tawar laki-laki yang baru saja memeluk mamanya.

Laki-laki itu adalah Henri, kekasih mamanya. Mamanya berselingkuh setelah 3 bulan papanya bekerja di luar negeri. Bagi Kirana terdapat kepuasan sendiri jika Rafi bekerja di luar negeri, ia bisa menghabiskan waktu sepuasnya bersama Henri. Tapi itu benar-benar menjijikan!

"Gak, Om makasih," jawab Lea seadanya mencoba menutupi bokongnya yang terekspos.

Henri menarik tangan Lea yang sudah berjalan di ambang pintu. Kirana yang melihat itu segera melepaskan tangan Henri dari tangan Lea dengan tatapan tidak suka. Henri tersenyum saat melihat raut wajah Lea yang gugup.

"Biarin anak itu pergi sendiri," ketus Kirana.

"Gak papa, Sayang. Lea udah aku anggap seperti anak aku sendiri."

Oh shit! Jawaban macam apa yang di lontarkan Henri. Mama dan papanya saja belum menyandang status cerai tapi dia sudah kelewatan. Lea muak sendiri melihat kedua pasangan ini. Jika benar Henri menganggapnya sebagai anak tidak mungkin dia bertingkah kurang ajar seperti tadi.

"Lea pergi Ma," ujar Lea sedikit berlari.

Henri melepaskan genggaman tangan Kirana lalu berlari mengejar Lea yang sudah di depan gerbang. Hati Kirana bercampur aduk. Kecewa karena Henri mengejar Lea dan meninggalkannya, di penuhi amarah karena Lea bertingkah sangat menjijikan.

"Berangkat bareng Om ya Lea," ujar Henri dengan nada yang sangat menjijikan bagi Lea.

Lea memutar bola matanya jengah. "Lea berangkat sendiri Om. Lagipun Lea mau ke toko buku."

"Kalau kamu gak mau bareng Om, Papa kamu taruhannya." Henri tersenyum puas menatap Lea yang sudah menegang.

"Om kok maksa sih!" kesal Lea lalu Henri menarik paksa tangannya untuk masuk kedalam mobil sport Henri.

Henri mengunci pintu mobil itu lalu melajukannya dengan kecepatan sedang. Lea memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil tanpa berniat melihat Henri. Henri menyalakan lagu klasik di mobilnya sebagai penghilang bosan lalu menatap Lea dengan tatapan ingin memangsa.

Henri meletakkan tangannya di atas tangan Lea. Refleks Lea menjauhkan tangannya dari Henri. Ia sedikit menjauhkan tubuhnya dari Henri yang mengincar dirinya. Henri menepikan mobilnya di pinggir jalan. Lea semakin ketakutan saat melihat tingkah Henri seperti itu.

Memori Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang