5. Gengsi

350 73 25
                                    

Sudah lebih dari setengah jam Jieun duduk di kantin kampus sambil melamun, memikirkan ucapan Jungkook kemarin yang bahkan membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman.

Bagaimana mungkin seorang remaja yang berusia jauh dibawahnya mengatakan hal se serius itu padanya?

"Ah aku pasti sudah gila!" Jieun membenturkan keningnya ke meja.

Sebagai seorang gadis, bagaimana mungkin ia tak gelisah. Jieun baru pertama kali mendapat perlakuan seperti itu dari seorang pria bahkan Yoongi saja tak pernah mengatakan hal-hal serius padanya.

Yoongi?

Ah benar, Jieun jadi ingat dengan hubungan mereka yang masih jauh dari expektasi dan sempat berpikir untuk menghentikan kencan aneh ini. Karena biar bagaimanapun hubungan keduanya terjalin tanpa adanya cinta. Hanya sebatas status saja.

Tapi, kenapa baru sekarang? kenapa tepat saat ada Jungkook, Jieun baru memikirkan tentang itu? Padahal, hubungannya dan Yoongi sudah terjalin sebelum dia datang?

Lagi lagi Jieun pusing memikirkannya.

Dia ingin putus dengan Yoongi tapi tidak menjadikan Jungkook sebagai alasannya.

Ah benar, Jungkook bukan alasannya. Jieun ingin putus karena sudah bosan. Iya benar...pasti itu alasannya.

Jieun sudah membulatkan tekad, meski berbelit dengan berbagai alasan di otaknya. Tetap, tak mengijinkan si anak remaja sebagai alasan logis.

Tak mungkinkan hatinya sudah berubah dengan cepat?

dan satu hal.

Menyukai seorang yang lebih muda tidak pernah ada dalam kamus hidupnya.



🍁Unexpected Love🍁



Siang di hari kamis, Apartment Jieun sangat ramai. Jungkook membawa teman-temannya datang untuk kerja kelompok.

Di sana sudah ada Jimin, Hoseok dan Taehyung. Guru mereka secara kebetulan menentukan ke 4 orang itu dalam satu kelompok. Tapi, hal itu tidak aneh untuk Taehyung karena dialah yang menyuruh sang guru agar mereka di satukan dalam satu kelompok.

Jieun sedang sibuk menata makanan dan minuman ringan bagi ke 4 remaja yang saat ini fokus pada pekerjaan rumah mereka. Sesekali tersenyum kecil kala mendengar adu argumen diantara mereka.

Perhatiannya sempat jatuh pada remaja bernama Taehyung. Di lihat dari sudut manapun, pemuda itu memiliki tampang yang mempesona. Sungguh tampan sekali.

"Kau melihat apa?"

Tubuh Jieun berjengit kaget saat secara mendadak Jungkook menghampirinya dan langsung bertanya.

"Bukan urusanmu! Ini sudah ku siapkan cemilan untuk teman-temanmu, bawa sana!"

Jungkook cemberut karena dia tahu Jieun sempat memperhatikan Taehyung tadi.

"Jangan genit! Apalagi pada temanku, nanti aku cemburu!"

Jieun nyaris tertawa sebelum Jungkook kembali membungkam mulutnya dengan perkataan manis.

"Nuna, aku serius. Kau itu jodohku. Tidak perlu lirik yang lain, hanya cukup melihatku saja. Calon suamimu! Mengerti?"

Wajah Jieun kembali membeku. Memilih diam saja, mengabaikan detak jantungnya yang kembali berdebar ribut sembari berusaha meyakinkan diri bahwa ia hanya terpancing ucapan Jungkook saja.

Sesaat kemudian, hening melanda karena ke 4 orang itu semakin fokus pada pekerjaan mereka sementara Jieun duduk di kursi dapur sambil menatap layar ponsel yang menampilkan akun sosial medianya.

Ponsel Jungkook berbunyi dan hal itu tak luput dari perhatian Jieun.

"Halo!"

Jungkook menjawabnya begitu saja tanpa melihat id penelepon nya.

"Siapa? Nayeon?"

Jieun menoleh saat Jungkook menyebutkan nama seorang wanita. Dia tak bohong, hati kecilnya merasa penasaran.

"Sekarang?"

Dahinya semakin mengernyit. Apanya yang sekarang? Jungkook mau apa? dan gadis itu ingin apa? Jieun sungguh merasa penasaran.

"Tapi, aku..."

Belum selesai Jungkook bicara, Taehyung merebut ponselnya.

"Nayeon biar ku urus!"

Kemudian dia bangkit dan keluar dari pintu apartement menyisakan Jungkook, Jimin dan Hoseok yang saling pandang. Merasa semakin aneh dengan sikap si pangeran sekolah.

"Wah, lihatlah...dia semakin posesif padamu. Apa kau masih tidak merasa aneh?" Ujar Jimin dan segera mendapat gelengan kepala Jungkook. Jieun dari jauh hanya menyimak percakapan mereka saja.

"Apa mungkin, dia sebenarnya takut tersaingi Jungkook?" Hoseok mencoba menganalisa dengan tampang serius.

"Tersaingi? Dalam hal apa?"

"Mungkin saja, dia menyukai Nayeon!"

Jimin tergelak sesaat...

"Tidak mungkin. Selama ini dia menolaknya!"

"Itukan dulu sebelum Nayeon berpaling. Bagaimana kalau dia ternyata baru sadar bahwa dia sebenarnya suka Nayeon dan tak rela gadis itu menyukai orang lain?"

Di saat ketiganya berpikir, Otak Jieun yang mencerna semua cerita itu telah selesai menyimpulkan sesuatu.

Seorang gadis telah menyukai adik angkatnya!

dan entah mengapa ada sedikit rasa tak rela meski masih sulit mengakuinya.

Jieun jadi penasaran, apa gadis bernama Nayeon itu sangat cantik?







TBC

Bab ini pendek ajah.

Semangat puasanya! 😊💪

Jangan lupa vote dan komen yah Aku butuh semangat dari kalian 🥺

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang