Hangat

7.5K 938 152
                                    

Haru hanya menurut dan bersikap sewajarnya, perasaan Haru memang masih terbilang labil.

Tiada malam berlalu tanpa sedikit siksaan. Daisuke melepas gesper miliknya, menatap Haru seperti hewan buas yang kelaparan lalu menyabet tubuh Haru menggunakkan gesper itu.

"Akh! Daisuke-sama ini menyakitkan." Haru merintih, memekik, menangis mendapat perlakuan seperti itu.

Pikirnya kesenangan bersama Daisuke hanyalah sesaat.

Daisuke tak peduli, malah Daisuke semakin senang apalabila meliat Haru berantakan dan menangis.

Sakit, ini menyakitkan bagi hati dan tubuh Haru. Haru sudah lelah dan muak dengan semua ini, Harapan perlakuan lembut dari Daisuke hanyalah sia-sia.

Selama bertahun-tahun Haru hanya bisa bertahan, karna ini merupakan perintah.

Malam itu seperti biasa berakhir menyenangkan secara sepihak, Haru menangis semalaman saat membersihkan tubuhnya, bekas memar yang semakin banyak dan menyakitkan.

Ibu Haru membantu mengobati Haru, mengolesi salep di setiap memar Haru.

***

Beberapa hari kemudian, kediaman Kambe didatangi oleh rekan bisnis ayah Daisuke, Tuan Frantz namanya.

Karna ayah Daisuke sedang sibuk, pertemuan dengan Frantz diwakilkan oleh Daisuke. Toh Daisuke juga akan menjadi penerus keluarga, mereka berbincang di ruang tamu.

Haru datang menyuguhkan beberapa cangkir teh untuk mereka, sebelum Haru pergi Daisuke sempat berbisik sesuatu pada Haru.

"Malam ini kutunggu di kamarku." Bisik Daisuke pelan.

"Baik Daisuke-sama." -Haru

Frantz hanya terdiam menatap dan meperhatikan Haru, obrolan mereka yang awalnya membahas pekerjaan kini Frantz berani menyinggung soal Haru.

"Hei Daisuke kun, pelayanmu sangat manis ya, sekali-kali bolehlah jika kau perkenalkan dia padaku."  -Frantz

Daisuke mendengarnya dan hanya diam, ditatapnya Frantz dengan tatapan dingin. Perlahan Daisuke tersenyum tipis, "Tuan Frantz aku punya beberapa koleksi anggur, apakah kau ingin melihatnya?" Daisuke mencoba merubah topik pembicaraan.

"Wah tentu Daisuke kun, akan enak jika aku mencicipinya juga haha." -Frantz

Mereka berdua beranjak dan pergi ke tempat koleksi anggur milik Daisuke, disana Frantz sungguh kagum dengan setiap botol anggur yang disusun rapih di dalam lemari kaca.

"Wah hebat sekali, bahkan kau punya sebotol Romanee-Conti Burgundy 1945." -Frantz

Selagi Frantz melihat hal menakjubkan di dalam lemari kaca, Daisuke merogoh sakunya sendiri.

Posisi Daisuke membelakangi Frantz, "Iya Tuan Frantz aku sangat senang mengoleksi hal seperti ini."

JLEB satu tusukan dari belati yang ditodongkan Daisuke pada Frantz membuat Frantz bungkam. Tusukan itu tepat mengenai bagian jantungnya.

Frantz mulai mengeluarkan darah dari mulutnya, "..Daisuke- kun."

Frantz jatuh tersungkur memegang dadanya, Daisuke menyeringai lalu menginjak kepala Frantz.

Saat adegan penusukan, darah Frantz sedikit mengenai tangan Daisuke. Daisuke menyisir rambutnya ke atas menggunakkan jarinya, darah tadi sedikit menempel di dahi Daisuke.

Manik biru tua Daisuke seperti menyala menatap Frantz dengan tajam dan sangat dingin.

"Kau tak punya izin untuk kenal dengan Haru." -Daisuke

Seketika Frantz mati, setelah itu Daisuke pergi memebersihkan dirinya. Malam hari saat waktunya Haru datang ke kamar Daisuke.

Kini Daisuke sudah memakai piyama, Haru awalnya berdiri di depan pintu menunggu perintah dari tuannya.

"Kemarilah." -Daisuke

Haru meneguk salivanya sendiri, jantungnya berdetak kencang. Sesampainya di hadapan Daisuke, Haru menutup matanya pasrah dengan kondisi dan kejadian yang akan menimpanya.

Daisuke tersenyum sekilas lalu memeluk Haru dengan erat, Haru kaget dan senang di waktu bersamaan.

Daisuke mengecup pelan surai Haru lalu beralih ke daun telinga Haru, disana Daisuke menggigitnya pelan.

"Hnghh.." Haru merasa sedikit geli.

"Tidurlah denganku disini." -Daisuke

"Iya Daisuke-sama." -Haru

Hari ini mereka tak melakukan seks seperti biasanya, mereka terbaring di kasur dalam sebuah pelukan.

Daisuke terlebih dahulu tertidur, Haru sebenarnya masih terbangun, perlahan Haru mendongak ke atas melihat wajah Daisuke.

"Daisuke-sama aku senang bila kau memperlihatkan sisi ini padaku." Haru mulai tersenyum, "Selamat tidur Daisuke-sama."

Tak lama kemudian Haru tertidur dalam pelukan hangat Daisuke, satu fakta sebenarnya Daisuke hanya pura-pura tertidur, Daisuke dengar semua yang dikatakan Haru.

"Haru, aku terlalu kasar ya? Maafkan aku.." Daisuke memandang Haru sejenak lalu mengecup pelan kening Haru,  "Selamat malam juga Haru."

Sesudah membaca alangkah baiknya jika mem-vote
Terimakasihh

Listen To Me! || DaiHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang