"Be quite, please "
"Can you help me? I'm scared"
.
."You don't know anything about me!"
"But i tried to know you!"
.
."..it's about you and me"
Neighbor
Oneshot
Story by Hikayashi
.
.
.Masashi Kishimoto
SasuNaru In Another life— Tokyo, 11 Agustus
Sasuke memijit kepalanya yang terasa berat, sudah berhari hari ia lembur dan sekarang rasa lelah menghampirinya. Pekerjaan dari ayahnya yang tak berhenti datang membuat Sasuke harus pasrah duduk di hadapan tumpukan kertas.
Seorang CEO memang selalu sibuk bukan?
Dibesarkan di keluarga pebisnis dan tentu saja kaya membuat Sasuke harus hidup dalam tekanan atau dalam artian lain
Menuruti semua perintah orang tuanya
Ia menghela nafasnya kasar ketika mendapat telepon dari ayahnya -lagi
"Sasuke, temui tou-san di ruang rapat, kita punya klien baru disini"
Sasuke hanya bergumam kecil, menuruti perintah sang atasan. Ia berdiri sembari meregangkan tubuhnya sejenak lalu mulai melangkahkan kaki menuju ruang rapat.
Alisnya bertaut, baru saja tadi pagi dia selesai dari rapat pertama dan saat kembali keruangannya bukan istirahat yang didapat melainkan tumpukan kertas menggunung yang menyakiti mata lalu sekarang secara tiba tiba ayahnya memanggilnya -lagi dengan alasan yang sama
Menghadiri rapat
Ah, hari hari Sasuke memang selalu berat dengan pekerjaan, di hari weekend nya ia bahkan tidak bisa menikmati waktu santainya, selalu saja ada telepon dari berbagai pihak memberikan laporan laporan tertentu tentang perusahaannya.
Mata obsidian itu menatap pintu ruang rapat, ia menarik nafasnya berkali kali berusaha menghilangkan rasa lelah yang selalu hadir di tubuhnya
GREK
Sasuke menggeser pintu itu dan yang hadir pertama di penglihatannya adalah sang klien baru dengan senyum khas seorang kolega. Pemuda raven itu menganggukan kepalanya sopan, tanda bahwa ia menghormati senyum itu.
"Mari kita mulai rapatnya"
Suara berat ayahnya memecah keheningan, Sasuke berdehem kecil ketika melihat lirikan ayahnya yang memberikan kode bahwa ia harus memulai presentasi nya.
Rapat sudah usai dari siang tadi dan sekarang waktu menunjukan pukul 9 malam. Kawasan kantor terasa sepi, hanya ada beberapa karyawan yang menetap untuk lembur, tidak terkecuali Sasuke.
Ia masih harus menyelesaikan tumpukan dokumen penting yang menurut Sasuke sangat tidak berguna untuk dirinya sendiri. 2 cup kopi sudah habis ditangannya, Sasuke tidak mengantuk hanya saja dia memang seorang pecandu kopi. Baginya, kopi bisa menjadi salah satu penghilang rasa jenuh yang tidak pernah berhenti menghampirinya.
Bosan dengan dokumen yang ada di hadapannya, akhirnya Sasuke memilih berdiri dan berjalan menuju jendela yang menampilkan langit malam kota Tokyo. Lalu lintas masih padat di bawah sana, melihat pemandangan malam dari lantai 14 membuat Sasuke sedikit tau bagaimana keadaan kota sekarang ini. Ia menyenderkan badannya di kaca jendela yang sangat besar itu lalu menyilangkan tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbor (SasuNaru Oneshot)
FanfictionTentang Sasuke yang benci keributan dan Tentang Naruto yang benci kegelapan Sasuke si CEO muda di perusahaan ayahnya, benci ketika Naruto -seseorang yang ribut menjadi tetangga di apartemennya Begitupula dengan Naruto si barista muda di sebuah cafe...