Biyodo

3.6K 500 123
                                    

Biyodo : Aktivitas dimana ibu-ibu pada bantuin orang yang lagi mau nikah di sekitar kampung, biasanya bakal dikasih imbalan setelah bantu-bantu.

Kemarin Bu Winda di datangi Bu RT. Bu Jihan, katanya anak ceweknya yang seumuran Dikta, namanya Bianca mau menikah. Winda sih nggak kaget, Bianca kalau pacaran udah nempel nempel gitu yaudah nikahin aja daripada jinah teroosss. jadi hari ini Bu Winda bakal bantu-bantu masak dirumah Bu Jihan. "Pa, nanti kalau mau makan angetin sopnya aja yaa," pesan Bu Winda. pak Chandra cuma ngangguk ngangguk aja, asyik sama handphonenya. Baru pulang, niatnya pengen ndusel mama Winda, eh ternyata mama Winda bantu bantu di rumah Bu Jihan.

"Dikta dikamarnya?," Winda mengangguk, sedari tadi si sulung nggak keluar kamar, dia ngerjain tugas sampai lupa sama sarapannya.

"okeeee, mama ati-ati, jangan lupa bawa kue pulangnya," ujar pak Chandra. membuat istrinya malah mendelik kesal.

"hus!, iya kalau di kasih kalau enggak?," pak Chandra malah ketawa ketawa, emang niatnya godain istrinya sih. abis cantik dan imutnya nambah kalau lagi marah marah gitu, aneh emang pak Chandra nih.

"Ucil, kamu gak usah main hari ini dek, panas banget di luar," ujar mama Winda.

"tapi Ucil diajakin mas Rizal, farel, sama Jujun buat main sepak bola di lapangan seberang," jawab Yusril udah bawa bola plastik di tangannya.

"heh!, kalau sampe mama liat sandalmu nggak ada di rumah, mama kunci kamu di kamar belakang," kamar belakang itu dekat sama gudang, rencana mau dijadiin kamar pembantu keluarga Gunandar, tapi si mama Winda nggak mau. jadi kamarnya dibuat untuk ngehukum si Ucil yang main nggak tau waktu.

Ucil langsung memandang sang papa, dengan tatapan memohon supaya dibolehin. tapi pak Chandra malah pura-pura nggak lihat. mana mau pak Chandra menelan pil di omelin sama istrinya. "paaaa," adu Yusril saat mamanya sudah berangkat kerumah Bu Jihan.

"main aja, tapi sandalnya tinggalin," usul sang papa, udahlah si papa nih sangat memaklumi kenakalan si Ucil, dulu malah dia lebih badung dari ini.

"lecet sama sakit nanti kaki Ucil," rengek Yusril. dia nggak mau kaki kena batu, nanti berkapal kaya kakinya bang wian-nya.

"dih!, katanya jagoan kampung, tapi takut kakinya lecet," sindir sang papa, memang sih tadi malam saat main ular tangga bareng, Ucil kebetulan menang. dia langsung mendeklarasikan diri kalau dia adalah jagoan kampung.

"pake sandal mas Rendi aja gih!," Rendi barusan menaruh sepatunya, dia baru pulang dari ekstrakurikuler, kebetulan hari ini kegiatan di sekolahnya cuma itu. sama bimbingan buat anak-anak yang mau ujian Nasional.

"nggak papa?,"

***

yang namanya ketemu sama ibu-ibu itu pasti nggak jauh dari kata ghibah, kebetulan Bu Winda kedapatan tugas buat memasak rawon daging, bersama Bu Jihan, Bu Selia, dan Bu Airin. "Yang empuk ya bu ngukus dagingnya," request Bu Jihan selaku yang punya hajat.

"iya Bu, Bu Winda tuh kan udah pengalaman yaaa, pinter masak juga," jawab Bu Airin sambil memotong bawang tak lupa juga kluwek untuk membuat kuah rawonnya pekat.

"padahal Bu Winda nikah muda ya kan?, tapi masakannya enak banget," Bu Winda yang mendengar hal itu cuma senyum sambil menunggu daging rebusan itu empuk. Bu Winda emang bukan tipe orang yang suka nimbrung, kecuali kalau memang di tanya mengenai sesuatu.

"Dikta kan seumuran Bianca, belum nikah aja yaa dia," ujar Bu Jihan mengingat ingat.

"Bu Winda, Dikta udah punya pacar belum ya?," tanya Bu Selia.

"kalau untuk menikah memang masih terlalu jauh, apalagi umur Dikta baru 19 tahun, kalau pacar sih sepertinya belum ada," jawab Bu Winda setenang mungkin.

Keluarga Suket Teki - wenyeol ft. Dy,rj,Ww,YuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang