Kepergian Sowon siang itu setelah bertemu Sinb membuatnya menjadi penasaran dengan sebuah nama yang Sowon tanyakan padanya. Sebelum kembali menuju ruangannya, Sinb meminta sekretarisnya untuk memberikan daftar partnership perusahaannya dan juga nama-nama mantan karyawan yang pernah bekerja di tempatnya. Pikiran Sinb seolah tidak tenang kala nama Jeon Jungkook terus berputar di kepalanya. Ada rasa yakin namun juga ragu untuk mengingat sebuah kejadian yang berkaitan dengan nama laki-laki itu.
Sinb kembali masuk ke ruangan untuk menenangkan pikiran sembari duduk di meja kerjanya, memutar-mutarkan pulpen yang berada di tangan kanannya. Dahinya yang terlihat mulai mengerut dan guratan wajah yang serius seolah sedang mencoba mengingat sesuatu di memori otaknya. Hingga tak berapa lama pulpen itu Sinb jatuhkan dan ketukan pada mejanya. Dirinya berdiri dari kursi nyamannya berjalan kembali ke luar ruangan menuju meja sekretarisnya.
"Permintaanku yang tadi tidak usah kamu buatkan. Saya minta tolong sekarang untuk memberikan data bernama Eunseo, mantan karyawan kita dulu serta perusahan JJ. Kirim ke alamat email saya kalau sudah. Terima kasih."
"Baik Pak." ucap sekretaris Sinb tanggap dengan permintaan sang bos
*Majja, Jeon Jungkook.. Laki-laki itu yang sempat beberapa kali datang kesini untuk bertemu Eunseo. Sepertinya mereka dulu dekat atau memang berpacaran? Tapi ada apa antara dirinya dengan Sowon Hyung?* batin Sinb kembali berpikir sambil berjalan kembali ke ruangannya
"Kenapa juga Sowon Hyung mengatakan kalau laki-laki itu tidak baik?" guman Sinb menutup pintu ruangannya
Saat Sinb hendak melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, sebuah email dari sekretarisnya tiba-tiba masuk dan langsung dibuka olehnya. Membaca semua data mengenai Eunseo dan juga detail dari perusahaan JJ. Sinb kembali mengerutkan keningnya lalu memijatnya singkat, Sinb benar-benar tak habis pikir kalau perusahaan JJ yang merupakan milik ayah Jungkook memiliki saham terbesar dari perusahaan Taehyung yang baru merintis. Sungguh mustahil menurut Sinb apalagi bagi perusahaan besar seperti JJ company yang mendapatkan saham terbesar untuk menyokong perusahaannya dari perusahaan rintisan. Bukankah seharusnya terbalik?
"Aneh..." gumam Sinb
Sowon seolah memberikan peringatan pada Sinb untuk lebih waspada dan berhati-hati lagi. Tentu Sowon tahu bagaimana perusahaan Sinb selalu menjadi sasaran utama untuk dijatuhkan karena perusahaan ayah Sinb berkembang sangat pesat setelah dipegang olehnya. Menenangkan kembali pikirannya dengan segala teka-teki tanpa arah ini, Sinb mengambil gelasnya lalu menengguk air putih.
"Si brengsek itu.. Rencana apalagi yang akan dilakukannya? Apa dia masih ingin menantangku sekarang? Hah...." gumam Sinb tersenyum tak percaya
Sore hari setelah pulang kerja, Sinb langsung turun menjemput Yerin yang sudah menunggunya. Nanti malam keduanya akan makan malam di rumah keluarga Hwang sekaligus membicarakan tentang rencana hari pertunangan yang lebih serius dengan kedua orang tuanya. Yerin yang mengiyakan ajakan itu begitu bersemangat, apalagi sudah lama juga dirinya tak bertegur sapa dengan keluarga Hwang. Bukankah ada baiknya juga untuk calon menantu perlu mendekatkan diri kepada keluarga pasangan?
Yerin tersenyum saat melihat Sinb berdiri di depan cafenya menatap sang calon istri yang sedang berlari kecil ke arahnya. Keduanya berjalan menuju basement dimana mobil Sinb biasa terparkir disana. Ada perasaan aneh yang Yerin rasakan daritadi, ketika melihat raut wajah Sinb cukup kusut seakan ada suatu masalah yang menganggu pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunrise [HIATUS]
Fiksi PenggemarSebuah lanjutan cerita / sequel dari FF Rainbow After The Rain (RATR) yang masih mengisahkan tentang tiga pasangan yaitu Sowon dan Eunha, Sinb dan Yerin lalu Yuju dan Yewon yang kini sedang menjalin kasih ke arah yang lebih serius. Namun kendala yan...