30. Lie

1.9K 164 34
                                    


Jungkook sedang  duduk di kursi taman kota ketika seorang wanita datang menghampirinya, tersenyum lembut ke arah Jungkook sebelum memutuskan untuk mengambil tempat di samping Jungkook.

"sudah lama menunggu?" pria tampan itu tersenyum, menggeleng pelan ke arah sang wanita yang biasanya ia panggil dengan sebutan Jieun . Yah Jieun memang telah lama menjalin pertemanan dengan Jungkook, mereka berdua bersabat sejak usia mereka 13 tahun jadi kalian semua bisa membayangkan seberapa lama mereka berdua bertumbuh  dan kemudian memutuskan untuk menjalani kehidupan rumah tangga mereka masing-masing. Sudah lama sekali mereka berdua tidak bertemu dan akhirnya tahun ini mereka kembali di pertemukan, tepatnya mereka berdua bertemu di rumah sakit tempat Jieun  bekerja dimana Jungkook, Jimin dan juga Taehyung di rawat.

"tidak, aku baru tiba sekitar 10 menit yang lalu. Bagaimana kandunganmu, apa kau sudah tahu jenis kelaminnya?" mata Jungkook berbinar saat ia menanyakan perihal kondisi kehamilan Jieun, yah sahabatnya itu memang sedang mengandung buah cintanya bersama dengan Jingoo. Jungkook menunduk, hampir menjatuhkan air matanya apalagi setelah ia mengingat saat ini Jimin telah mengandung buah hati mereka. Bohong jika Jungkook tidak merindukan Jimin karena mereka tidak lagi bertemu semenjak Taehyung menemukan donor jantungnya waktu itu. Setelah memastikan  operasi itu berjalan dengan baik, Jungkook memutuskan untuk menghilang dari hadapan semua orang. Memutus kontak dengan siapapun itu, termasuk Jimin dan juga Taehyung. Biarkanlah semuanya menganggap jika orang yang sudah mendonorkan jantung untuk Taehyung adalah dirinya dan bukannya Sehun, sahabat Taehyung.

Jungkook masih mengingatnya, bagaimana caranya ia meyakinkan pihak rumah sakit untuk memalsukan identitas  pendonor jantung Taehyung waktu itu. Jungkook bahkan rela membayar tinggi untuk itu. Mungkin Jimin akan hidup tenang dan juga lebih bahagia bila tahu  ia telah tiada namun ternyata  dugaannya itu salah karena kini pria mungil itu hidup bagai orang yang kehilangan arah, tak ubahnya  seperti kebanyakan pasien rumah sakit jiwa pada umumnya. Jimin belum percaya jika Jungkook telah meninggal dunia.

Jieun tersenyum, mengelus permukaan perutnya yang ia akui semakin buncit dari hari ke hari.

" usianya sudah 6 bulan dan untuk jenis kelaminnya aku belum tahu. Ada hal yang jauh lebih penting dari itu."

"apa itu?" Jieun mendongakkan kepalanya, tersenyum manis begitu melihat respon  yang di tunjukkan oleh pria itu.

"hal yang lebih penting adalah memastikannya lahir dalam keadaan sehat, aku dan Jingoo tidak ingin mempermasalahkan tentang hal itu karena bagi kami bisa melihat buah cinta kami itu terlahir ke dunia ini adalah hal yang paling membahagiakan, ini akan menjadi yang pertama untukku dan aku benar-benar tidak sabar untuk itu. Lalu, bagaimana dengan Jimin? apa kau sudah mencari informasi tentangnya?"

Jungkook menggelengkan kepalanya, tersenyum miris setelah menyadari sudah beberapa bulan ia tidak mencari tahu keberadaan Jimin. Sebenarnya bukan tidak mencari tapi Jungkook hanya tidak ingin bertemu dengan pria itu lagi karena ia takut Jimin akan prihatin setelah melihat seperti apa kondisinya saat ini. Benar-benar memprihatinkan dan juga mengundang rasa iba bagi siapa saja yang melihatnya. Bagaimana tidak jika saat ini fisik yang dulunya begitu subur kini berubah menjadi tak berdaya. Wajah pucat, tubuh yang kurus, rambut yang bahkan sudah rontok di mana-mana dan oleh karena hal itu maka Jungkook pun memutuskan untuk mencukur habis rambutnya, mengubahnya menjadi botak mungkin akan jauh lebih baik. Lagipula walaupun Jungkook botak wajahnya masih tetap tampan .

"aku tidak ingin Jimin melihatku dalam kondisi seperti ini. Aku tidak ingin Jimin menilaiku sebagai Pria yang lemah,
Jieun-ssi"

"lalu, bagaimana dengan dirimu?"

Can I Make You Love Me? (Dalam Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang