9th

12 0 0
                                    

Beberapa hari lalu, aku melihat salah satu akun instagram. Akun tersebut memberitahu bahwa, ketika bibir tak bisa berbicara, maka surat jadi jembatannya. Tak pikir panjang aku mengikutinya. Menulis surat cinta untuk seseorang—yaitu kamu.
Kutuliskan apa yang aku rasakan. Rasanya senang sekali bisa menulis surat, meskipun suratnya tak langsung sampai kepadamu—karena aku menuliskan nama samaranmu. Tak mungkin aku terang-terangan mengatakan itu kamu, bukan?
Yang jelas aku senang menulisnya. Hanya kamu yang aku tuliskan tulus dari hati. Tugas sekolah atau bahkan ospek seringkali disuruh menulis surat, hanya saja itu berdasar kisah orang lain.
Yang pasti, terima kasih, ya, sudah hadir di duniaku, turut mewarnai duniaku.
I hope you always happy.

MengagumimuWhere stories live. Discover now