part 17

11K 568 19
                                    

Pagi sekali Tere sudah bangun dan menyiapkan sarapan untuk Aksa. Sengaja ia bangun pagi agar nanti bisa pulang terlebih dahulu ke Apartemennya. Lantas ia langsung berjalan menuju kamar Aksa untuk memberitahu bahwa ia sudah menyiapkan sarapan.

Tok tok tok

"Pak.Nasi gorengnya sudah saya siapkan di pantry." ucap Tere dari luar.

Tak lama Aksa membuka pintu dan mendapati Tere masih berdiri di depan pintu kamarnya sambil membawa tas.

"Kamu mau langsung ke kantor?."

"Ouh itu. Saya mau pulang dulu."

"Ya sudah, kamu boleh pergi sekarang." Titah Aksa.

"Kalau begitu saya permisi pak." Pamit Tere.Setelah itu Tere langsung berjalan meninggalkan Apartemen Aksa.

Sedangkan Aksa berjalan ke pantry untuk memakan nasi goreng yang sudah Tere buatkan untuknya.

Baru satu sendok yang masuk ke mulutnya. Raut wajahnya sudah berubah, seolah ada yang salah dengan nasi gorengnya. Buru-buru Aksa memuntahkannya.

"Wajah dan penampilannya saja yang menarik. Ternyata bikin nasi goreng aja gak bisa." Monolog Aksa. Tentu saja ia sedang berkomentar tentang nasi goreng yang Tere buatkan yang ternyata sangat asin.

**********

08.30 Wib

"Mampus. Udah telat ditambah jalanan masih macet." Gumam Tere pada dirinya sendiri. Sekarang ia masih berada di mobilnya. Padahal tadi Aksa sudah mewanti-wantinya untuk tidak telat. Biar saja nanti bossnya mengoceh panjang kali lebar toh ia telat bukan karena di sengaja.

Akhirnya setelah mengahadapi kemacetan ibu kota. Tere sampai juga di kantor, tepat pukul 08.59 Wib. Dengan sedikit berlari ia memasuki lobby dan langsung menuju ruangannya.

"Huftt. Untung pintu masuk ke ruangan ada dua, jadi gue nggak harus langsung kena damprat si boss." Ujar Tere pada dirinya sendiri dengan nafas tersenggal karena berlari dari basement sampai lobby.

Setelah itu ia mulai memeriksa semua jadwal Aksa hari ini. Lantas ia langsung berjalan menuju ruangan Aksa yang berada tepat di samping ruangannya.

Saat sudah berada tepat di meja Aksa. Tere mengernyitkan dahinya melihat meja Aksa masih rapih. Biasanya sudah ada laptop yang menyala dan dokumen-dokumen yang sudah nangkring di meja Aksa untuk ditandatangani.

Hingga Tere melihat sebuah note's yang ada di meja Akasa. Ia langsung mengambilnya kemudian membacanya.

To: Teresha

Saya tahu kamu akan telat. Maka dari itu saya menulis ini. Hari ini saya bersama Ana akan meninjau proyek pembangunan villa yang ada di Bogor. Jadi tugas kamu adalah meng-cancle semua jadwal saya hari ini. Karena kemungkinan saya akan pulang sore hari.

From : Aksa

Tere menghembuskan nafas lega setelah membaca note's dari Aksa. Tapi kenapa Aksa tidak langsung mengirim pesan kepadanya.
Kenapa harus dipikirin? itu Aksa bukan makhluk lain. Jadi tidak aneh kalau ia bertindak sesukanya.

Tanpa pikir panjang setelah meng-cancle semua kegiatan Aksa hari ini. Tere sudah berada di ruangan Divisi keuangan. Rasanya ia rindu berada di ruangan ini. Padahal ia hanya beberapa hari berada disini setelah itu as you know lah, tiba-tiba ia di angkat jadi asisten pribadinya Aksa.

"Jadi si boss sekarang lagi sama Mak lampir itu?." Tanya Nisa memastikan. Setelah Tere menceritakan kalau Aksa sedang tidak ada di kantor.

"Iya." Jawab Tere.

Ex Boss! My Husband [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang