¹ Neighbors

2.6K 258 7
                                    

Bruk

Lagi, dan lagi suara benturan itu terdengar lagi. Dia sendiri juga tidak tau kapan semua itu akan berakhir, lalu mulai terdengar suara teriakan tegas seorang laki-laki.

Suaranya sangat keras, seakan tidak peduli jika orang lain dengar. Dan juga kata-katanya sangat tidak patut keluat dari mulut kotornya itu.

Di menit kemudian, suara gaduhnya berhenti. Dan tergantikan dengan suara isak tangis perempuan. Dia yang mendengar itu langsung keluar dari flat kecilnya.

Sosok itu terduduk memeluk kakinya dengan erat, seakan raganya adalah yang paling berharga sekarang. Tangisannya semakin kencang mengingat kejadian tadi. Sampai ada satu tangan yang menepuk kepalanya.

"Berhentilah menangis.."

Sosok itu kemudian mengangkat kepalanya melihat seorang wanita mencoba untuk menenangkan nya. Sepengetahuan dia, wanita ini adalah tetangga flat nya. Namun mereka jarang berinstraksi karena mempunyai kesibukan masing-masing, Mereka hanya sebatas bertatap mata jika bertemu.

"Woman is god.."

Kata wanita itu sekali lagi, kemudian dia mengambil sapu tangannya dibalik kantong celananya. "Ingin sesuatu yang hangat?" Tawar wanita itu seraya memberikan sapu tangannya.

¤¤¤

"Coklat panas?" Tawar wanita tadi, kemudian di balas anggukan lemah oleh sosok yang menangis tadi. Tubuhnya sekarang dibalut oleh selimut milik wanita baik ini.

Dia duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan Televisi dan juga meja. mengingat flat ini sangat kecil dan juga di kelilingi mayoritas masyarakat kelas bawah. Tidak beda jauh dengan flat dia.

Sekarang musim dingin, dan banyak juga penghuni flat disini yang menghabiskan waktunya di dalam flat mereka masing-masing. Tetapi tidak dengan dia tadi, dia melakukan itu karena suatu kendala. Dan tapi berujung naas seperti tadi.

"Lisa, namaku Lisa. Kau bisa memangilku dengan itu.." dengan tiba-tiba pemilik flat itu selesai dengan urusannya lalu memberikan secangkir coklat panas itu kepadanya

"Thanks Li-Lisa..."

Wanita yang bernama Lisa itu tersenyum,
"Tidak apa-apa Jennie, anggap saja ini sebagai rasa terima kasihku kepada dirimu karena waktu itu kau telah menolongku..."

Detik itu juga, sosok yang Lisa panggil namanya dengan sebutan Jennie berhenti mengnyeruput coklatnya. "Ba-bagaimana kau tau namaku?"

"Aku mengetahuinya dari tetangga yang lain, hanya saja kau yang terlalu tertutup."

Jennie hanya tersenyum lirih, dia bukan tertutup hanya saja si brengsek itu yang mengurungnya. ingin sekali dia melihat dunia dengan senyuman, bukan kekerasan. singkat cerita dia tinggal bersama suaminya yang dia cintai tetapi itu dulu.

waktu yang menjawab semuanya, sekarang Jennie membenci pria itu. dia selalu memberikan pukulan gratis yang dia mau karena hal sepele, sekarang hubungannya dengan suaminya berada di dalam lingkaran Bad Romance. 

pernah sekali Jennie keluar dari flat untuk membeli kebutuhan sehari-hari, tetapi di jalan pulang dia bertabrakan dengan seorang pria. alhasil pria itu menolong dan membantu Jennie merapikan barang-barangnya. tetapi kejadian itu di lihat oleh suaminya yang entah kapan ada di situ.

tidak butuh lama untuk tangannya melayangkan pukulan keras ke pria yang membantunya sampai babak belur, Jennie yang melihat itu tidak tinggal diam. ingin sekali dia memisahkan suaminya tetapi tenaganya terlalu kecil untuk menjegah.

Wansut - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang