1. Pindahan.

30 6 8
                                    

Nekat banget bisa di bilang.

Fayyana Suhaa, bungsu keluarga Suhaa yang ngotot banget kuliah di luar kota, padahal manjanya tidak ketolongan.

Menempati kamar nomor 14 di kos khusus perempuan, kos kenanga. Kos elit yang di pilihkan langsung oleh Yoongi—abang satu-satunya—yang sebenarnya ogah sekali lepaskan adiknya untuk jauh dari rumah.

Orang yang paling ngotot menentang ide nekat Yana tapi sekarang malah jadi orang yang semangat betul geret koper putih besar milik adiknya memasuki kamar kosan.

“Lo bawa apa sih dek, berat banget ni koper!”

Ya walaupun agak bawel, tapi tetap saja di lakuin. Padahal Yana tidak memaksa, kok.

Semua sudah di turunkan dari bagasi mobil. Hanya ada sebuah koper dan beberapa paperbag yang berisikan tas juga sepatu alias kerempongan gaya anak gadis yang gak mau ketinggalan jaman. Gak boleh di tinggal! begitu kata Yana sewaktu mama beri saran untuk bawa barang seperlunya saja dan selebihnya bisa beli di kota tujuan.

Yana ngotot bawa semuanya. Tapi berkat semburan Yoongi yang kalau ngomong agak nyelekit alias jujur banget, akhirnya Yana pasrah bawa beberapa saja.

Mereka sudah sampai teras kamar, sudah di temani ibu kos yang super ramah, masih muda dan gampang senyum. Katanya panggil saja ‘Bu Siska’. Beliau tinggal di rumah besar di seberang pagar kosan. Sedangkan anak-anak di kos di pasrahkan ke  mang June—satpam kos—yang menghuni kamar 01.

Tenang, setiap sudut di lengkapi CCTV dan di pantau langsung oleh mang June—begitu pula Bu Siska dari rumahnya.—Semua aman terkendali.

Beliau membukakan kunci kamar sambil menjelaskan beberapa hal seputar kamar yang akan Yana tempati.

Lanjut memasuki pintu kamar. Jangan bayangkan single bed dan satu lemari seadanya saja. Kosan elit jelas beda.

Kasur Queen size, lemari tiga pintu dengan kaca fullbody, Satu meja belajar beserta rak buku. Dinding putih  bersih dengan jendela besar di sebelah pintu masuk. Ada pintu geser transparan di tengah ruangan yang menjadi pembatas antara dapur dan kamar, itu adalah dapur minimalis—yang di lengkapi dengan kompor listrik, wastafel, juga kulkas satu pintu— yang bersebelahan dengan kamar mandi dalam.

Bersih, terang dan nyaman walau tidak terlalu besar.

Sempurna, Yana suka!

“Makan siang dulu aja, baru beberes.” Yoongi menyarankan.

Kini dia tengah duduk di kursi yang sepaket dengan meja belajar sambil perhatikan Yana yang sudah menggelepar di atas kasur tanpa seprai.

Sehabis Room tour singkat dengan ibu kos, Yana yang kepalang lelah gak pakai mikir langsung lempar diri ke atas kasur sampai memantul. Yoongi cuma bisa geleng-geleng kepala.

“Udah siang ini dek. Ayo buruan! Sekalian cari masjid kan kita belom solat dzuhur.”

Sorry nih, gue lagi bulanan.”

“Kampret! Bukannya bilang dari tadi biar gue duluan aja.”

“Yaudahlah buru ayo, di depan ada masjid juga!”

Betul, sekitar seratus meter dari gerbang, ada bangunan masjid lumayan besar.

Yana berdiam diri di mobil selagi menunggu Yoongi selesai solat, Ternyata tepat di sebelah Civic R milik Yoongi terparkir Mini Cooper yang Yana duga milik pemuda yang kini sedang selonjoran di pojok masjid—terlihat karna masjid di dominasi dinding kaca.— Masih pakai sarung, wajahnya tidak terlihat jelas tapi Yana sudah mikir itu cowok PD banget pakai Mini Cooper yang kalau kata Yana mobil cute kaya gitu mah mobil cewek banget!

Udah ayo, mau makan apa, dek?”

Saking fokusnya mikirin Mini Cooper sampai tidak sadar Yoongi sudah duduk di kursi pengemudi. Yana kaget tapi Yoongi tidak ambil pusing.

“Nasi Padang?”

“Gas aja.”

Yana cengengesan, sudah lapar sekali dan porsi nasi Padang yang super menggunung sudah terbayang di dalam kepala.

“Abang traktir kan?”

Mereka sudah masuk jalan raya saat Yoongi mengangguk ganteng, kalau lagi baik begitu Yoongi memang selalu terlihat ganteng di mata Yana.

Hm.

Lupa saja dia kalau sore nanti Yoongi sudah harus pulang ke Jakarta, meninggalkan Yana yang harus siap hidup sendirian di kota orang, walau katanya Bandung itu bersahabat. Kita tidak bisa berharap banyak pada Yana yang berjiwa manja.

Yasudah, sih.

Selamat berjuang Fayyana!









Kost ➖PjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang