28.LOVE IS CINTA

894 54 0
                                    


Sebelum berselancar dengan dunia luar,akan lebih baik belajar mengerti keadaan sekitar terlebih dahulu

***

DIATAS meja makan,Naya hanya mengaduk nasi goreng yang beberapa menit lalu dia ambil.
Pandangnya kosong kedepan walaupun tangannya bergerak.
Pernyataan Zou tadi malam benar-benar sukses membuatnya kepikiran,bahkan dia tertidur sampai jam tiga pagi karena otaknya melayang membayangkan ucapan Zou, seperti radio rusak kata-kata Zou terus berputar di kepalanya.

Apakah sedahsyat ini efek jatuh cinta.Seharusnya dia senang karena lelaki yang dia kejar sejak dua tahun lalu itu akhirnya bisa membuka hati untuknya, yang dari awal padahal sudah benci tidak ketulungan.
Tapi entah kenapa tiba-tiba hatinya ragu karena akhir-akhir ini masalah silih berganti menyapanya karena perjuangan cintanya.

Oh Naya what the hell with you!

"Lo kenapa Nay?"suara seseorang didepannya membuat matanya mengerling,hanya bola matanya yang bergerak.

"Enggak ada!"

"Kok enggak dimakan,"Nara melirik makanannya yang masih utuh.

Naya hanya menggeleng, kira-kira sudah berapa lama dia melamun sampai Nara yang tadinya sibuk dengan sarapannya langsung sadar.

"Lo sakit----"

"Cepat habiskan makannya Nara,"seru Sidar melirik keduanya.

Otomatis membuat Nara menunduk, padahal dia ingin melanjutkan ucapannya.

"Kalo tidak mau makan jangan mengeluh jika nanti sakit,"ujar Sidar yang langsung melenggang pergi.

Ditempat Naya menganga tidak percaya, bibirnya langsung membentuk garis lurus.

"Nay,"panggil Nara yang juga tersenyum bahagia.

"Mama....."Naya menggantungkan ucapannya dengan telunjuk yang masih mengarah kemamanya.

Nara mengganguk mengulas senyum.

"Awal dari segalanya,"Nara mengedipkan sebelah matanya.

Seketika fikirannya tentang Zou langsung terganti dengan kebahagiaan, kata-kata yang dilontarkan mamanya barusan benar-benar seperti danau ditengah Padang pasir.

***

Naya memakai jas praktek diperjalanan menuju LAB, dengan tergesa dia menyusul Riri dan Diana yang jalan lebih dulu didepannya.

Dasar teman terlaknat, mentang-mentang dia tidak bisa membuat laporan hasil praktek alhasil dia harus mencari bahan praktikum yang sangat sulit, seperti mencari air aki,solder sampai meminjam bor listrik yang entah akan digunakan untuk apa.

"Cepatnya,"ledek Diana mengambil alih barang-barang seraya menatap Naya.

Naya hanya melirik sekilas, nafasnya belum lagi teratur.

"Sampe kotor jas gue gara-gara kena oli dibengkel,"ujarnya kesal mengusap lengan jasnya yang terkena bercak hitam.

"Semua itu butuh perjuangan bukan,"Riri ikut menimpali sambil tertawa.

Sesampainya di LAB Naya langsung menyandarkan punggungnya dikursi tepat dibawah kipas angin.

"Uluhh bocil gue kenapa,"Marcell yang baru datang mengusap rambut Naya.

"Zou nembak gue Cell,"sontak Marcell diam kakinya yang akan melangkah bergabung dengan teman yang lainnya langsung terhenti.

Otomatis dia menoleh membalikkan tubuhnya, seharusnya dia tidak boleh sekaget ini karena memang tau akan seperti ini,tapi otaknya merespon lain.

Alnaya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang