“Langit sore sama halnya dengan langit pagi. Mereka hanya beda datang dan pergi.”
***
Sorry for typo and happy reading💕
***
“Kenapa, Ra?”
“Dompet gue mana, ya?”
“Ha? Dompet?”
Ara mengangguk sambil mencari dompet hitam miliknya di sekelilingnya.
“Emang lo bawa dompet?”
“Iya.” Ara bingung sekaligus panik.
“Lah terus, lo taroh mana?”
Ara menggeleng.
“Lah, kok bisa?”
Ara mencoba menenangkan pikirannya agar bisa mengingat di mana ia meletakkan dompet itu. Sejenak ia berpikir, sambil memejamkan matanya––mengingat-ingat kapan terakhir kali dompet itu berada di tangannya. Ia terus mencoba sampai ingatannya mengatakan jika ia masih membawa dompet itu saat di pintu kantor.
Ia menjentikkan jarinya. “Ah!!!”
“Kenapa? Lo inget sesuatu?” tanya Maya penasaran.
Namun, Ara malah menggelengkan kepalanya.
***
“Lo belum pulang, Ra?”
Ara menoleh ke arah Gema yang berdiri di balik sekat pembatas yang buram. Sambil menampilkan senyum, ia menjawab, “Belum, gue mau nyelesein ini.” Setelah itu, ia kembali menghadap ke komputernya.
Gema mengangguk-angguk paham. “Lo mau pulang jam berapa?”
“Mmmmm …,” gumam Ara sembari melihat ke arah jam dinding. “Habis magrib, menjelang isya,” lanjutnya setelah melihat angka pada jam itu.
“Gue temenin, ya?”
“Ha?” Dahi Ara terlihat berlipat-lipat, kebingungan.
“Gue temenin lo. Sekalian nanti pulang bareng. Mau ‘kan?” ucap Gema tanpa ada keraguan dalam dirinya.
Ara mengucapkan kata-kata yang terbata-bata. Ia sendiri bingung harus bagaimana menanggapi Gema. “Nggak usah, Gem. Gue biasa pulang sendiri kok,” tolaknya, mencoba sehalus mungkin.
“Nggak papa, gue pengin nemenin lo kok. Lagian kalo gue pulang jam segini, bingung juga mau ngapain,” balas Gema.
“Tapi, ini masih banyak. Nggak papa?” Ara mencoba mencari alasan lain.
Gema menggeleng, menandakan jika tak apa.
“Ya udah, bentar, ya?”
Gema mengangguk dengan senyuman manis terpampang di wajahnya yang tampan. Sementara di sisi lain, Ara merasa kurang nyaman karena tidak biasa ditunggui seperti itu. Terlebih lagi, orang yang menunggunya adalah orang yang baru ia kenal beberapa jam lalu. Jujur, itu sangat membuatnya tidak nyaman. Namun sebagai first impression, tentunya ia harus menunjukkan sikap yang baik bukan?
Setengah jam berlalu, dan Ara sudah berusaha untuk menyelesaikan naskahnya tepat waktu. Namun kenyataannya, ia belum bisa karena terkendala beberapa faktor. Salah satu yang dominan adalah Gema. Laki-laki asing yang sedang menungguinya hingga tertidur pulas di kursi kerjanya.
Ara memperhatikan Gema yang sedang tertidur di atas kursi kerjanya. Posisi tidurnya sangat tidak nyaman. Namun, bagaimana bisa ia terlihat tidur pulas dengan posisi seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Suara (2021)
RomanceAda apa dengan Suara Adriana? Mengingat kembali masa lalu, membuatnya merasakan kebahagiaan dan kesedihan secara bersamaan. Bahagia melihat orang di masa lalunya ada di hadapannya. Sedih yang teramat dalam ketika melihat fakta yang berkebalikan. Se...