"Sungchaaan!"
"Chan Chan!"
"Sungchaniiie!"
Semenjak sekolah, Mark jadi lebih ribut. Dia selalu memanggil adiknya untuk diajak bermain sepulang sekolah. Tidak harus bermain sih. Terkadang makan, terkadang belajar.
Saat ini, Taeyong sedang membantu Mark belajar. Sesi rutin tiap malam itu berganti. Bisa bahasa, bisa menggambar. Kali ini pelajaran berhitung.
Mark mengeluarkan satu persatu bola dari kantung. "lima...enam...tujuh!"
"Pintar!" Taeyong bertepuk tangan. "Mark mau snack?"
Taeyong akan memberi reward pada Mark sehabis belajar. Mark akan selalu mengangguk. Dia suka snack!
"Cheesecake?" Mark mengeluarkan puppy eyes.
"Sedikit ya." Taeyong mengizinkan. "Titip Sungchan ya, tolong dijaga adiknya."
Taeyong pergi ke dapur. Dia membuka kulkas, lalu memotong seperlima cheesecake untuk Mark. Dia menimbang ragu, lalu menambah satu sendok kue supaya Mark bisa berbagi dengan Sungchan.
Taeyong mendorong pelan pintu. Dia ingin mengintip. Taeyong ingin tahu apa yang Mark dan Sungchan lakukan tanpa dirinya.
"Astaga, Mark!" Taeyong berlari.
Taeyong buru-buru membuka selimut yang menutupi kepala Sungchan. Anak itu tidak menangis. Sungchan malah ikut tertawa bersama kakaknya.
"Sungchan tadi menguap. Ya sudah aku selimuti." Mark menubruk Sungchan. Keduanya jatuh ke karpet sambil tertawa-tawa.
Taeyong meringis. "Ya jangan dibungkus juga adiknya, Mark."