45

2.3K 207 25
                                    

.

.

.

Jihoon terdiam cukup lama. Ia masih memperhatikan ke arah mana tadi Hoseok berjalan hingga hilang di kegelapan malam. Ia tak mengerti ada apa sebenarnya, namun entah mengapa ia merasa tak enak pada Hoseok. Mungkin aku harus minta maaf padanya-- pikir Jihoon.

"Jihoonie,"

Sentuhan di lengannya serta suara panggilan dari Jimin membuat Jihoon menoleh. Jihoon mengerucutkan bibirnya saat Jimin menatapnya dengan dahi mengerut. Terlihat gurat kekhawatiran di wajah masternya itu.

"Ada apa?" Jimin bertanya selembut mungkin.

"Tidak ingin lanjut bercerita?" Yoongi menatap Jihoon dengan bosan.

Jimin mendelik. Meskipun usia Jihoon lebih tua dari penampilannya, tapi dia tetaplah seperti anak-anak bagi Jimin. Hati Jihoon sangat lembut hingga hal ini pasti membuatnya sedih. Bagi Jihoon, kenyamanan orang disekitarnya adalah hal terpenting. Dengan Hoseok yang pergi begitu saja, Jihoon pasti merasa jika pria itu tak nyaman dengannya.

"Jihoonie, Hoseok hanya butuh angin segar. Kami tidak terbiasa tanpa Taehyung seperti ini. Makanya dia terlihat seperti itu." Jimin menepuk pundak Jihoon pelan.

"Benarkah?" Raut wajah Jihoon masih terlihat sedih.

"Tentu saja. Kau tidak perlu khawatir." Jimin menambahkan.

"Kalau begitu, katakan saja jika kalian tidak nyaman dengan ucapanku. Aku akan langsung berhenti saat kalian merasa tidak nyaman." Jihoon menatap Yoongi, Jungkook, dan Seokjin bergantian.

Ketiga orang itu kemudian mengangguk. Mereka mulai fokus untuk mendengarkan ucapan Jihoon berikutnya.

"Kenyamanan kalian adalah yang utama bagiku. Jadi, katakan saja jika ucapanku membuat kalian merasa tidak enak." Jihoon mengangguk pelan.

"Awalnya para wizard tidaklah banyak. Maksudku klan wizard tidak besar seperti beberapa tahun sebelumnya." Mulai Jihoon.

Wizard? Tidak banyak seperti sebelumnya? Apa maksudnya?-- pikir Jungkook.

"Dewi Bulan menunjuk beberapa makhluk suci untuk memilih orang special yang akan selalu menjaga keseimbangan alam ini. Para wizard diberkahi keistimewaan yang begitu besar hingga kami semua dapat melihat cahaya yang berpendar dari diri mereka." Jihoon memejamkan matanya sejenak.

"Cai Xukun, aku, unicorn klan Hellinger, hewan suci klan Decker, Heart diamond klan Gauthler, dan tongkat sihir klan Laftwich. Kami semua yang menunjuk salah satu dari kalian untuk menjadi wizard dan menjaga keseimbangan alam ini."

"Tunggu sebentar. Tongkat sihir? Aku bahkan tidak mengetahui benda itu." Seokjin mengerutkan dahinya bingung. Ia merasa tak pernah tahu tentang hal ini.

"Kami hanya memilih orang yang dipercaya dari tiap klan. Dan untuk tongkat sihir itu, ku pikir Master Yuri menghancurkan tongkat itu karena suatu alasan."

"Alasan? Tapi, apa?"

"Aku akan menceritakannya. Awalnya klan Laftwich sangat dihormati, mereka adalah klan wizard hebat dan bisa diandalkan. Namun, beberapa dari mereka merasa iri karena keberadaan tongkat sihir itu menjadi petanda bahwa sang pemilik adalah orang terhebat di klannya. Klan Laftwich memiliki orang-orang yang pintar, namun hal itu justru memancing perang saudara diantara mereka. Saat perang terjadi, Master Yuri membawa kami semua untuk menghentikannya. Namun semua terlambat. Terjadi pertumpahan darah dimana-mana. Maka dari itu, Master Yuri membawa seorang anak laki-laki dan menghancurkan tongkat itu. Jiwa tongkat itu bahkan tak ingin bangkit kembali hingga saat ini. Dan mungkin, anak laki-laki yang Master Yuri bawa adalah kau. Kejadian itu tepat satu tahun sebelum Master Kim lahir.

The Wizard [Taekook] END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang