Bagian 9 : Jenny is here!

88 46 9
                                    

"Dincintai atau mencintai.
Aku lebih memilih mencintai.
Sebab aku tau, bagaimana rasanya tak dicintai."

-Alicia Maurine


🍀🍀🍀


Alice merapikan buku-bukunya dan bersiap untuk pulang ke kamar kosnya. Namun saat akan berdiri dari kursinya, Yuna menahan tangannya dan mengisyaratkannya untuk tetap duduk.

Yuna menatap Alice seraya memasukkan bukunya ke dalam tas. Diliriknya kelas mereka sudah mulai sepi. Bahkan Laras sudah meninggalkan kelas sedari tadi. Setelah kelas benar-benar dalam keadaan kosong, barulah Yuna berbicara.

"Gue mau ngomong sama Lo, Al."

Gadis yang dipanggil Al itu tidak bersuara. Hanya menatap datar pada manik yang tertutup soflen abu-abu di depannya. Menanti Yuna berbicara.

Yuna menghela nafas gusar akan kediaman Alice.
"Lo kenapa Al? Lo ada masalah? Jangan begini, please.. Lo bikin gue negatif thinking  sama Lo, tau gak." ia mengeluarkan uneg-unegnya.

"Lo bukan Alice. Lo siapa?" Akhirnya Yuna menanyakan hal itu. Hal yang sudah terpendam di otaknya kecilnya sejak tadi.

Gadis dihadapannya memiringkan bibirnya jengkel. Tak habis pikir mengapa gadis soflen abu-abu itu begitu penasaran dan repot-repot mengurusinya.
"Lo siapanya Alicia?" Tanya gadis dengan tatapan setajam elang itu dengan angkuh.

"Gue Yuna, salah satu teman akrab Alice. Gue tanya sekali lagi, Lo siapa? Dan kenapa Lo bisa ngambil alih tubuh Alice?" Yuna masih menahan emosinya melihat sikap gadis itu yang begitu angkuh dan sinis.

Sabar Yun, masih harus sabar..

"Gue Jenny. Orang yang paling tahu segalanya tentang Alice. Lo sebut diri Lo teman akrabnya? Masih jauh. Lo bahkan gak tahu apa-apa tentang Alice sedikit pun." gadis itu berdiri hendak melangkah meninggalkan kelas, namun lagi-lagi tangannya ditahan oleh Yuna.

Kali ini tatapan Yuna tak lagi hangat seperti sebelumnya.
"Terserah Lo siapa, yang jelas Lo udah ngambil alih tubuh Alice! Apa tujuan Lo?" Yuna menekankan setiap kata-katanya. Menimbulkan efek intimidasi.

Namun Jenny sama sekali tidak terpengaruh dengan nada bicara Yuna.
Ia mendesis dan menatap tajam tepat pada manik Yuna. Membuat gadis itu tersentak namun tetap berusaha terlihat tenang.

"Gue gak ngambil alih atas keinginan gue, ini murni keinginan Alice. Dia butuh istirahat dari dunia ini untuk sementara waktu dan itu gunanya gue diciptakan." gadis bermanik tajam itu menjeda ucapannya.  Netra legamnya semakin menusuk kedalam manik berlapis soflens milik Yuna.

"Lo bukan siapa-siapanya. Karena cuman gue yang ada di dalam hidupnya." tekan Jenny dengan mengarahkan telunjuknya tepat pada wajah Yuna.

Jenny melepas jijik tangan Yuna dari pergelangannya. Kemudian melangkah pasti keluar kelas. Meninggalkan Yuna dalam keheningan. Yuna tertegun, merasa tak percaya dengan apa yang baru saja mereka bicarakan.

Alice, Jenny..
Itu kepribadian ganda atau kerasukan?

Yuna mencoba berpikir logis. Tidak mungkin ada arwah penasaran yang merasuki tubuh Alice.
Diluar dari segala pemikirannya tentang perubahan Alice. Yuna kecewa pada dirinya sendiri yang nyatanya sama sekali tidak tahu tentang keadaan temannya sendiri.

Ia sudah merasa sebagai orang terdekat Alice, namun ia bahkan sama sekali tidak mengenal Alice dengan baik.
Ucapan Jenny benar, Alice punya segudang rahasia yang tidak akan pernah bisa ia duga.

For the Moon & the Night Sky [SEMI HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang