Kiara Ngambek

11 2 0
                                    

Kiara tampak gelisah,sedari tadi terus saja bertukar posisi mencari kenyamanan untuk dia bisa tertidur.

Entah apa yang di pikirkan nya sekarang hingga gelisah seperti itu,sudah cukup.
Dia mengambil posisi duduk lalu bersandar ke dipan.

"Apa gue gila? Dari tadi mikirin Fiqran.
apa mungkin dia mikirin gue sekarang?" monilog nya sendiri sambil memeluk boneka  teddy bear kesayangannya itu.

Kiara beranjak dari kasurnya menuju jendela yang lansung memperlihatkan rumah Fiqran.

"Gue gak tau rasa ini tumbuh Fiq,tapi gue udah nyaman bahkan udah suka sama lo.Gue harap lo juga mempunyai rasa yang sama" Ungkap nya lalu kembali menuju kasur dan berniat untuk tidur.

•••

Kiara telah rapi dengan seragamnya sekarang,wajah nya,terlihat fresh sekali.
setelah mencari posisi tidur yang nyaman akhinya dia tertidur dengan pulas semalam dan bangun saat pukul 5 pagi.

"Bikk,aku berangkat yaa" Teriak Kiara setelah meminum susu yang terhidang di meja makan.

Bi Asri tergoboh goboh menghampiri nona muda nya,wajah nya begitu ceria hingga membuat,heran dirinya.

Bi Asri melirik jam yang masih pukul setengah tujuh,tidak biasanya Kiara berangkat,sepagi ini.

"Eh non tunggu" Teriak Bi asri yang menghentikan Kiara.

"Iya ada apa bik?" Tanyanya.

"Non ini masih pagi lo,kok udah berangkat,terus sarapannya juga belum di makan Non"

"Aku makan di kantin aja Bik,aku mau ke rumah Fiqran dulu bik,Assalamualaikum"Teriak Nya sambil berlari keluar dari rumah besar itu.

Bi Asri tersenyum bahagia,ini ternyata yang membuat nona muda nya tersenyum senyum dari,semalam.

"Haii" Sapa Kiara kepada Fiqran yang tengah ngelap motor kesayangan nya itu.

Fiqran menoleh serayah tersenyum ke arah Kiara.

"Ceria amat lo hari ini,kenapa?" Tanya Fiqran dengan masih membersihkan motornya itu.

"Hmm,gak tau.Gue rasa sama aja sama hari biasa biasanya" Balas Kiara acuh.Benar bukan emang ceria terus,hehe mungkin.

"Ceria ndas mu" Final Fiqran lalu menyalakan mesin motornya.

"Fiq,kamu gak jadi sarapan? Bunda udah masakin nasi goreng kesukaan kamu loh" Sapa Bundanya yang baru datang dari dalam rumah nya

"Di kantin aja deh bun,udah keburu telat,ayo Ki,lo mau bareng gue kan?" Lirik nya ke arah Kiara.

Setelah itu,Desi melirik ke arah Kiara seolah bertanya siapa dirinya.

"Mm,hai tan.Aku Kiara,tetangga sebelah" Ucapnya agak kikuk sambil menyalami Bunda Fiqran itu.

Seperti kebiasaannya yang tak pernah berubah,Kiara agak pemalu sama orang baru,tapi jika,sudah akrab terlanjur malu maluin.

Desi mengelus rambut lurus Kiara seraya tersenyum manis kearahnya.
"Saya Desi,bunda nya Fiqran"

"Cantik ya Fiq" Ucapnya kemudian.

"Cantik dari mana sih bun,orang jelek kayak gitu di bilang cantik,baper ntar" ungkap Fiqran di sertai cengengesan.

Kiara melirik tajam ke arah Fiqran,bisa bisa nya dia mengejek sekarang.Awas saja nanti akan dia berikan pelajaran pada bocah itu.

"Udah udah,berangkat gih,ntar telat loh"Suruh Bundanya.

"Yaudah aku berngkat ya bun,assalamualaikum" Ucap Fiqran lalu di lanjuti dengan Kiara yang manyium punggung tangan bunda Desi tersebut.

Ditengah perjalanan menuju sekoalah hnaya keheningan disana,tak ada dari mereka yang ingin membuka suara terlebih dahulu.

Kiara pun sama,dia terlalu malas untuk membuka suaranya,bisa dikatakan dia sedang tidak mood gara gara Fiqran yang menertawainya tadi,apalagi di depan Bunda Fiqran itu sendiri.

Sepele memang,namun begitulah perempuan bukan,lebih mementingkan mood nya dari pada orang lain.

Fiqran yang tidak biasa dengan keadaan seperti ini pun,mengalahkan egonya dan membuka suaranya.

"Kia? lo kenapa?" ujarnya membuka suara.

Kiara tak lansung menjawab pura pura menulikan telinganya.

"Kiaa,Lo kenapa sih" ulangnya dengan sedikit berteriak karna padat nya jalan raya sekarang ditambah lagi karna Kiara mengacangi nya tadi.

Nihil,Kiara masih saja tak menjawab pertanyaan Fiqran,hingga akhirnya tak ada suara di antara makhluk hidup itu sampai tiba di sekolah.

Fiqran memberhentikan motor bya di parkiran tempat biasanya dia parkir.
Dan setelah itu,Kiara turun tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulut nya.

"Tu anak kenapa sih,prasaan gue gak ngapa ngapain deh" Gumamnya.




Kiara Dan FiqranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang