Pindah

5.8K 750 126
                                    

Haru tersenyum lembut, "Kalau itu memang keinginanmu aku pasti akan menurutinya."

"Kau ini memang sangat penurut ya, kalau kau tak suka kau bisa menolak." -Daisuke

"Tidak, itu sudah tugasku sebagai pelayanmu Daisuke-sama." Jawab Haru.

Daisuke menempelkan hidupnya pada daun telinga Haru lalu menghirupnya pelan, "Tapi soal yang kulakukan belakangan ini bukannya kau tak suka? Maafkan aku, aku tak bisa mengontrol fetishku terhadapmu. "

Haru merasakan sensasi geli pada telinganya,  "Ehmh.. ya kalau boleh jujur aku tak suka tapi kembali lagi pada prinsipku, aku akan menahannya sebisa mungkin. Apapun itu akan kulakukan untukmu Daisuke-sama.

"Lalu kalau begitu aku ingin kau tinggal bersamaku." -Daisuke

Haru sedikit bergeming, "Apa maksudnya Daisuke-sama?"

"Aku baru saja membeli mansion pribadi, tinggalah bersamaku disana." -Daisuke

"B- berdua?"

"Iya hanya kau dan aku." -Daisuke

***

Beberapa hari kemudian, mereka berdua memutuskan untuk tinggal di mansion baru milik Daisuke. Mansion itu terkesan megah dan mewah, disana juga banyak beberapa pelayan dan penjaga.

Selama disana Haru sama sekali tak diperbolehkan beres-beres atau bekerja, Haru sempat menolak dan mengatakan bahwa "Aku juga pelayan Daisuke-sama sudah tugasku untuk membantu."

Tapi perintah selanjutnya berhasil membuat Haru bungkam dan hanya bisa menurut, "Tidak, dengarkan aku ini perintah. Disini tugasmu sudah bukan sebagai pelayan lagi, hanya tetaplah di sisiku."

Setiap hari hubungan mereka semakin lekat, Daisuke juga bertanggung jawab atas kesalahannya dahulu. Luka pada tubuh Haru diobati Daisuke perlahan menggunakan obat mahal, efeknya lumayan memar jadi cepat memudar.

Hanya Daisuke yang boleh menyentuh Haru, ada seorang pelayan pria yang berniat memakaikan obat pada Haru di keesokan harinya pelayan pria tersebut hanya tinggal nama.

Pelayan pria itu ditembak tepat di dapur oleh Daisuke, pelayan lain tau kejadian penembakan itu tapi hanya bisa diam. Mereka juga ingin selamat, nasib mereka dipertaruhkan dalam pekerjaan ini.

Apalagi mengingat tatapan dari mata biru Daisuke yang dingin dan tajam. Mansion dikelilingi suasana yang dingin, hening, dan mencekam, kehangatan hanya ada di antara Daisuke dan Haru.

Kini mereka berdua sedang mandi bersama di bathtub, Daisuke selalu menempel pada Haru pada saat apapun dan dimanapun.

Daisuke memeluk Haru dari belakang, "Haru menghadaplah kesini."

Haru menurut, Haru berbalik menghadap Daisuke, ekspresi wajahnya sudah tak bisa dijelaskan lagi, wajah Haru benar-benar merah.

Haru sekilas menunduk, "Daisuke-sama a- aku malu."

Harus diakui ini pertama kalinya mereka mandi bersama.

"Kenapa malu? kita kan sudah pernah melihat masing-masing, kemarilah." -Daisuke

Perlahan Haru mendekat ke arah Daisuke, Daisuke memangku Haru. Sekarang Haru terlihat sedikit lebih tinggi dari Daisuke.

Mereka berdua saling menatap berbagi pandangan sebelum akhirnya terbawa suasana dan jatuh ke dalam ciuman hangat.

Tangan Haru melingkar ke pundak Daisuke, sedangkan tangan Daisuke meraba-raba tubuh bagian belakang Haru.

Ciuman mereka sekilas terhenti meninggalkan seutas benang saliva yang tipis, terasanya deru napas,  mereka saling menatap lalu Daisuke melanjutkan permainannya menggigit pelan pundak Haru.

Listen To Me! || DaiHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang