Natal akan segera tiba dengan penuh suka cita tapi hatiku masih dirudung duka. Pertemuan terakhirku bersama Tamara adalah di acara pernikahan Jackson, aku masih ingat betapa cantiknya dia dengan gaun putihnya dan betapa buruknya hari itu karena aku nyaris saja melihat Tamara berciuman dengan kekasihnya.
Jackson dan Malin adalah sepasang suami istri yang kini menjadi satu-satunya penghubung di antara kami. Maksudku bukan 'penghubung' dalam artian yang sebenarnya, melainkan 'penghubung' karena dalam setiap acara yang mereka adakan aku dan Tamara pasti akan selalu diundang.
Aku hadir karena Jackson adalah kakakku, sementara Tamara hadir untuk Malin, sahabat baiknya.
Hari ini adalah malam natal, Jackson dan Malin tidak melewatkan natal pertama mereka sebagai sepasang suami dan istri. Mereka mengadakan acara di rumah, acara makan malam bersama kerabat dekat saja. Yeah kalian bisa tebak betapa hangatnya acara itu akan berlangsung, aku yakin kehadiranku di sana hanya akan merusak suasana.
Kali ini entah mengapa aku berpikir untuk tidak hadir, aku tidak mau kehadiranku membuat Tamara merasa tidak nyaman sehingga suasana menjadi tidak sehangat yang Jackson dan Malin bayangkan.
Tapi sekarang, di ruang tengahku, sudah duduk Jackson dengan wajah kesalnya. Ia menatapku dengan sorot mata yang penuh kekecewaan.
"Aku datang untuk menjemputmu" ucapnya.
"Aku tidak bisa hadir, aku sedang tidak enak badan" kataku, berbohong.
"Berhenti berbohong John," desisnya, "Kau adalah satu-satunya keluarga yang aku punya dan aku hanya ingin kau merayakan natal yang sempurna bersamaku"
"Jackson—"
"Kapan terakhir kali kita merayakan natal? sebelum ayah meninggal?" suara Jackson terdengar sedih membuat aku datang menghampiri kakakku dan duduk tepat di sisinya.
"Aku hanya tidak ingin merusak natalmu yang sempurna" kataku. Aku harap Jackson mengerti.
"Aku sialan sangat mengharapkan kehadiranmu" tekannya, "Kau adalah adikku John, aku tidak akan pernah meninggalkanmu itu adalah janjiku saat aku menjemputmu di rumah sakit jiwa"
Aku mendesah pelan lalu bangkit dari sofa dan menuju ke kamarku. Jackson memanggilku sebelum pintu kamar tertutup. Di dalam kamar aku mengusap wajahku dengan gusar. Aku tidak percaya Jackson datang untuk menjemputku, jika tahu begini lebih baik aku pergi ke bar atau tempat lain untuk menghindarinya. Tapi sialan, aku merasa seperti bajingan daripada seorang adik jika melakukan itu!
Kuraih mantelku tepat ketika Jackson mengetuk pintu.
"John, aku akan membatalkan acara itu jika kau terus bersembunyi di dalam kamarmu!" ancamnya.
Aku mendengus geli lalu membuka pintu, "Ayo kita pergi" kataku.
"Oh?"
Aku berjalan mendahuluinya sambil berkata, "Aku akan membawa beberapa botol pinot noir, persediaanmu pasti sudah habis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chased by John (Completed)
RomanceJohn Temptation #Book2 Setelah berpisah dari Tamara Kelsey, John Gage kembali jatuh ke dalam lubang gelap yang sama tempat ia pernah terjebak dulu. Dalam berbagai kesempatan mereka selalu bertemu dan John tidak dapat menyangkal bahwa ia masih sanga...