Bagian 5

4 1 0
                                    

Saat itu, langit sudah gelap sebab matahari mulai terlelap. Namun tetap saja, dewi langit masih murka sebab Alyssa Billa lebih elok darinya, padahal sudah dikasih senja. Rintik hujan mengguyur Kota Kembang, menyeruak aroma tanah pada aspal yang basah. Entah akan kemana lagi kaki jenjangnya membawaku pergi. Iya, Aku masih membuntuti juga tetap mengikuti.

Namanya Jalan Asia-Afrika tapi serasa berada di Eropa padahal belum pernah kesana. Mungkin karena dia tengah bercerita tentang liburan keluarganya. Aku pun menimpali perihal jalan pergi dan mendaki. Kataku, Indonesia tak kalah indah dari negeri antah-berantah. Padahal kurang dana adalah alasannya.
×
"Katanya gak mau ngopi." kataku kala baru tiba di sebuah kafe bergaya klasik tapi pakai kursi plastik. "Kapan Aku bilang?" tanyanya membalikan. "Waktu di Gasibu." jawabku. "Kan tadi kamu ngajaknya sore. Aku pengen ngopinya malam. Jadi beda yaa." belanya enteng. "Udah jangan marah. Aku jajanin lagi deh." katanya lagi.
"Deal!" jawabku sigap.
"Dih anak gratisan dasar."
"Biarin."

Wangi kopi memenuhi ruangan dan memberi kenyamanan. Di pojok ada miniatur Jam Gadang; di sudut lain ada rak buku yang memanjang. "Kopi yang enak apa?" tanyanya sambil membuka daftar menu. "Semuanya enak." jawabku.
"Gak mau yang pahit."
"Coba aja cafè latte pake brown sugar."
"Kalo kamu?"
"Aceh gayo, V60."
×
Seorang waiter tiba dengan nampan di tangan kirinya. Lalu sebuah jurnal dilayangkan selepas cangkir-cangkir kopi mendarat sempurna di atas meja. Tanpa diminta, ia berkata, "Ini mbak jurnal yang tadi." Ia undur diri.
"Tertarik belajar kopi?" tanyaku.
"Nggak."
"Terus?"
"Yaa buat kamu. Dari tadi, kalo cerita selalu nyambung sama kopi dan Aku terkesan."
"Karena?"
"Gak tau, suka aja."
"Semoga suka sama orangnya juga." kataku pelan.
"Hah?" refleksnya memastikan. "Nggak, abaikan." jawabku.

Satu, dua teguk kopi terus kami nikmati. "omong-omong, Kamu naik kereta abis dari mana?" tanyaku tiba-tiba penasaran. "Oh iya, lupa belum cerita," ia menghela napas. "Aku Aku abis pulang dari rumah pacarku yang baru pindah ke Tasik." sambungnya. Aku bergeming, telinga mendenging. Hening. (bersambung)
***
-kopi hari ini-
Mari bercengkerama
Hingga kopi kita
Tak lagi bersisa

Sederhana saja,
Malam makin dingin
Dan hadirmu kian kuingin

Satu, dua kopi disesap
Terkumpul segala harap

Namanya Alyssa BillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang