Tangis pertamanya di dunia. Menjadi tawa bahagia kedua orang tua dan dua saudaranya. Sang ayah memberikan ia sebuah nama yang indah. Sebuah nama yang semoga dapat membuatnya seindah terangnya bulan kelak. Doa-doa terbaik dibisikkan ke telinga mungilnya. Harapan-harapan telah menaungi perjalanannya.
Ia terlahir sempurna. Utuh tanpa kekurangan satu apa pun. Waktu tempatnya tumbuh. Ia menjelma menjadi gadis kecil kesayangan ayah dan Ibu. Wajahnya yang manis. Keceriaan yang selalu ia tularkan pada kedua kakak perempuannya.
Utuh
Kelahirannya semoga bukan pembawa petaka
Karena ada tawa bahagia di sana
Melayang doa-doa memberikan harapan
Mata jernih itu siap menatap masa depan
Ia masih utuh kala itu
Masih begitu murni
tak tersentuh polusi dosa dunia
Ia tumbuh menjadi gadis kecil manis
kesayangan ayah dan ibu
Bertumbuh dengan segala embusan kebahagiaan
selalu hangat oleh kasih sayang saudara sedarah
namun meskipun begitu
kehidupan adalah sebuah perjalanan
Kemana kaki mungil itu melangkah kelak
di sanalah harus bertanggung jawab pada Tuhan-Nya
agar kembali utuh
saat tutup usia nantiDalam keluarga yang begitu menyayanginya, Nuray merasa menjadi anak yang paling bahagia. Tak pernah kekurangan kasih sayang. Meskipun mereka hanya hidup dalam kesederhanaan tetapi tidak membuat mereka berkecil hati.
Langkah pertama Nuray, adalah penentu akan kemana ia berjalan. Mengarungi kehidupan yang sebenarnya tidaklah mudah. Tetapi semua itu tidak membuat Nuray takut. Yang ia mengerti hanyalah melakukan yang terbaik dan membuat kedua orang tuanya bangga.
Nuray si Gadis kecil. Ia siap menjalani hari-harinya dengan penuh kegembiraan. Walaupun ia tidak tahu pasti apakah semuanya akan abadi dalam genggamannya. Namun kasih keluarga baginya sudahlah cukup. Ia tidak kekurangan apa pun lagi.
Masa Kecil yang Tak Pernah Tertukar
Cerita beranjak dari kata pembukanya
Ia mengisahkan hari yang masih putih tanpa noda
Berharap mendung tak pernah menyapa derap langkahnya
Jikalau pun hujan harus turun
ibunya membiarkan ia kuyup
agar ia merasakan sejuknya tanpa beban
Kaki-kaki mungilnya
Tangan-tangan lucunya
Manik mata yang jernih
Celoteh yang tak membosankan
Ia akan tumbuh menjadi gadis kesayangan ayah
Masa kecilnya yang akan selalu indah
Terkenang selamanya
Dan kini menjadi pembuka kisah hidupnya yang panjang
Jika ia terlahir dalam keadaan utuh. Maka saat waktunya pergi pun ia harus kembali utuh. Tak peduli bagaimana masa menempanya nanti. Yang ia yakini, kehidupannya pastilah sesuatu yang istimewa.Nuray selalu mengingat pesan Sang Ayah, dimana pun ia berada ia harus menjadi putrinya yang selalu bahagia. Bagaimana tidak, pesan itu akan selalu ia kantongi kemana pun. Karena bagi Nuray, ayah adalah segalanya. Ia bagaikan cinta pertama dan tak akan pernah tergantikan. Meskipun begitu cinta pada ibu tidak kalah besarnya. Semuanya sangatlah penting bagi Nuray.
Nuray belajar banyak hal. Ia tumbuh menjadi anak yang pintar. Walaupun ia bukan yang terpintar tetapi ia akan selalu berusaha dan pantang menyerah. Ia punya mimpi-mimpi yang ingin diraih. Nuray si Gadis kecil menjadi cahaya dalam keluarga.
Saat yang Tepat Untuk Berkawan
Sudah saatnya menyapa indahnya dunia
Mempersiapkan diri menyelami lautan kehidupan
Bersikap sepantasnya manusia
Masa kanak-kanak telah ia lewati dengan sejuta kebahagiaan
Dan di sana tersebut banyak nama yang menemani
Meskipun tetap tak sebanyak hitungan jari
Tetapi
Merekalah kawan sebenarnya
Yang tak hanya hadir saat tawa begitu mencerahkan
Namun pelukan akan selalu ia dapatkan saat tangis menghampiri
Sesekali amarah menjauhkan
Namun tali persahabatan terikat begitu kuat
Hingga bercanda bersama selalu yang paling dirindukan
Saling menenangkan menjadi yang paling diinginkanTak banyak kawan yang dimiliki Nuray. Ia memang bukan anak populer. Tetapi baginya bukan perkara sedikit atau banyaknya sahabat yang ia miliki. Tetapi persahabatan seperti apa yang ia jalani.
Nuray sudah merasa cukup dengan dua teman pada masa sekolah dasarnya. Mereka adalah Tami dan Widia. Kemana-mana mereka selalu bertiga. Enam tahun masa sekolah dasar membuat mereka seakan menjadi kawan yang tak terpisahkan.
Tetapi sayang, kedekatan Nuray dan Widia dengan Tami harus merenggang. Perkara beda sekolah saat masuk Sekolah Menengah Pertama yang jadi masalahnya. Tetapi Nuray dan Widia tak pernah berpikir menjauhi Tami. Tamilah yang sedikit demi sedikit membuat jarak. Hingga sama sekali tak ada kedekatan di antara mereka.
Bagi Nuray, soal berteman adalah juga tentang menyatukan perasaan. Saat semuanya tulus, maka tak akan ada alasan yang membuat hubungan itu berakhir. Karena persahabatan bukan hanya menjadi tempat berbagi senang. Tetapi juga tempat agar kesedihan yang dirasa segera menghilang.
Jika satu menghilang pasti akan datang yang lain sebagai pengganti. Begitu pula yang terjadi dalam persahabatan yang Nuray miliki. Hadirlah Pratiwi dan Nurina sebagai kawan baru. Yang kemudian menjadi empat sekawan yang begitu solid.
Nuray memang bukan orang yang mudah menceritakan tentang dirinya pada siapa pun, termasuk kepada sahabat-sahabatnya sendiri. Tetapi ia akan selalu menjelma menjadi yang bisa diandalkan tiap kali sahabatnya membutuhkan. Menjadi pendengar dan pemberi solusi yang baik. Karena Nuray hanya nyaman berbagi dengan Sang Ayah. Ia memilih duduk di pangkuan ayahnya, untuk mulai bercerita tentang apa yang dirasakan dan ia alami.
Nuray yang pendiam tetapi akan selalu menjadi yang paling meramaikan suasana jika sudah berkumpul dengan kawan-kawannya. Nuray yang tertutup tetapi hanya tentang pribadinya saja. Karena tangannya selalu terbuka untuk merangkul sahabat-sahabatnya.
Senandung masa kecil Nuray yang selalu terdengar indah. Keluarga yang bahagia dan dikelilingi oleh teman-teman terbaik. Tak ada tempat untuk sebuah kesedihan saat itu. Segalanya terasa telah berjalan pada alur terbaiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Setengah Jiwa (Cerita Nuray)
PoetryWanita Setengah Jiwa merupakan kumpulan puisi yang kemudian saya ilustrasikan ke dalam sebuah cerita. Di setiap babnya terdapat tiga atau lebih puisi. Wanita Setengah jiwa ini menceritakan kisah hidup seorang Wanita bernama Nuray. Sebuah pengalaman...