9. Bucin Akut!

3.3K 76 33
                                    

Tepat satu minggu Aven tidak mengabari Jisi.

Bagaimana keadaan gadis itu?
Kalian pasti tahu kan gelagat jika seorang gadis telah dibutakan oleh cinta?

Ya, seperti itulah.

Gadis itu masih tetap mau menunggunya bahkan terus melakukan Spam Chat padanya.

Seakan cintanya semakin hari semakin jatuh dibagian terdalam hatinya.

Benar- benar budak cinta!

***

Terlepas dari kebucinannya pada Aven, Jisi tetaplah Jisi yang adalah seorang mahasiswi yang begitu menjunjung tinggi harkat dan martabat seorang gadis yang begitu loyal terhadap kampus tercintanya.

Bisa dilihat sekarang, ia sementara disibukan dengan tugas kelompoknya.

"Gimana? pulang kampus langsung ke Doritos Cafe?" tanya Josua.

Josua adalah salah satu manusia yang menemani Jisi selama Aven tidak ada di sisi gadis itu.

Kedekatan antara keduanya sepertinya kelihatan normal, yaitu sebagai teman kampus.

Ya semoga saja.

"Ehm, boleh deh. Tapi dijemput kamu kan?"

"Iya itu pasti. Nanti sekitar jam 1 aku jemput kamu," ujar Josua.

"Kalau begitu aku masuk duluan ya. Kamu hati-hati di jalan." tutur Jisi kemudian langsung masuk ke dalam asramanya.

***

Jisi membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.

Seperti biasa, ia akan terus menghubungi Aven.

Ketika beberapa kali menelpon Aven akhirnya telpon itu terhubung.

"halo? Ada apa sayang?"

Jisi yang semula terbaring di kasur dengan cepat menegakkan tubuhnya untuk duduk.

Suara pria yang sangat dirindukannya akhirnya terdengar lagi.

"halo? Kamu baik-baik saja sayang? Kenapa diam,hm?"

"ha--halo Ven. Apa kabar? Kamu kemana aja?"

"Aku nggak kemana-mana sayang. Aku hanya sementara menyelesaikan urusan di kantor."

"Terus sekarang gimana? Udah kelar?"

"Udah kok sayang. Maaf ya nggak pernah hubungin kamu satu minggu ini. Sebenarnya tadi aku mau hubungin kamu tapi kamu duluan yang hubungin aku."

"ohh nggak apa-apa kok. Aku seneng kok akhirnya urusan kamu udah kelar. Ehm, Ven. Kamu ada waktu?"

"kenapa sayang? Kamu rindu? Mau ketemu?"

Astaga!
Lihatlah kelakuan buayanya yang kelewat santai!

"Ehm, Emang boleh?"

Lugunya dirimu, nak! 😤
Sabar thor sabar 😌

"Boleh dong sayang. Masa nggak boleh. Yaudah sekarang aku jemput kamu ya, kita jalan-jalan."

"Baiklah, Aku tunggu."

"Iya sayang. Dandan yang cantik yaa. Bye. I love you Jisiku."

Bisa dipastikan wajah Jisi sekarang terlihat semerah tomat.

Berbicara dengan Aven memang mampu meluluhkan hati Jisi.

Saking senangnya gadis itu melompat-lompat seperti anak kecil.

Sheryle, Teman kamar Jisi yang baru saja masuk dalam kamar sampai keheranan melihat tingkah kekanak-kanakkan temannya itu.

"Jisi, masih waras kan?" bebernya sambil menatap Jisi, Aneh.

"Ehh, kamu udah pulang? kamu tau nggak, akhirnya Aven ngajak aku ketemuan!" ujarnya dengan raut wajah bahagia.

"Aven? Aven pacar kamu yang hilang seminggu ini?"

"Ish! Aven bukan hilang Sheryle. Dia lagi ada urusan. Tapi karena urusannya udah kelar dia akhirnya ajak aku untuk jalan-jalan," jelas Jisi dengan mata berbinar.

"Yaelah, kamu masih mau sama pria kayak dia?"

"Kenapa memangnya dengan Aven? dia pria yang baik kok kenapa aku nggak mau. Lagian dia juga pacar aku."

"Aduhh Jisi, tapi Aven kelihatannya bukan pria baik-baik deh," kata Sheryle mencoba menyakinkan Jisi.

Jisi menatap Sheryle dengan tatapan tidak suka.

"Kenapa kamu berpikir seperti itu? Aven itu pacar aku! Aku lebih tau tentang baik buruknya pacarku!" protes Jisi.

Emang batu ni bucin!

"Ehm ya udah, kalau begitu have fun yaa. Maaf buat perkataanku tadi, Jangan marah ya?" sesal Sheryle.

"Iya aku nggak marah kok. Makasih ya dan maaf juga karna udah berkata seperti tadi," tutur Jisi.

Sheryle mengangguk, "Aku tidur dulu yaa. Ngantuk soalnya tadi dosen aku masuk mengajar sampai lupa waktu." adu Sheryle padanya dengan membuang napas lelah.

"Kamu istirahat aja ya, aku keluar sebentar. Kamu mau nitip dibelikan makanan apa?"

"Ehh? Nggak usah," tolak Sheryle cepat.

"Loh kenapa? enggak apa-apa kok nanti kalau pulang aku bawain nasi goreng ya kamunya. Aku pergi dulu." pamit Jisi kemudian berjalan keluar kamar.

Sheryle yang mendengarnya langsung tersenyum.
Jisi teman kamarnya itu memang selalu baik.







TBC

-Sheryle Lia-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Sheryle Lia-

Mengenang Luka (COMPLITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang