Shani bersandar nyaman di pundak Gracia, mengabaikan hembusan angin yang membuat rambutnya berantakan. Gracia merapikan rambut Shani dengan tangannya.
"Kamu udah makan Ge?" Tanya Shani.
"Udah kok, lo udah?" Tanya Gracia balik.
"Kamu Ge kamu. Susah banget sih pake aku-kamu." Kesal Shani.
"Kamu udah makan belum sayang?" Tanya Gracia lembut.
Shani tersenyum kemudian tertawa kecil. Gracia masih sedikit kaku menggunakan aku-kamu.
"Belum, tadi cuma minum kopi doang." Cengir Shani.
"Mau balik? Nanti sakit lho kalau nggak makan." Tanya Gracia.
Shani mengangguk. Dia menggenggam tangan Gracia dengan erat. Shani dan Gracia kembali ke markas. Senyum Shani tercetak jelas di wajahnya.
"Siang!" Sapa Shani ramah.
"Siang bos." Jawab Zee, Vivi dan Ara.
Gracia duduk di sofa dan memainkan hpnya. Shani mengambil makan, lalu dia duduk di samping Gracia. Tangan Shani mencolek-colek lengan Gracia.
Gracia menoleh dan menaikkan alisnya. Shani tersenyum lebar sambil menunjuk piringnya. Gracia yang paham dengan kode Shani segera meletakkan hpnya dan mengambil alih piring Shani.
"Aaaaaa." Gracia mengarahkan suapan pertama.
Shani menerimanya dengan perasaan bahagia. Vivi dan Ara yang melihat adegan GreShan hanya bisa melongo tidak percaya. Bahkan Ara sampai meminta Vivi untuk menamparnya.
"Mereka pacaran ya drun?" Tanya Ara.
"Gue kagak tau, tapi keknya sih iya." Jawab Vivi.
"Siapa yang pacaran?" Tanya Zee kemudian mengalihkan pandangannya dari hp.
Secara tidak sengaja Zee melihat Shani disuapi oleh Gracia. Dia langsung membulatkan matanya, dia juga langsung menampar pelan pipinya sendiri.
"Drun, Ra, gue kagak mimpi kan?" Tanya Zee.
"Kagak." Jawab Ara dan Vivi.
"Shani!! Lo lagi ngapa....... in?" Desy memelankan ucapannya setelah melihat Shani.
Shani mengarahkan wajah Gracia untuk menatapnya saja.
"Liatin aku aja." Ucap Shani.
Gracia menggeleng pelan, dia menurut dan melanjutkan kegiatan menyuapi Shani. Desy duduk diantara Vivi dan Zee. Dia masih kaget.
"Shani pacaran sama Gege?" Tanya Desy.
"Tanya aja sendiri ci." Jawab Zee.
Shani yang biasanya makan sedikit, kini makan lumayan banyak. Selain karena disuapi Gracia, Gracia juga menyuruh Shani untuk makan banyak. Jadi, sebagai pacar yang baik Shani langsung menurut.
"Gege!" Panggil Shani setelah dia membereskan piring bekas makannya.
"Ya?" Jawab Gracia.
"Bulan depan bakal ada pertempuran lagi." Ucap Shani.
"Terus kenapa? Bukannya hal yang biasa?" Heran Gracia.
"Gege, sebuah pertempuran itu lama. Paling bentar seminggu, nanti aku kangen kamu." Rengek Shani.
"Iya tau gue emang ngangenin. Nasib jadi orang cakep nih kek gini." Bangga Gracia.
Shani cemberut dengan respon Gracia yang sangat menyebalkan. Bukannya peka malah pede tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA MERAH DAN BIRU [END]
FantasyAku belum pernah merasa sehancur ini. Melihat dia yang meregang nyawa di depanku hanya untuk menyelamatkan aku yang bahkan belum bisa memberinya sebuah kebahagiaan. Aku mengecewakan dia, aku membuatnya marah, aku membuat dia putus asa, dan kini aku...