Nenek Muda

347 2 1
                                    

Kulirik wanita paruh baya yang usianya baru saja menginjak 52 tahun disamping kiriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kulirik wanita paruh baya yang usianya baru saja menginjak 52 tahun disamping kiriku. Di usia segitu seharusnya dia baru mamiliki cucu imut tapi sekarang dia malah akan segera memiliki cicit. Hatiku kembali terasa di remas teramat keras melihat pakaian lusuh, dan jilbab yang ia kenakan juga tak kalah lusuh. Sendal jepit yang ia kenakan hanya tinggal sebelah, sementara yang sebelah lagi dia pegang, talinya tak sengaja putus. Tapi enggan untuk membuangnya,  dia bilang masih bisa diperbaiki.

“Ibu, harusnya tidak ke sini. Ibu kan sekarang harusnya berkerja di kebun pak Pujono,” ku usap telapak tagannya yang kasar dan juga punggung tangannya yang keriput itu. Tangan yang tak pernah lelah atau terlalu terpaksa berkerja untuk menghidupi diriku dulu seorang diri. Tapi sayangnya aku malah membuat luka lamanya terkorek kembali.

Ibuku menghela nafas untuk kesekian kalinya, menatap jengah ruang operasi berwarna serba putih itu, tempat para tim medis menangani anak gadisku, 17 tahun masih Sekola Menengah Atas. Ah, sebentar lagi dia akan berhenti sekolah dan menjadi ibu sama sepertiku 17 tahun yang lalu, dan juga sama seperti ibuku 36 tahun yang lalu.

Entah takdir mengelakan kami atau kami yang tak pandai menjaga diri. Yang jelas untuk ketiga kalinya generasi keturunan keluarga kami, mengandung dan melahirkan diusia muda tanpa memiliki seorang suami. Mengenai calon cucuku ini ku harap dia adalah lelaki. Karena sungguh jangan lagi takdir menggelakan kami untuk keempat kalinya, itu sangat memalukan dan juga memedihkan. Aku tidak sanngup sungguh.

“Kenapa kamu baru mau cerita ke ibu sekarang, Jun?”

“Kenapa baru sekarang ibu baru diberi tahu?”

“Setidaknya kita bisa menyimpan uang untuk biaya operasi melahirkan anak mu itu.”

Aku tak lansung menjawab pertanyaan-pertanyaan ibu itu, sejujurnya aku bingung mau menjawab pertanyaan ibu itu seperti apa. Karena serius, aku juga baru tahu tadi pagi mengetahui nasib sial ini juga menimpa anak gadis kesayanganku. Dia ternyata hamil dan sudah mengandung delapan bulan lamanya. Dan aku baru mengetahui pagi ini, setelah sebelumnya dikabarkan oleh wali kelasnya, mengatakan Sabina Brinar mengalami pendarahan.

 Dan aku baru mengetahui pagi ini, setelah sebelumnya dikabarkan oleh wali kelasnya, mengatakan Sabina Brinar mengalami pendarahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ibu, maaf aku juga tidak mengetahuinya selama ini.” Ku peluk tubuh rapuh Ibu, aku tahu dia pasti terkejut dan sangat terpukul. Sama dengan ibu, aku juga tak kalah terkejut saat ini, ku usahakan untuk tetap tegar dan mencoba berfikir positif.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang Pelangi (Kumpulan-kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang