Kunci

4.4K 613 4
                                    

Setelah beberapa jam berlalu akhirnya pria yang tadi di dalam kantor keluar, pria itu disinyalir sebagai pria bayaran Daisuke, kehidupannya di kantor tak seperti kehidupannya di mansion.

Wanita yang daritadi menunggu langsung masuk. Begitu masuk pemandangan yang disuguhkan adalah Daisuke yang atasannya berantakan dan berkeringat, mainan seks bertebaran dimana-mana.

"Ada apa Suzue?" Tanya Daisuke, Daisuke merbahkan dirinya di kursi.

Wanita itu bernama Suzue, sepupu Daisuke. Suzue sendiri sebenarnya geram dan menatap lurus ke kearah Daisuke.

"Daisuke san, sampai kapan kau begini, setiap hari kau selalu membawa pria lain dan bermain disini. Bagaimana jika ketahuan? Bagaimana tentang per-

"Suzue." Ucapan Suzue dipotong Daisuke, Daisuke menatap Suzue sebentar lalu beranjak dari kurisnya.

Perlahan Daisuke mendekat ke arah Suzue, satu pisau ditodongkan ke arah dagu Suzue.

Suzue hanya diam meski sebenarnya ia sangat ketakutan, keringat dingin mengalir di tubuh Suzue saat melihat tatapan yang dilemparkan Daisuke.

"Aku punya kehidupanku sendiri, kau tak usah mengatur hidupku." Ucap Diasuke dingin.

Bukan hanya sekali Suzue diperlakukan seperti ini. Ketika Suzue mulai menasihati Daisuke alhasil ancaman lah yang hanya didapat Suzue.

Suzue sedikit menunduk, "Maafkan aku telah lancang." Setelah itu Suzue pergi meninggalkan Daisuke.

Suzue POV

'Aku hanya peduli padanya kenapa dia malah bersikap seperti itu.' Pikir Suzue. Suzue penasaran sebenarnya kenapa Daisuke bersikap seperti ini, bukankah keluarganya makmur.

"Ah iya kudengar dia pindah ke mansion sendiri." Karna rasa penasarannya Suzue berencana pergi ke mansion pribadi milik Daisuke.

Suzue berharap semoga saja menemukan petunjuk disana, sesuatu yang menyebabkan Daisuke seperti ini dan juga sesuatu yang barangkali bisa mengatasi Daisuke.

Suzue pergi menggunakan mobilnya, tak butuh waktu lama karna Suzue sempat bertanya pada Daisuke. Hanya sekedar ingin mengunjungi begitu tuturnya dan Daisuke men-iyakan permintaan Suzue.

Sesampainya di mansion Suzue segera disambut beberapa pelayan termasuk Kamei dan Saeki. Ya kamei sudah bangun meski rasa ketakutan masih menghantuinya.

Suzue sempat ditawari masuk dan ingin diberi suguhan teh tapi Suzue menolaknya dengan senyuman yang sopan.

"Terimakasih atas tawarannya, tapi nanti ya. Aku ingin melihat sekeliling dulu." -Suzue

Suzue mengelilingi bagian luar terlebih dahulu, melihat beberapa taman yang berisikan berbagai macam bunga.

Ada juga air mancur yang terletak di tengah-tengah taman, seperti mansion mewah pada umumnya. Semuanya terlihat normal, tak ada yang aneh atau mencurigakan di bagian luar.

Tadinya Suzue sempat berpikir bahwa barangkali Daisuke seperti ini karna menanam tanaman ganja dan mengonsumsi narkoba, tapi aman ternyata Daisuke tidak seperti itu.

Banyak pohon tinggi besar juga disana, satu hal yang menarik perhatian Suzue adanya seorang pria bersurai taupe yang sedang menghirup wanginya aroma bunga, pria itu adalah Haru.

Suzue ingin mengajaknya bicara, baru berjalan beberapa langkah tak disangka ada gundukan batu yang membuat Suzue tersandung dan terjatuh.

"Aduh." Pekik Suzue, lututnya sedikit terluka karna tergores.

Haru sadar lalu segera menghampiri Suzue, "Kau tak apa nona?" Haru merogoh sakunya sendiri lalu menngeluarkan sebuah sapu tangan berwarna putih.

Suzue yang melihatnya merasa tak asing dengan sapu tangan itu, seperti milik Daisuke.

Perlahan Haru segera membalut lutut Suzue yang terluka, Suzue melihat wajah Haru lekat. 'Sepertinya aku menemukannya.' Batin Suzue.

"Nona em-"

"Panggil aku Suzue."

"Suzue san kita harus kedalam dulu ya, biar kubantu." Ucap Haru.

Suzue hanya mengangguk pelan, Haru lalu membantunya berdiri dan berjalan. Tangan Suzue dirangkulkan di pundak Haru, butuh beberapa menit sampai akhirnya pelayan lain pun menyadari kejadian itu lalu langsung bergegas pergi menghampiri mereka berdua.

Tepatnya pelayan itu Saeki, Saeki buru-buru menghampiri Suzue dan membantunya. Rangkulan di pundak Haru dilepaskan, Saeki sendiri juga takut apabila nanti Suzue malah ketahuan dan terbunuh.

Haru merasa kebingungan dengan sikap Saeki, di dalam Saeki mengobati luka Suzue dengan p3k tepatnya di ruang tamu. Haru duduk di sebelah Suzue dan hanya melihat saja.

Setelah selesai Saeki pergi ke dapur untuk membuat secangkir teh. Suzue kembali menatap Haru, sebenarnya banyak hal yang ingin Suzue tanyakan.

"Kalau tidak salah aku sekilas pernah melihatmu sebagai pelayan Daisuke san." -Suzue

"Eh em..- iya, aku memang pelayan pribadinya." Jawab Haru canggung.

"Namamu?" Tanya Suzue.

"Katou Haru."

'Ternyata dia dari keluarga Katou.' Batin Suzue.

"Lalu kau punya hubungan apa dengan Daisuke san." Suzue bertanya lagi.

"Aku hanya pelayannya." Jawab Haru, sebenarnya hati Haru sedikit terkikis menjawab hal itu, entah kenapa sudah lama Haru dekat dengan Daisuke tapi hubungan mereka masih hanya sebatas tuan dan pelayan.

"Lalu kau suka pria?" -Suzue

Haru sedikit kaget, "Ah apa?"

Suzue menatap Haru lagi, "Kau suka pria?"

Haru bingung tak bisa menjawab, lebih tepatnya takut salah menjawab. Meskipun Haru bertahun-tahun bekerja sebagai pelayan tapi sekalipun Haru tak pernah melihat Suzue, entah mungkin karna Suzue jarang bekunjung.

Haru hanya takut jika salah jawab dan mengakibatkan isu baru. Terlebih lagi keluarga Kambe sangat terkenal, sebenarnya hati Haru sesak tapi mau bagaimana lagi.

Karna Haru berpikir terlalu lama, Suzue langsung mendekat ke arah Haru lalu mendorong pelan tubuh Haru, Haru terbaring di sofa dengan Suzue yang ada di atasnya.

Suzue mendekatkan wajahnya pada Haru, "Kalau kau tak bisa menjawab maka buktikan sendiri apabila kau-"

"NONA MUDA MAAFKAN AKU." Teriak Saeki mendekat sambil membawa secangkir teh, cangkir teh segera ditaruh di atas meja.

Suzue membenarkan posisinya lalu menatap Saeki, "Ada apa?"

"Bisakah aku berbicara denganmu sebentar, ada yang ingin kubicarakan tapi tidak disini." -Saeki

"Baiklah." Suzue segera beranjak lalu mengikuti Saeki, sebelum pergi jauh Suzue berbicara pada Haru yang masih berbaring dan mematung, "Tuan Katou lain kali jangan ragu untuk menjawab, aku hanya sepupu Daisuke san."

Setelah itu Suzue pergi, Saeki membawanya ke tempat rahasia milik pelayan. Seperti biasa Saeki menceritakan semuanya pada Suzue, disanapun ada Kamei sebagai penambah.

Suzue sangat kaget mendengarnya, berapa banyak orang yang dibunuh Daisuke hanya karna Haru. Suzue sempat berpikir bahwa dirinya lega dan beruntung tak ada Daisuke sekarang yang melihat dirinya memperlakukkan Haru seperti tadi.

Suzue juga peduli pada keadaan Daisuke,  "Jika Daisuke san hanya mendengar perkataan Katou maka hanya Katou lah yang bisa mengatasi Daisuke san."

Jika sudah membaca alangkah baiknya bila mem-vote
Terimakasihh

Listen To Me! || DaiHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang