Empat; menyesal

11 3 0
                                    

     Sepersekian detik kemudian, sebuah bola basket memantul kencang di kepalanya sampai-sampai ia linglung. Casi memegangi kepalanya seraya mencari siapa pelaku sialan itu. Bagaimanapun, dia orang baru di sini. Ia mengharapkan sambutan yang hangat seperti sebelumnya.

     "Yah... payah! Begitu saja sakit. Kepalamu 'kan keras seperti batu, harusnya tidak sakit," ejek Carl, kakak kandungnya yang baru saja pulang latihan basket. Sekali lagi, Casi tidak tahu-menahu tentang bagaimana ia bisa kenal orang-orang ini.

     "Hei! Berani-beraninya kau, ya! Makan ini!" Casi mengambil bola di lantai dan melemparkannya pada Carl. Sialnya, bola itu berhasil ditangkap kedua tangan Carl.

     "Lemparan yang bagus. Hahaha!" Merasakan dorongan dari dalam diri, dengan geram Casi mengejarnya. Carl pun berlari kabur menghindari adiknya itu. Mereka berputar-putar di meja dapur yang persegi panjang.

     "Awas saja kalau sampai dapat. Akan kukelitiki sampai mampus kau!" geram Casi si anak bungsu.

     "Mana? Coba sini kalau bisa!"

     Seperti kucing dan tikus, mereka terus berlarian dari ruang tamu hingga ke dapur. Tidak peduli apa yang ada di sekitar mereka. Carl dan Casi sama-sama membawa bantal untuk dijadikan senjata menyerang satu sama lain. Bahkan mereka melupakan fakta bahwa mereka hampir menabrak Bunda yang sedang memasak di dapur.

     "Eh! Ini apa-apaan kenapa jadi putar-putar di sini? Sana! Bunda sedang masak," seru Bunda geregetan. Langkahnya terus terhalang oleh gerak Carl di dekatnya.

     "Si Pendek, Bun yang mulai," adu Carl. Casi makin kesal mendengar kakaknya meledeknya habis-habisan.

     "Aduh... sudahlah. Daripada bertengkar lebih baik kau makan itu Falscher hase sebelum dingin," saran Bunda tanpa menoleh karena sibuk mengoseng masakan keduanya.

     "Nah! Kau dengar itu? Ayo makan saja—"

     "Carl, sebelum makan kau mandi dulu. Bau badanmu semerbak dimana-mana," sela Bunda tegas. Carl hanya terkekeh.

     "Huu... dasar bau." timpal Casi dan langsung membuat cowok itu melotot.

     "Kau juga ya, Pendek. Dalam satu hari kau harus mandi lima kali, tahu," tekan Carl sambil melangkah menuju kamar mandi. Casi pura-pura mengejarnya dan berhasil membuatnya lari ketakutan.

     Ia kembali duduk di meja makan. Ia sudah bosan mendengar ocehan Carl. Belakangan ini Carl terlalu sering menyuruhnya mandi. Casi hanya bersikap bodo amat. Dirinya bukan lagi anak kecil yang harus disuruh-suruh mandi. Baginya, mandi lima kali sehari adalah suatu pemborosan.

     Gadis itu duduk di meja makan dan mulai menyantap masakan ibunya dengan lahap. "Oh, ya. Bun, jam 5 nanti aku akan pergi bersama Darel, dia mengajakku makan bersama," jelas Casi jujur. Bundanya kemudian mengiyakan,

     "Kalau begitu, cepat habiskan makananmu dan mandi. Kamu juga, Dik, sama baunya dengan kakakmu," canda Bunda. Casi mengerutkan hidungnya sambil menyendok daging ke mulut.

     Selepas makan, Casi membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia sering memakan waktu lama saat berganti karena sering bingung memilih baju. Namun, Casi rasa sifat ini dimiliki oleh hampir semua gadis. Jadi ia rasa itu tidak masalah.

     Setelah menambah riasan tipis, ia melangkah keluar kamar, tepat saat motor Darel, kekasihnya tiba di depan rumah. Casi pamit lalu pergi bersama Darel ke sebuah kafe untuk makan.

     Seperti biasa mereka mengobrol ini dan itu, saling curhat tentang banyak hal. Sekolah, pelajaran, teman, sampai hal-hal yang levelnya dalam sekalipun.

     "Eh, kamu tahu tempat fotokopi di seberang kampus yang baru buka? Itu lebih bagus dari pada tempat yang biasa. Aku udah pernah ke sana. Menurut aku juga lebih lengkap, sih di situ," jelas Darel yakin. Sebagaimana Darellah yang paling update tentang tempat-tempat bagus yang recommended, termasuk tempat fotokopi. Casi merasa untung setiap kali bepergian dengan Darel karena apa yang bagus menurutnya adalah yang benar-benar bagus.

     Tak lupa mereka juga membahas kejutan ulang tahun untuk bunda. Rencananya mulai besok sore mereka akan mulai mencari kado. Sambil membahasnya mereka menyantap roti bakar dan nachos yang sudah ada di meja.

     Tak terasa mereka sudah berbincang selama 1 jam. Di sela-sela pembicaraan, Casi mendapat notifikasi pesan dari Carl. Pesan itu berisi video-video. Penasaran, Casi memutar satu.

Carlos :

Maaf, Cas. Aku menyesal. Bunda menyuruhku mengirimkannya padamu.

     "Kenapa?" tanya Darel kebingungan melihat Casi. Tak menjawab Darel, air mata Casi justru turun satu per satu dalam diam.

     Hanya dalam hitungan detik, seseorang secara tiba-tiba menepuk pundak Casi dan menjentikkan jari tepat di depan wajahnya. Seketika terbit cahaya yang menyilaukan mata. Dan sekeliling mereka berubah menjadi tempat kosong berwarna putih, seperti tempat tak berujung. Casi sampai merem karena silau.

     Lensa matanya mencoba menyesuaikan cahaya. Ia mengamati gadis yang berdiri di hadapannya. Wajahnya bersinar, ia menggunakan jubah putih dan sepatu buskin dengan mahkota bunga di kepalanya.

     "Kita di mana? Dan... kau siapa?" tanya Casi langsung tanpa rasa takut. Ia bingung sebingung-bingungnya dengan apa yang terjadi sejak awal.

     "Kamu belum mengerti juga sampai di sini?" tanya gadis itu balik. Suaranya bergema seperti deru ombak, mengisi kekosongan tempat ini. Casi merinding dibuatnya. Ia kemudian menggeleng.

     "Kita di perbatasan menuju tempat asalmu. Aku Andel, penyampai pesan sekaligus penjaga pribadimu, utusan dari Sang Tuan. Dia memintaku melakukan ini semua," jelas gadis itu dengan sorot mata tenang yang menusuk. Sampai di sini Casi mulai mengerti. "Tapi—"

     "Kalau kamu hendak bertanya 'kenapa', well, singkatnya sih..." Gadis itu memunculkan sebuah layar di depan mereka.



---

Catatan kaki.

1. Falscher hase = Makanan khas Jerman, berbahan dasar daging cincang, telur, tepung dan bawang yang kemudian diikat dengan telur rebus.

 Falscher hase = Makanan khas Jerman, berbahan dasar daging cincang, telur, tepung dan bawang yang kemudian diikat dengan telur rebus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Nachos = Makanan khas Meksiko. Terdiri atas keripik tortilla yang disiram keju cair, ditambahkan daging, cabai jalapeño, saus salsa, dll.

 Terdiri atas keripik tortilla yang disiram keju cair, ditambahkan daging, cabai jalapeño, saus salsa, dll

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Sepatu Buskin = Sepatu Yunani kuno. Panjangnya sebetis, terbuat dari kain dengan tali sepatu dari ujung jari kaki hingga ke betis.

4. Andel = Bahasa Cekoslowakia, bermakna Malaikat Penyampai Pesan.

Beyond (+ Acrimonious) | SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang