Seven

310 33 0
                                    

"Yang terakhir, dan anggota terpenting, Lee Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang terakhir, dan anggota terpenting, Lee Jeno."

Ara terdiam, ia seakan kesulitan untuk bernapas dan jantungnya berdetak sangat cepat. Apa yang harus Ara lakukan jika mendengar nama laki-laki itu saja sudah membuatnya sekarat seperti ini?

"Siapa sih yang gak tau Jeno? Kalau 4D diibaratkan sebuah bangunan, maka Jeno itu pondasinya, Jeno yang buat 4D kuat dan kokoh. Kalau orang-orang bahas 4D pasti Jeno yang akan muncul paling pertama dipikiran mereka. Yap, Jeno adalah pemimpin 4D, grup beranggotakan para pangeran dari keluarga kelas atas."

Ara menyunggingkan senyum kecil, ia tidak menyangka Jeno-nya sehebat itu.

"Nama Jeno, pewaris Grup Senha yang baru aja balik dari Amerika udah dimuat di banyak majalah, televisi dan jugak internet sejak beberapa bulan terakhir setelah kepulangannya."

"Grup Senha?" Ara menaikkan satu alisnya, merasa tidak asing dengan nama itu.

"Bener banget, nama sekolah kita, Senha High School, udah jelas dong sekolah ini punya Grup Senha yang berarti punya Jeno juga. Bidang usaha Grup Senha hampir mirip sama keluarga Jaemin, bedanya Jeno itu pewaris satu-satunya setelah kepergian kakaknya yang meninggal karna kecelakaan."

"Jadi kakaknya Jeno udah meninggal?" Ara mengernyit.

"Iya, beberapa bulan lalu."

Ara nampak sedikit terkejut, ia sangat ingat dulu Jeno sering membicarakan kakaknya walaupun Jeno hampir tidak pernah membahas dirinya atau keluarganya, ia begitu tertutup walaupun dengan kekasihnya sendiri. Ara tahu bahwa laki-laki itu sangat menyayangi kakaknya dilihat dari bagaimana Jeno yang selalu bersemangat saat membicarakan sang kakak.

Jeno pasti sangat sedih.

Sekarang Ara mengerti, mungkin hal inilah yang menjadi alasan Jeno mendadak pulang ke Seoul dan meninggalkannya.

"Ara lo gak apa kan? Kok diem?" tanya Bona yang lantas melihat Ara melamun cukup lama.

"Ah, nggak."

"Makasih infonya, Bona."

Bona tersenyum,
"Ngomong-ngomong tadi gue liat lo di kantin. Keren banget tau gak sihh," ujar Bona sedikit histeris.

"Cuman lo satu-satunya yang berani kayak gitu ke Yejin."

Ara tersenyum miring, gadis sombong seperti itu memang pantas diberi pelajaran.

"Eh tapi beneran, sejak Yejin tunangan sama Jeno kelakuannya makin menjadi. Dia makin bersikap sok berkuasa tau gak. Lo hebat banget bisa bikin dia malu, Ara gue kagum banget sama lo."

Ara sedikit cemberut, jika mengingat lagi gadis sombong itu sudah bertunangan dengan Jeno. Tapi bagaimanapun Ara tidak akan membiarkan Jeno diambil orang lain.

***

Sialan.

Itulah kata yang ada di benak Ara. Jelas saja, itu kata yang wajar untuk menggambarkan keadaan saat ini yang sedang hujan deras. Dan hebatnya lagi, Ara tidak membawa payung.

[✔] For You;MINE! | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang