" aku akan memperbaiki semuanya, rene. Tolong tunggu aku menjemputmu dan anak kita." Ujar suho seakan irene sedang berada didepannya.
Sudah seminggu sejak irene memasuki tempat kerja barunya. Ah iya, irene sekarang bekerja di ASAN Medical Center/ ACM yang merupakan salah satu rumah sakit terbedar di seoul. Ia diterima berkat prestasinya selama ia menjadi dokter di Indonesia. Rumah sakit mana yang bakal menolak seorang dokter yang sudah berhasil melakukan operasi pengangkatan tumor yang memiliki peluang sangat kecil?
Irene beradaptasi cukup cepat di rumah sakit itu. Semua orang yang bekerja dirumah sakit itu menerimanya dengan baik. Gadis itu memiliki teman yang cukup dekat denganya seminggu belakangan ini, namanya jennie kim.
" irene-ah kau tak makan siang?" teriak jennie memasuki ruangan irene.
" aish kau persis seperti sahabatku di indo. Suka sekali mengagetkan ku." Ujar irene kesal yang hanya dibalas cengengesan oleh gadis bermarga kim itu.
" hahaha sepertinya aku dan sahabatmu itu cocok menjadi teman, setelah itu kami akan meninggalkanmu sendiri." Irene hanya menatap tajam jennie tapi malah terlihat menggemaskan.
" sudah tinggalkan dulu data pasienmu itu. Kita harus mengisi tenaga. Ah jangan lupakan anak-anakmu butuh makan." Memang irene telah memberi tahu jennie dan para dokter dirumah sakit itu bahwa ia tengah hamil namun hanya jennie yang mengetahui bahwa ia akan berpisah dengan suaminya. Waluapun ia memberi tahu itu, tapi irene tak menceritakan penyebab mereka berpisah karna irene belum terlalu bisa membagi masalahnya dan jennie dapat memaklumi hal itu.
" aku tadi sudah makan duluan. Tadi mereka demo minta makan siang lebih cepat." Irene terkekeh mengelus perutnya.
" ahh dasar twins. Jadi aku sendirian makan siang. Yasudahlah aku pergi dulu" Jennie memasang muka cemberutnya dan keluar dari ruangan yang mengundang tawa ibu hamil itu.
Irene menyusun berkas berisi data pasiennya dan memutuskan untuk berjalan-jalan ke ruang UGD. Gadis itu menyapa setiap orang dengan senyuman manisnya. UGD penuh dengan pasien, dari yang paling serius hingga biasa. Irene melihat para mahasiswa dokter yang berjalan kesana kemari memasang wajah lelah. Ahh pasti mereka lelah menangani pasien yang sangat banyak ini.
" chogiyo." Irene berbalik saat seseorang menepuk pelan pundaknya.
" ne?" irene menatap orang yang memanggilnya, ia seperti tak asing dengan orang itu.
" yang di supermarket itu?" orang itu menunjuk irene sambil tersenyum.
" kaleng biscuit?" ujar irene memastikan
" ya. Itu aku." Pria itu mengangguk senang mengetahui wanita didepannya masih mengingat dirinya.
" annyeonghaseyo. Lama tak berjumpa." Irene tersenyum ramah.
" cha eunwoo. " pria itu menjulurkan tangannya pada irene yang disambut hangat oleh wanita itu.
" Bae irene. Senang berkenalan denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY or LEAVE | SURENE [END]
ФанфикKetika pikran memaksa untuk melepaskan Sedangkan hati memaksa untuk tetap bertahan Apa yang harus dilakukan? "Hubungan kalian tak sehat. Lepaskan lah dia" "Cinta tumbuh karna terbiasa. Masih ada alasan buat nyangkal kalo lo gak jatuh cinta sama Iren...