Kenyataan

4.3K 615 70
                                    

Haru POV

Haru masih terbaring di sofa memikirkan hal yang barusan terjadi padanya. Yang benar saja, Haru pikir bahwa ia bersikap kurang hormat pada Suzue yang termasuk keluarga Kambe.

Di waktu yang sama Suzue datang dari arah berlawanan menghampiri Haru, Haru sempat menoleh sekilas dan sadar.

Haru terkesiap dan langsung berdiri menghadap Suzue, tubuh Haru sedikit membungkuk, "Nona muda maafkan atas kurangnya sikap sopan saya, saya sebelumnya tak tau jika nona-

Suzue menyentuh kedua pundak Haru memberinya isyarat agar tidak membungkuk, Haru sedikit bangkit dan memberanikan dirinya untuk menatap Suzue.

Suzue tersenyum, "Tak usah dipikirkan tuan Katou, aku paham."

Suzue POV


Mereka bertiga masih asik berdiskusi di ruang pelayan, tiba-tiba ada satu ide terbesit di kepala Suzue.

"Aku tak yakin jika ide yang bagus tapi.. tujuan awal kita adalah merubah sikap Daisuke san, jika ingin menggunakkan Haru pertama-tama Haru harus tau bagaimana sikap Daisuke san. -Suzue

Kamei terlihat bingung sebaliknya Saeki sebenarnya sependapat tapi tak tau bagaimana cara melakukannya.

"Aku setuju, tapi bagaimana kita melakukannya? Berbicara pada tuan Katou saja kami tak bisa." -Saeki

"Tidak jangan bicara padanya, langsung saja buat skenario agar Tuan Katou melihatnya dengan mata kepala sendiri." -Suzue

Selepas itu rencana mereka mulai berjalan, pada awalnya Suzue memanfaatkan kesempatan tak adanya Daisuke di mansion.

Suzue sempat berbincang dengan Haru. Keesokan harinya pun begitu, Suzue datang lagi ke mansion dan itu berlangsung seterusnya.

Haru yang awalnya malu-malu untuk berbicara lama kelamaan sedikit manaruh kepercayaan pada Suzue.

Tugas Saeki dan Kamei hanya menjaga dari arah luar, barangkali Daisuke pulang mendadak tak seperti jam biasanya ( biasanya Daisuke pulang pukul 6 sore ) Kamei dan Saeki akan memberi tau Suzue secepatnya.

Beberapa hari berjalan, saat ini Suzue dan Haru sedang memasak bersama. Suzue berharap rencana kali ini bisa berhasil, tapi di satu sisi Suzue juga tak tega.

Suzue tau dan yakin bahwa mereka saling memiliki perasaan masing-masing, hanya saja Daisuke sudah salah jalan dan pandangan. Suzue merasa bersalah bahwa nantinya harus melihat Haru merasa sakit tapi apa boleh buat. Toh ini juga untuk kebaikkan mereka berdua, ini merupakan ujian berat bagi keduanya.

Masakan tadi bukan hanya buat iseng saja, hal itu termasuk dalam rencana Suzue. Niat Suzue pada awal ingin membuat bekal makan siang untuk Daisuke.

Saat ingin mengantar ke kantor Suzue beralasan bahwa ia ada acara jadi terpaksa harus Haru yang mengantarnya, bisa ditebak akan terjadi apa kedepannya.

Haru pun setuju, Haru diantar supir pribadi Suzue menuju kantor Daisuke. Kepergian Haru menjadi pertanda mulainya rencana. Suzue, Kamei, Saeki berdoa dan berharap semoga disana Haru baik-baik saja.

Haru POV

Dalam perjalanan Haru duduk di kursi mobil belakang sambil memegang bento/bekal yang ingin diberikkan pada Daisuke. Jantung Haru berdetak cukup kencang, dibilang rindu Haru sebenarnya rindu.

Setiap hari mereka hanya menghabiskan waktu pada malam hari. Daisuke bersikap sangat lembut, senyuman, tatapan, serta sentuhannya memabukkan Haru.

Haru mabuk dalam perasaannya sendiri, setelahnya sampai Haru mengucap terimakasih pada supir lalu masuk kedalam kantor.

Haru tak tau persis dimana letak kantor pribadi Daisuke, Haru sempat bertanya pada karyawan disana tapi ditolak.

"Maaf kalau tak ada janji penting dengan pak Daisuke lebih baik pergi saja." Begitu kata para karyawan disana.

Tak hanya yang modelnya begitu, ada juga karyawan yang memperhatikkan Haru seperti menatap Haru secara keseluruhan.

Dari wajah dan tubuh, tak sedikit dari mereka yang berpendapat jika Haru 'manis.'

Haru tak mendapat petunjuk dari karyawan sampai akhirnya salah satu OB memberi tau dimana letak kantor pribadi milik Daisuke.

Haru merasa sedikit gugup, pertama kakinya akan bertemu dengan Daisuke di kantornya ini. Tak butuh waktu lama Haru sampai di depan pintu kantor Daisuke.

Haru menarik nafasnya sebelum membuka kenop pintu, sempat bimbang sendiri sebenarnya. Baru ingin meraih gagang pintu tangan Haru seketika berhenti.

"Pak aghh lebih.. aahh lebih dalam."

Dari dalam pintu terdengar suara itu, suara desahan seorang pria, Haru terdiam sejenak lalu dengan cepat langsung membuka pintu.

Setelah pintu terbuka bukan kaget lagi yang dirasa Haru, rasa sakit, tak percaya dengan apa yang dilakukan Daisuke. Bento di tangan Haru pun sampai terjatuh.

Semuanya sama seperti pemandangan yang Suzue lihat biasanya, Daisuke yang bermain dengan pria lain.

Daisuke juga sadar pintunya terbuka, Daisuke segera menoleh ke arah orang yang membuka pintu, mereka sama-sama terdiam dan kaget.

Daisuke refleks menghentikkan kegiatannya, "Pak kok diem?" Tanya pria yang tak lain orang yang bermain dengan Daisuke, pria itu juga sekarang ikut menoleh ke arah pintu.

"Haru.." Panggil Daisuke.

Haru tak percaya ini, apa apaan, berarti selama ini semua yang dilakukan Daisuke padanya bohong. Semua sentuhan dan tatapan itu berarti hanya permainan kebohongan Daisuke, hal itu semua yang berputar-putar dalam pikiran Haru.

Haru mulai menangis menemukan fakta ini, 'Aku tak boleh marah karna aku hanya seorang pelayan.' Batin Haru.

"Maafkan aku Daisuke-sama karna aku sudah lancang menganggumu, aku permisi." -Haru

Setelah mengucapkan itu Haru segera berlari dan pergi, Daisuke memanggil berkali-kali tapi tetap saja hal itu sia-sia.

"Pak kenapa ga lanjut?" Pria tadi masih bertanya.

Daisuke langsung menodong pisau pada leher pria itu, "Cepat pergi sebelum aku benar-benar menghabisimu."

Pria itu sontak ketakutan dan bukannya lari malah pingsan.

"Oh kau tak menurut ya, padahal tadi sudah kubilang agar pergi." -Daisuke

Satu tusukan pada jantung pria itu membuatnya mati seketika, Daisuke tak peduli. Daisuke merapikan bajunya lalu segera meninggalkan jasad pria tersebut.

Sebelum pergi Daisuke sempat melihat adanya kotak bento yang jatuh, Daisuke mengambil lalu membukanya.

Beberapa makanan kesukaan Daisuke tersedia di dalam kotak bento itu.

"Haru.. kumohon jangan pergi." -Daisuke

Jika sudah membaca alangkah baiknya jika mem-vote
Terimakasihh

Listen To Me! || DaiHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang