Eunbi membuka pintu ruangan dengan kencang, kakinya bergerak mendekati Yerin.
"Kalau kau mau membeli peralatan makan, seharusnya kau membelinya sendiri. Kenapa kau membuatku melakukannya? Kenapa kau menyeretku ke urusan kalian.."
Yerin yang sedang melamun di pojok ruangan sambil berjongkok langsung berdiri. Pandangan kosongnya kini beralih menatap Eunbi.
Eunbi melanjutkan, "Aku tidak bisa tidur pada malam hari. Itu sangat sulit untuk melupakannya, kau tahu? Dan.. kenapa.. Kenapa kau melakukan ini padaku?"
Yerin hanya diam, sementara Eunbi masih menggebu dengan mata yang mulai basah, "Aku mendengar suaranya setiap malam. Suaranya gemetar ketakutan, dia berkata bahwa dia takut. Tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa untuknya. Kau tidak tahu seperti apa rasanya itu!"
Begitu banyak yang ingin ia luapkan hingga wanita itu terengah-engah. Yerin mengambil nafas dalam, "Luangkan waktumu, kau bisa istitahat. Kau bisa kembali lagi nanti."
"Jungkook bilang untuk kembali? Untuk melakukan apa kali ini? Ke dalam apa lagi dia mau menyeretku kali ini?"
Yerin mengambil tangan Eunbi, menggenggamnya erat. "Eunbi, jangan lakukan ini. Aku minta maaf sudah menyeretmu ke dalam hal ini. Tapi.. tolong jangan menyalahkan pamanku."
"Kalau kau saja seperti ini, bayangkan bagaimana perasaannya?" lanjutnya.
Yerin menghembuskan nafas lesu, "Bagaimana aku bisa tahu? Serius. Aku tidak bisa menemukannya dimanapun."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eunbi berlari di jalan mencari Jungkook kemana-mana. Pertama ia datang ke kafe di ujung jalan, tapi tidak ada Jungkook. Eunbi berjalan ke beberapa gang lain, yakin pria itu ada di dekat sana. Lalu ia teringat sebuah alamat, tempat di mana Suji langsung mengenalinya ketika ia memberikannya sebagai alamat pengiriman.
47-341, Wokin-dong, Jongro-gu
Eunbi mendekat, memastikan nomornya tidak salah. Pagar rumah itu terbuka dan ia mengintip ke dalam. Pandangannya disambut tanah besar yang kosong, dan sosok menyedihkan yang terlihat dari balik kaca.
Jungkook duduk di lantai, bersila. Tangannya menutup sebagian wajahnya, matanya terpejam seperti orang frustrasi.
Eunbi menutup mulutnya melihat pria itu, tiba-tiba air mata seakan ingin ke luar dari dalam dirinya.
"Permisi, haruskah aku meletakkan paketnya di sini?"
Eunbi menoleh secepat mungkin mendengar suara seorang kurir dari luar. Ia membalikkan tubuhnya dengan cepat ke luar, lalu menutup pintu depan.
Matanya menatap paket yang baru saja datang, sebuah boks yang ditujukan untuk Jeon Yerin, dari Lee Suji. Bahkan sebelum pergi, Suji tetap mengirimnya..
