Ada yang cantik, tapi bukan bunga.
-Hiro Ryuu-05-12-2020
_________________________________________Tiba-tiba datang seorang kakek. Dari penampilan dia sepertinya adalah tetua desa. Ia mengacungkan jempol dan berkata sesuatu.
Hiro sebagai penerjemah mengobrol dengan kakek itu. Ia berkata "Jempol yang diacungkan itu maksudnya adalah 'bagus'. Sepertinya penduduk ingin berkata 'selamat datang' kepada kita."
Kakek yang merupakan tetua desa itu berkata, "Di Indonesia, ada ramalan yang mengatakan bahwa, akan datang orang-orang yang serumpun dengan orang Indonesia, yang mengembalikan kebebasan bagi kami. Apakah tuan bangsa yang serumpun dengan kami?"
Paman Hitoshi berkata,
"Hiro Ryuu! beri tahu dia. Bahwa sebagian nenek moyang bangsa Jepang datang dari kepulauan Indonesia dengan menggunakan kapal. Anda dan orang Jepang adalah saudara. Kami bertarung melawan Belanda supaya kalian bisa kembali merdeka."Ramalan yang dimaksud adalah ramalan Jayabaya, seorang raja Kediri di abad ke-12, yang mengatakan bahwa penjajahan bangsa Eropa terhadap Jawa akan diakhiri oleh pendudukan bangsa lain yang berkisar hanya 3-5 tahun atau seumur Jagung. Jawa lalu akan bersatu dan bebas, dan masa-masa keadilan akan datang.
Sedangkan paman Hitoshi berkata bahwa Jepang adalah serumpun dengan orang Indonesia berdasar oleh teori sejarah yang umum di tahun 1930-40an.
Lalu kakek tua itu melanjutkan:
"Tentara Belanda telah menanam bom di setiap pohon. Namun tanggung jawab kepala desa untuk meledakkan bom-bom itu. Kami meledakkan beberapa bom agar tentara Belanda senang, makanya ada sebagian pohon tumbang. Tapi setelah mereka pergi kami tidak meledakkan bom lagi karena khawatir akan mengganggu jalan para penduduk."Malam itu, ribuan penduduk lokal membantu tentara Jepang untuk membersihkan pohon-pohon tumbang di jalan. Melancarkan jalannya pasukan meriam & artileri sehingga mereka cepat sampai di Serang, menyusul pasukan Infanteri.
Sejak malam tanggal 3 Maret, sejumlah 3000 pasukan Jepang telah menyerang 7000 pasukan Australia yang bertahan di kota Buitenzorg (Bogor), sebuah kota yang di dalamnya terdapat istana Gubernur-Jenderal Hindia Belanda, dan juga taman botani tropis terbesar di seluruh dunia (Kebun Raya Bogor).
Namun penyerangan terhambat karena pertahanan yang gigih dari musuh, dan juga medan sungai dengan tebing tinggi di sebelah barat kota.
Namun akhirnya pada tanggal 5 Maret, Divisi Maruyama melaporkan bahwa pasukan Australia telah pontang-panting mundur menuju benteng Bandung. Resimen Shoji berhasil menyeruak mengejar mereka di Bandung, namun karena jumlah prajurit yang kecil dibandingkan 50 ribu pasukan Belanda, paman Hitoshi menyuruhnya untuk menghentikan penyerangan dan menunggu bantuan datang.
Resimen Infanteri ke-29 yang berjalan menyusuri Pantai Utara, kini telah berhasil menguasai Batavia (Jakarta) pada tanggal 6 Maret setelah menghancurkan perlawanan musuh sepanjang jalan. Untuk mencegah anarki, paman memerintahkan agar pasukan dilarang memasuki kota seluruhnya.
Selain itu, Divisi Tsucihashi telah berhasil mendarat di Jawa Timur dan kini sedang menuju Kota Surabaya; Brigade Sakaguchi telah menduduki kota kerajaan Solo dan Yogyakarta pada tanggal 3 Maret, lalu sebagian pasukannya berlanjut menuju Cilacap. Resimen Shoji yang sebelumnya diserang oleh pesawat-pesawat musuh, kini telah berhasil menguasai Pangkalan Udara Kalijati dan mengalahkan pasukan Belanda-Australia di sana.
Paman Hitoshi berkata, "Tak ada keraguan bahwa kesuksesan ini dapat dicapai, karena rasa tanggung jawab besar yang ada pada setiap diri komandan pasukan, juga usaha dan bantuan dari 50 juta penduduk Indonesia yang bersahabat dengan Jepang dan anti-Belanda."
KAMU SEDANG MEMBACA
秋雨 "Hujan Musim Gugur" [END]
Historical FictionFollow sebelum baca, sebagian di privat. Karya asli diri saya sendiri, NO PLAGIAT!! [Hiro-san & Sekar] Cerita ini berlatar belakang WAR II. Di saat Jepang berperang dengan Amerika dan para sekutu nya. Sekitar tahun 1942 Jepang menjajah negeri Hindia...