Chapter 2: The BestfrEnemy

30 5 0
                                    


"Kita gak akan maafin Shakila sama sekali?" Tanya Mia. Yang baru saja datang ke kelas dan bergabung dengan ketiga temannya

"Baru dua minggu, biar dia juga tau rasanya diabaikan." Athena menjawab pertanyaan Mia. Luna dan teman-teman sedang dalam aksi mengabaikan semua usaha permintaan maaf Shakila. Semua sms dan telpon tidak pernah diangkat. Luna juga menolak kedatangan Shakila kerumahnya.

Luna ingin Shakila juga merasakan perasaannya diperlakukan seperti ini. Luna ingin Shakila merasa ditinggalkan, kesepian, dan merana tanpa dirinya. Namun, apa yang mereka lakukan tersebut memiliki hasil yang tidak diprediksi oleh Luna.

"Gue setuju sama Athena, dan lagi menurut gue dia gak kelihatan pengen temenan sama kita lagi tuh." Kata Bella.

Kembalinya Shakila ke Pelita Cahaya menjadi bahan perbincangan banyak orang. Shakila seperti magnet yang terus-terusan menarik perhatian banyak orang. Shakila yang mudah berbaur, asik dan ceria itu membuat banyak orang ingin duduk disampingnya saat makan siang. Mendengarkan gadis itu bercerita tentang apa yang dilakukannya di Chicago dan liburan lainnya. Beberapa hari yang lalu, Luna melihat Shakila pulang dengan Bianca dan beberapa anak kelas IPS 2. Dari status instagram Bianca, mereka terlihat sedang hangout ­di Cafe milik Calvin. Ini jelas bukan yang Luna harapkan akan terjadi.

"Yeah, dia kayaknya baik-baik saja tanpa kita." Luna ingin Shakila menjadi sendirian, tidak punya teman, dan desperate to be back to the group. Dia ingin semua gossip di sekolah itu membicarakan Shakila yang berusaha keras untuk kembali pada dirinya. Luna ingin Shakila menderita.

Dia ingin lebih dari sekedar permintaan maaf saja. Karena baginya itu tidaklah cukup.

"But, she's too popular. Dia seakan-akan gak pernah pergi dari sini." Keluh Bella.

Luna juga berpikiran yang sama. Bagaimana semua orang seakan-akan tersihir dengan kedatangan Shakila? Bukan hanya semua orang di sekolah, tetapi ibunya juga membicarakan gadis itu. Bagaimana hanya dengan kehadirannya, dia berhasil membuat semua orang berpaling untuk melihat Shakila, melupakan Luna dan teman-temannya.

She's the popular Queen Bee at school. Luna dengan otak cemerlangnya yang berhasil menduduki peringkat 5 besar satu sekolah, Luna yang dilantik menjadi kapten cheers dan berhasil membawa timnya menang kejuaraan nasional beberapa bulan yang lalu, Luna yang menjadi ketua acara amal di sekolah semester lalu.

"I should've been the one they talked about." Semua usaha Luna seperti tidak ada artinya dibandingkan dengan kehadiran Shakila.

Selain itu, ada hal lain yang membuat Luna kesal. Yakni sosok Calvin yang terlihat tidak lepas dari Shakila. Sudah hampir dua minggu, Calvin terus-menerus menjemput dan mengantar Shakila pulang. Menurut info yang Bella dapatkan dari Bianca, di kelas juga mereka terlihat dekat. Luna semakin resah karena kehadiran Shakila. Selain karena takut bahwa Shakila akan mengalahkan popularitasnya, Luna juga tidak ingin Shakila dekat dengan Calvin, cowok incarannya.

"Setidaknya kasih Shakila kesempatan." Mia melihat raut muka teman-temannya yang berubah. "gue gak membenarkan Shakila, dan tentu kita berhak kesel sama kelakuan dia setahun kemarin. Tapiiiiii, she's still our friend."

"Mia's right." Kata Athena. "Mungkin kita bisa bikin sesuatu buat menyambut Shakila? Welcome back party?" Lanjut Athena yang tersenyum licik memikirkan beberapa ide.

"Hmm, dia menghilang selama setahun, it shouldn't be that easy to be back with us." Bella menambahkan.

"Okee." Luna akhirnya bisa kembali tersenyum. "Jadi kita punya rencana apa?"

Highschool SocietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang