Chapter 4: Mia's Soiree.

25 4 0
                                    

Author's note:

It's been more than a year since the last update, I'm so sorry! I've already figured out many chapters, but it just takes a lot for me to write. However, I promise I will update more regularly from now on. So, here's chapter 4, enjoy!

---



"Sha, balik bareng kan? Cabut sekarang yuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sha, balik bareng kan? Cabut sekarang yuk. Bang Theo udah nungguin gue nih." Kata Calvin yang menghampiri meja milik Shakila sambil menenteng tas sekolahnya.

Bel sekolah telah berbunyi, kebanyakan murid SMA Pelita Cahaya terlihat masih santai-santai di kelas dan tidak langsung pulang karena hari ini adalah hari Jumat. Ada beberapa yang berkumpul untuk bersiap latihan ekskul, ada juga yang sekedar berkumpul untuk menentukan kemana mereka akan pergi setelah ini.

"Gue mau nemenin Luna nyalon, Vin." Kata Shakila, melihat ekspresi Calvin yang berubah gadis itu kemudian meminta maaf, "Sorryyyyyy, sudah janji gue dari semalam. Jumat depan gue janji deh ke Verona."



Shakila masih beberapa kali pulang bersama Calvin, hampir 2 bulan ini semenjak mereka masuk sekolah, biasanya pasti mampir ke Verona setiap hari Jumat, lalu pergi makan malam bersama dimana pada hari itu, biasanya orang-orang di rumah mereka pulang larut. Daripada makan sendirian, mereka memutuskan hari jumat adalah hari milik mereka.

"Jumat depan gue traktir di Blackstone!" Bujuk Shakila yang menyebutkan salah satu restaurant favorit Calvin.

"Gapapa Sha kalo hari ini lo gak ke Verona, tapi minggu depan boleh lah Blackstone, hehe." Calvin tertawa, "Lo udah oke-oke aja sama Luna?"

"Maksudnya?"

"I heard you guys fighting at my house, hari minggu kemarin."

"Ahhh, yang itu. Gue sama Luna gak bikin ribut yang heboh, kan?" Shakila takut dia merusak acara milik Tante Selaras.

"Nooo, tenang aja. Lagian yang lain kan di belakang." Kata Calvin, Shakila merasa lega keputusannya untuk berbicara di dalam rumah sangat tepat.



"I know you guys are good now, tapi mungkin ada baiknya lo jangan terlalu percaya sepenuhnya gitu, Sha." Calvin melanjutkan.

"Waktu itu semua sudah jelas kok, dan udah gak ada masalah lagi sekarang. Lo kan juga kenal Luna udah lama, Vin. Masa ngomongnya gitu sih?"

"Gak ada salahnya buat lebih hati-hati, kan? Things... change."



Merasakan hpnya bergetar, Shakila melihat Luna yang meneleponnya. "Anak-anak udah nungguin gue, duluan ya Vin." Shakila segera bangkit dari kursi untuk meninggalkan kelas, dan mengabaikan ucapan Calvin yang menurutnya tidak masuk akal. Bukan kah normal bagi mereka untuk sesekali bertengkar lalu kembali berbaikan? Shakila tidak mengerti mengapa Calvin merasa hal ini perlu di besar-besarkan.

Highschool SocietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang