Jeno jatuh cinta pada Jaemin.
Senyumnya yang menggemaskan, cebikan lucunya dan wajah kesalnya yang manis.
"Jeno~ aku ingin itu." Rengeknya dengan nada manja.
Jeno bersumpah sanggup memberikan apapun pada Jaemin asal lelaki manis itu terus berada di sisinya.
"Lee Jeno! Aku tidak akan bicara denganmu!"
Hhh! Bahkan disaat marah pun Jaemin tetap manis. Lalu Jeno akan berpura-pura menyesal dan menunduk untuk menyembunyikan senyum gemasnya.
Padahal ia sengaja menjadi menyebalkan dan mengganggu lelaki yang hampir sama tinggi dengannya itu agar bisa melihat wajah marahnya yang —demi apapun membuat Jeno semakin jatuh cinta!
"Jen, sepertinya Bongshik sakit."
Dengan tersedu, Jaemin menghampiri Jeno yang baru saja pulang dan langsung berhambur memeluknya.
"Kenapa menangis, Sayang?" Jeno bertanya lembut. Karena disaat seperti ini, hati Jaemin teramat sensitif.
"Bongshik sakit. Tadi dia muntah, aku tidak sanggup melihatnya tersiksa seperti itu."
Jaemin-nya benar-benar berhati lembut. Jeno yang notabenenya sang pemilik saja tidak sebegitunya saat kucing peliharaannya sakit.
Tapi Jaemin— Ah! Jeno jadi ingin menyimpan manusia mungil ini untuk dirinya sendiri.
Semenjak bertemu Jaemin, seorang Lee Jeno yang realistis dan penuh pertimbangan dalam menjalani hidup, menjadi kebalikannya.
Lelaki bertubuh tegap itu akan melakukan apapun, sejauh apapun dan sesulit apapun, hanya untuk Jaemin.
Padahal Jaemin jarang meminta, namun Jeno yang kelebihan peka akan melakukan semuanya.
Menjadi seorang pengusaha tidaklah mudah. Jeno harus berada di luar kota atau bahkan luar negeri lebih lama daripada di rumahnya sendiri.
Ia juga bukan tipe bos yang sangat mengandalkan pegawai. Jeno akan turun tangan langsung apalagi jika menyangkut proyek besar.
Dari semua kesibukannya, Lee Jeno akan terus membawa Jaemin di dalamnya.
Jika lebih dari sehari, sudah dapat dipastikan Jaemin akan ikut dengannya bepergian.
Semua keputusannya dalam pekerjaan pun atas sepengetahuan Jaemin.
Dimana dan kapanpun, Jeno terus mengabari Jaemin sekali dalam 2 jam.
Tak mau makan apapun selain buatan Jaemin.
Tak akan berpakaian jika bukan Jaemin yang menyiapkan.
Semua tentang Jaemin.
Kadang Jeno ditanya, alasan ia melakukan semua itu.
Jawabannya sederhana.
"Karena aku sangat mencintai Jaemin."
Jaemin pun sering bertanya hal yang hampir serupa.
"Jen, kau tidak bosan?"
"Denganmu?"
"Iya. Apa tidak membosankan terus denganku, melakukan semuanya bersamaku serta melihatku setiap saat?"
"Justru itulah tujuanku mendapatkanmu susah payah. Untuk melakukan semuanya denganmu, melihatmu setiap detik dan bersamamu selamanya."
"Sebegitu besarkah cintamu padaku?"
Jeno tersenyum dan mengeratkan pelukan mereka, "Kau tidak akan bisa membayangkan seberapa besar rasa cintaku untukmu."
Mungkin ada banyak pasangan yang akhirnya bosan setelah beribu-ribu kata cinta yang mereka ucapkan.
Banyak dari mereka mencari orang baru demi rasa sayang yang lebih segar.
Tapi Jeno tidak.
Baginya, Jaemin saja sudah begitu lebih dari sangat cukup.
Walaupun kini pernyataan cintanya sudah beratus ribu, Jeno tidak akan berhenti.
Sampai mereka menua.
Jeno akan terus jatuh cinta dengan perasaan yang semakin membuncah setiap harinya.
Pada Jaemin cinta pertamanya.
Kekasih pertamanya.
Lee Jaemin, yang telah dinikahinya 6 tahun lalu.
Jaemin adalah yang pertama bagi Jeno dalam segala hal.
Hanya Jaemin yang Jeno butuhkan dalam hubungan sederhana ini.
Hanya Lee Jaemin.
Fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in Love | NOMIN ✓
Fanfiction[Drabble] Fluff! Jeno jatuh cinta pada Jaemin.