Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun sedang berlari-larian di koridor rumah sakit. Sambil berlarian ia mencoba mencari ruangan dengan nomer 23.
"Nah, itu dia." Gumamnya sambil mempercepat langkah kakinya.
Setelah sampai di ruangan yang ditujunya ia pun langsung membuka pintunya dan masuk ke dalam ruangan. Terlihat ada seorang wanita tengah tertidur di atas ranjang rumah sakit.
Anak laki-laki itu pun langsung berjalan ke arah ranjang lalu berdiri di sampingnya. Ia memegang tangan wanita tersebut yang tak lain adalah ibunya, terlihat sangat pucat.
"Selamat pagi, mom. Maafkan aku karena hari ini aku sedikit terlambat, ada sedikit urusan dengan anak anjing majikanku yang manja itu." Alasannya.
Selanjutnya ia menarik kursi yang ada di dekatnya lalu mendudukinya. Ia masih setia menggenggam tangan sang ibu. Sekitar setengah jam kemudian tiba-tiba ia merasa ada pergerakan pada tangan ibunya yang sedang digenggamnya itu.
Tentu ia terkejut bercampur senang, kini ibunya sudah bangun. "Mama, kau sudah bangun?" Pertanyaan itulah yang keluar dari mulutnya, walaupun tanpa bertanya ia juga sudah tahu kalau ibunya sudah bangun.
"Chris... Kau sudah datang rupanya." Kata ibu dari Chris dengan suara khas bangun tidurnya.
"Iya, mungkin sekitar setengah jam yang lalu. Oh iya, kau pasti belum sarapan. Sebentar aku akan membawakan sarapan untukmu." Jawab Chris dan langsung beranjak keluar dari ruangan tanpa menunggu jawaban dari ibunya.
09:00.
Chris memutuskan untuk berjalan-jalan mengitari taman rumah sakit tersebut, karena ibunya sudah diberikan obat bius oleh dokter dan sudah tertidur. Ia juga sudah menyuapi ibunya sebelum itu.
Kini, ia sedang duduk di salah satu bangku taman. Entah mengapa ia selalu merasa tenang setiap kali berada di sana. Semua kesedihan yang selalu ia pendam selama ini terlupakan sejenak, dan beralih pada taman rumah sakit yang sangat indah.
Lalu tanpa disengaja kedua matanya menangkap sosok seorang anak laki-laki yang kira-kira beberapa tahun lebih muda darinya tengah duduk di salah satu bangku taman bersama dengan sang ayah.
Sepertinya anak kecil itu salah satu pasien di rumah sakit ini. Tapi bukan itu yang ia pikirkan, ia sedikit iri melihat kedekatan bapak dan anak tersebut. Wajar saja karena dari kecil ia tak pernah bertemu langsung dengan ayah kandungnya, hanya bisa melihat lewat albun foto.
Atau jika Chris benar-benar merasa rindu ia akan datang ke makam ayahnya. Tak lupa membawa album foto milik ayah dan ibunya, entah apa tujuannya. Dan selalu akan berakhir Chris menangis di pinggir makam sambil memeluk album foto tersebut, sesekali ia juga memeluk batu nisan sang ayah.
Anak kecil sepertinya sudah merasakan pahit-perihnya kehidupan. Mungkin dari luar ia terlihat kuat, tapi di dalamnya ia sangatlah rapuh.
Sesekali Chris terkikik saat melihat anak kecil itu dikerjai oleh sang ayah. Apakah ia bisa merasakan senangnya mempunyai seorang ayah juga?
"Papa, jangan menggelitikiku, aku sudah tidak kuat. Berhentilah." Pinta anak kecil itu lalu kembali tertawa karena permintaannya tadi tak digubris olehnya.
Chris menghela napasnya kasar, sepertinya ia harus berhenti berharap akan merasakan kebahagiaan mempunyai seorang ayah. Ayahnya sudah pergi ke Surga, di dunia ini ia hanya memiliki ibunya yang sangat ia sayangi.
Dan ia harus melakukan apa pun agar ibunya bisa cepat sembuh.
"Oh iya, aku harus pergi secepatnya. Anak anjing itu bisa saja mengotori kamar Tuan Bang lagi." Monolognya lalu langsung berdiri dan pergi meninggalkan rumah sakit.
Apakah ia bisa merasakan kebahagiaan yang sama dengan anak-anak yang lain?
Selamat pagi semuanya!!!
Ehm, maaf kalo awal-awal cerita ini chap nya terlalu pendek dan ngebosenin. Tapi semoga cerita ini bisa berlanjut sampe tamat, aamiin...Happy reading and see you next chapter!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past | ChanLix [END]
FanficBagaimanakah jika seorang anak laki-laki yang telah meninggal pergi ke masa lalu untuk memperbaiki takdir hidupnya sendiri? Memangnya bisa? Kalian tak akan mempercayainya sebelum menemukan sebuah kunci misterius yang bisa merubah waktu di masa lalu...