Alea bersujud di kaki kanan Alex, air matanya terus mengalir deras. "Aku mohon, Tuan. Nikahi aku, kau boleh menyiksa aku, tapi tolong nikahi aku," isak Alea memeluk erat kaki Alex.
"Aku tidak ingin anakku lahir tanpa seorang Ayah, dia tidak ada salahnya, jadi aku minta tolong, Tuan." Alea terus saja meminta agar Alex menikahinya. Bukannya apa, tapi dia hanya ingin anaknya nanti mempunyai seorang ayah.
'Aku tahu itu anakku, tapi melihatmu berpelukkan dengan bodyguard sialan tadi membuatku marah!' batin Alex berdecak.
Bruk!
Alex menunjang keras tubuh Alea hingga tersungkur. Alea tersenyum, lalu dia berdiri dan menggengam tangan Alex untuk mengarahkan ke pipinya.
"Tampar, ayo tampar aku, Tuan!" Alea menampar wajahnya kuat-kuat.
Alex tercengan di tempat, tubuhnya menegang saat matanya tak sengaja beradu dengan manik cokelat muda milik Alea. Dapat Alex lihat di sana terdapat banyak luka dan kekecewaan yang Alea simpan.
"Tampar, tunjang, pukullah aku, Tuan. Ayo, ayo pukul aku, jambaklah! Aku akan terima semuanya," tangis Alea.
Bruk!
Tubuh Alea tumbang di atas lantai. Dia menangis sambil menjambak rambutnya dan menyembunyikan wajahnya di lipatan lututnya.
"Hukumlah aku sepuasmu, Tuan, tapi tolong bertanggung jawablah," pinta Alea menutup matanya agar air matanya berhenti mengalir, tapi apalah daya, air matanya semakin deras mengalir.
"Aku akan menikahimu!" Setelah mengatakan itu, Alex berlalu keluar dari kamar.
Alea hanya diam di tempat, kepalanya kembali pusing sekarang. Dia menjambak rambutnya saat kepalanya semakin pusing.
"Aku butuh istirahat untuk berjuang," monolog Alea, kemudian dia merebahkan tubuhnya di atas lantai.
*****
Alex sedang berada di ruangan kantor yang ada di apertemennya. Dia menjambak rambutnya frustasi saat mengingat bayangan mata Alea yang sedang menangis.
"Kekecewannya sangat dalam, kenapa aku baru menyadarinya dari tatapan itu?" tanya Alex bermonolog. Ya, memang selama ini saat Alex menjambak rambut Alea, pasti gadis itu akan menutup matanya kalau tidak ya menunduk.
"Apa perbuatanku selama ini keterlaluan terhadapnya? Ah, sudalah, itu sudah terjadi," ucap Alex.Alex bangkit dari kursih kerjanya, dia berjalan ke luar untuk menuju kamarnya.
*******
Cklek!
Alex mengedarkan pandangannya ke dalam kamar saat pintu sudah terbuka. Dia menggeleng pelan, kemudian dia mendekat ke arah Alea yang sedang tertidur di lantai. Alex menggendong Alea ala bridal styel menuju ranjang.
Chup!
Alex mencium singkat kening Alea, kemudian dia menyeka sisa air mata Alea. Tak sampai di situ, Alex juga menyingkirkan rambut Alea yang menutupi wajah cantik gadis itu. Alex menatap Alea sayu saat dia melihat mata bengkak milik Alea, diciumnya kedua kelopak mata yang sudah lelah menangis itu.
"Maaf atas sikapku selama ini, aku takut akan perasaanku," bisik Alex membelai pelan pipi Alea yang sedikit lebam karena bekas tamparan.
Chup!
Alex mencium perut rata milik Alea, dia kemudian menyelimuti tubuh mungil itu menggunakan selimut.
"Beristirahatlah, aku tahu kamu lelah," lirih Alex memberikan sebuah kecupan di kening Alea kembali.
******
Pagi menyapa, Alea sudah bangun sejak subuh tadi. Sekarang dia sedang menyiapkan sarapan untuk Alex. Setelah selesai menyiapakan sarapan, Alea beranjak untuk membangunkan Alex.
"Tuan ...," panggil Alea menggoyangkan pelan tubuh Alex.
"Heumm." Alex mengeliat, tanpa sadar dia menarik tangan Alea yang berada di bahunya hingga gadis itu tanpa sengaja menindihnya.
"Tuan, bangun. Lepaskan," cicit Alea berusaha melepaskan pelukkan Alex.
"Tenanglah Alea, aku akan menikahimu."
Deg!
Jantung Alea berpacu cepat. Alex mengigau namanya? Ada apa dengan Tuanku ini? Apa dia sedang bermimpi? Pikir Alea.
"Aww!" pekik Alea saat tangannya tak sengaja tertimpa oleh punggung kekar Alex.
Alex membuka matanya saat mendengar rintihan dari mulut Alea. Matanya memperhatikan Alea yang sedang meniup tangannya.
"Kenapa?" tanyannya datar.
"Enggak papa, Tuan. Makanan anda sudah siap," ucap Alea menunduk.
Alex berdehem, dia kemudian menyuruh Alea untuk keluar karena dia ingin mandi.
******
"Dua hari lagi kita akan menikah!" Alex berucap sebelum akhirnya dia menyantap makanannya.
"I--iya, Tuan," ujar Alea gugup.
Suasana mendadak hening, Alea sedang sibuk membersihkan meja, sedangkan Alex sedang makan.
"Makan!" tegas Alex saat Alea hendak pergi.
"A--aku, ah, nanti saja," timpal Alea gugup.
"Makan!" tegas Alex lagi, tapi kali ini suaranya sangat menyeramkan.
Alea mengangguk takut, dia kemudian duduk di samping Alex. Akhirnya, mereka makan dengan bersama.
*****
Alea sedang bersantai di kamar miliknya, dia sedang memegang sebuah kalung berbentuk bintang. Senyum di bibirnya tidak pernah luntur saat menatap kalung itu.
"Andai kamu di sini, pasti kamu bakalan bantuin aku," lirih Alea menangis. Entalah, mengingat kalung ini membuat hatinya terasa perih.
Lama menangis, akhirnya Alea memutuskan untuk membersihkan apertemen Alex karena sebentar lagi Alex akan pulang.
******
Malam ini sangat sunyi, Alea sedang duduk di sofa menunggu kedatangan Alex. Waktu sudah tengah malam, tapi Alex belum kunjung pulang. Alea akhirnya tertidur di sofa.
Cklek!
Pintu terbuka oleh Alex yang baru saja pulang, dia menggelengkan kepalanya saat melihat Alea tertidur. Tanpa pikir panjang lagi, Alex akhirnya menggendong Alea menuju kamarnya.
'Aih, kenapa wajahnya ini sangat menggemaskan?' batin Alex memperhatikan wajah damai Alea.
******
Setelah sampai di kamarnya, Alex merebahkan tubuh Alea di atas ranjang. Lalu dia pergi ke kamar mandi untuk mandi.
Setelah selesai mandi, Alex membaringkan tubuhnya di samping Alea. Dia menatap dalam wajah damai milik Alea, sampai akhirnya tatapan Alex jatuh pada sebuah benda yang berada di samping tangan Alea.
"Apa ini?" tanya Alex memperhatikan benda itu.
Alex kemudian mengambil benda itu, matanya membulat sempurna saat mengetahui benda yang sempat populer di hidupnya.
"Enggak! D--dia ... enggak, itu gak mungkin!" Alex menggeleng kuat.
#Bersambung
Maaf kalau dicerita sebelumnya dan cerita ini ada yang typo. Lngsng komen aja kalau ada typo, biar bisa diperbaiki:)
Author sayang kalian❤️❤️😗
Jangan lupa tinggalin jejak yaa✌️🙄
Kita saling menghargai:)
Yang udah ninggalin jejak makasih banyakkkkkkkkkkk😗🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Milik Mafia
Novela Juvenil"Alexander Aditya Prasetya. Kau adalah orang yang pertama menghancurkan hidupku, tapi kau juga orang pertama yang membuatku mengerti akan apa artinya sebuah kasih sayang. Tuhan mempersatukan kita dalam suatu kejadian yang hingga akhirnya menjadi sat...