"Alea! Bangun kau!" teriak Alex membangunkan Alea yang sedang tertidur.
"Eumm ... ada apa, Tuan?" tanya Alea dengan suara serak.
"Jelaskan apa maksud dari foto ini!" tegas Alex dengan tatapan tajamnya.
Alea tersentak kaget saat Alex menunjukkan foto keluarganya yang berada di kantongnya tadi. Air matanya luruh saat mengingat kenangan kedua orangtuanya.
"Jelaskan Alea!" bentak Alex mengguncang tubuh Alea saat gadis itu hanya diam sambil menangis.
"I--itu keluargaku. Mereka udah meninggal dan ninggalin aku sendirian," isak Alea.
Deg!
'Mampus! Ternyata dia anaknya!' batin Alex terkejut. Entalah, mendengar pejelasan Alea tadi membuatnya keringat dingin plus gugup.
"Mereka meninggal karena tertabrak!" jelas Alea lagi yang membuat Alex semakin menegang.
"Oh, gue pergi dulu. Gue ada urusan!" Alex melangkah meninggalkan Alea yang masih menangis di dalam kamar.
Alea merogoh saku kantong bajunya. Dia mengeluarkan kalung bintang yang dia pegang tadi. "Adit, sekali lagi gak ada yang peduli sama gue. Kamu di mana, sih? Aku kangen sama kamu," tangis Alea.
Akhirnya karena lelah menangis, Alea kembali tidur. Urusan Alex? Entalah, biarlah pria itu bebas dengan urusannya.
******
Alex berada di depan teras apertemennya. Pikirannya sangat kacau sekarang. Alea, adalah sumber kekacauan dalam pikirannya.
"Enggak mungkin itu dia, tapi kalau itu dia bagaimana ini?" tanyanya bermonolog.
"Enggak! Dia tidak boleh mengetahui hal itu!" sambungnya.
Dia kemudian bangkit dari situ, lalu berjalan menuju kamar untuk beristirahat.
****
Chup!
"Maafkan aku Alea," bisik Alex di telinga Alea, "aku menyesal karena melakukan itu."
Alex kemudian menarik Alea ke dalam dekapannya. Dia terus saja mengucapkan kata maaf sambil membelai pipi Alea. Sebelum benar-benar tidur, Alex mengecup kening Alea.
******
Pagi ini Alea sedang membersihkan kamar Alex, setelah mencuci pakaian pria itu. Dia mulai merapikan selimut serta bantal, tapi pergerakannya berhenti saat melihat sesuatu.
"Rekaman video?" tanya Alea saat melihat sebuah flasdis.
Tanpa pikir panjang lagi, dia mulai memasang benda kecil itu ke laptop Alex yang kebetulan ada di sana.
Alea menegang di tempat saat melihat video itu. Di sana terlihat orang tuanya yang tergeletak di atas aspal dengan bersimbah darah di sekujur tubuhnya.
"E--enggak! Alex pembunuh!" teriaknya mundur sambil menjambak rambutnya.
"Pembunuh! Kau pembunuh Alex!" teriaknya terus menerus.
******
Malam menyapa, Alex membuka pintu apertemennya, tapi dia tersentak kaget saat tiba-tiba Alea menampar wajahnya dengan wajah merah padam.
"Pembunuh kau Alex!" teriak Alea memukul-mukul dada Alex.
"Kembalikan orang tuaku! Dasar pembunuh!" Alea meraung meminta orang tuanya kembali, tapi apalah boleh buat, orang tuanya sudah tenang di alam sana.
"A--alea, lo itu ----"
"Diam kau! Kau pembunuh! Aku benci kau Alex!" teriak Alea berlari menuju kamar pembantu, lalu dia menguncinya.
Deg!
"Bagaimana ini? Dia sudah ... ahkh!" teriak Alex menjambak rambutnya frustasi.
#Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Milik Mafia
Novela Juvenil"Alexander Aditya Prasetya. Kau adalah orang yang pertama menghancurkan hidupku, tapi kau juga orang pertama yang membuatku mengerti akan apa artinya sebuah kasih sayang. Tuhan mempersatukan kita dalam suatu kejadian yang hingga akhirnya menjadi sat...