Bagian 6.

283 9 0
                                    

"Al, kamu gak percaya sama aku? Selama ini fine aja kan aku temenan sama cowo, aku juga gak ada niat berpaling dari kamu kalo kamu takutin itu" jawab Naya lemah lembut.

"Iyaaa aku tau selama ini fine aja, tapikan skrng kamu lebih banyak fans nya. Lebih populer dari waktu smp. Aku cuma takut kamu nemuin seseorang yang bakal bikin kamu lebih nyaman dari aku, lebih segalanya dari aku Nay" Aldo menghembuskan napas dan menarik nafasnya lagi pelan.

"Kamu itu semangat aku Nay, orang yang ngangkat dan ngebantu aku bangkit dari rasa terpuruk karna ditinggal mamah. Aku gak mau kamu juga ninggalin aku, itu aja! Aku gak akan ngebiarin orang yang aku sayang diambil orang lain lagi dan ngebuang aku kaya mamah." Lanjut Aldo.

Aldo mengingat bagaimana dia terpuruk dan hampir bunuh diri karna ditinggal mamahnya menikah lagi dan tinggal diluar negri. Keluarganya memang sudah broken home dari kelas 1 smp, dia memutuskan untuk tinggal bersama mamahnya karna selama ini Aldo jarang bertemu papah. Papahnya sibuk cari uang sampai-sampai tak ingat waktu, itu semua sebenarnya demi mamah dan dirinya. Tapi, mamah tidak tahan atas sikap papahnya yang luar biasa sibuk sampai tidak ada waktu luang untuk sekedar makan bersama.

Dulu Aldo hanya mendapatkan kasih sayang seorang ibu saja makanya dia sangat terpukul ketika mamahnya menyerahkan Aldo pada papah karna mamahnya ingin menikah dan tidak diperbolehkan bawa anak maupun bertemu nya lagi. Mirisss, sungguh!

Saat itu ia hanya ingin menghilangkan rasa sakit dihatinya dengan cara membunuh diri sendiri. Tapi diwaktu yang bersamaan, ada malaikat yang datang untuk menolong Aldo dari keterpurukan, malaikatnya adalah kekasih hatinya saat ini;') dengan segala tingkah konyol gadis itu Aldo sedikit tidak lagi memikirkan mamahnya dan lama kelamaan Aldo bisa bangkit dengan segala cara dan nasihat yang Naya berikan. Sungguh ia sangat berterima kasih.

"Aku gak akan ngelakuin hal sebodoh itu Aldo, kita punya masalah yang sama dalam keluarga cuma porsinya beda aja. Kamu juga penyemangat aku sekaligus pelindung disaat orang tua dan abang aku sibuk." Kata Naya pelan.

"Janji jangan tinggalin aku apapun kondisinya?" Aldo menyodorkan jari kelingking pada Naya untuk mengsahkan perjanjian mereka.

"Haha kaya anak kecil deh. Iyaaa aku janji." Naya pun menautkan jari kelingkingnya.

Setelah obrolan ringan dipinggir kolam renang Aldo pamit pulang dikarenakan sudah larut sore, dia juga udah ditelfonin papahnya berkali-kali tapi ia abaikan karna sampai skrng Aldo belum bisa terbiasa dengan sosok ayah dalam hidupnya.

"Besok aku jemput yaa." Kata Aldo setelah sampai disamping motornya.

"Setiap hari juga kamu jemput kenapa pake bilang?"

"Yakan kali gitu kamu mau ama yang lain." Aldo malah memancing obrolan tak berfaedah padahal tadi sudah jelas-jelas ia melarang untuk dekat dengan cowo.

"Mulai deh, jangan bikin diri sendiri cemburu. Besok jangan telat, kan upacara." Naya mewanti-wanti agar Aldo tidak telat.

"Siaappp bu boss. Lagian aku gak ada kegiatan malem ini jadi besok gak akan telat." Jawabnya semangat 45.

Naya hanya terkekeh dengan tingkah laku pujaan hatinya itu.

"Yaudah aku pulang dl yaa sayang. Kamu istirahat mukanya pucet gitu dari tadi." Aldo memakai helm nya dan menstater motor.

"Iyaaa ini mau minum obat dulu kepala aku sakit." Kata Naya akhirnya jujur.

"Kalo besok masih sakit jangan paksa sekolah yaa, aku pamit. Byee pacarr." Setelah melambaikan tangan kearah Naya, Aldo segera meninggalkan pekarangan rumah gadis itu.

Naya segera masuk kedalam dan melakukan apa yang ingin ia lakukan tadi.
Ternyata obat pusing di kotak P3K nya habiss, tidak ada stok obat. Ia memutuskan untuk tidur saja, kepalanya sakit bukan main sebab dia tahan sejak bangun tidur tadi pagi.

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang