04. Beautiful People

530 88 60
                                    


Previous.....

"Bukankah ini terlihat seperti permainan Tuan Kim?"

"Permainan yang menyenangkan bukan?" Tuan Kim meremeh disana. "Aku memaksamu untuk ikut di dalamnya. Kau hanya mengikuti alurnya, maka semuanya terselamatkan. Keluargamu, ayahmu dan dirimu"

Pikiran Sehun melayang pada ayahnya yang sedang di rawat, saat ini kondisinya tidak begitu stabil. Jika ia menolak tawaran ini, maka perusahaan akan bangkrut dan semua biaya perawatan ayahnya juga menghilang.

Puk.

Tuan Kim meletakkan sebuah pulpen dengan harga ratusan ribu won di atas meja tepat dihadapan Sehun. Menanti dirinya untuk membuat sebuah kesepakatan dengan sebuah tanda tangan di kertas itu.

Satu kesempatan dengan berjuta peluang disana. Ia sudah memikirkan berbagai resiko dan setiap jalan yang sudah ia perkirakan, namun semuanya berakhir menjadi jalan buntu. Kesempatan ini terlihat sangat menguntungkan dan juga hanya butuh sebuah permainan ringan, mungkin hanya berkorban selama tiga sampai empat tahun maka ia bisa mengembalikan semua dana itu dan memutuskan perjanjian ini. Jika seperti ini sudah cukup, hanya butuh sedikit waktu.

Menggores tinta mahal itu pada kertas dengan namanya yang tertera disana maka semua permainan akan dimulai.




×××××






×××××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Castle of Glass

04. Beautiful People

.

.

.

Enjoy

.

.

.



Tuan Kim memasuki kediamannya dengan wajah angkuh yang selalu terpantri disana, para pekerja yang melintas hanya membungkuk hormat sebagai sapaan. Berjalan menuju lantai dua dan membuka pintu kamar Jongin.

Disana ia bisa melihat tatapan kosong putranya dengan tubuh bersandarkan pada sandaran ranjang. Jongin masih berdiam diri dan menolak apapun yang ada disekitarnya, bahkan makanan yang sudah mulai dingin itu di abaikan begitu saja. Tuan Kim duduk di tepi ranjang, menatap sendu sejenak putra kesayangannya.

"Kau tidak menghabiskan makananmu?" Tuan Kim menatap iba pada Jongin.

"Ingin Appa suapi?" Tuan Kim mengambil piring yang berada di atas nakas, mencampur nasi dengan lauk. "Jongin, kau harus makan, agar nanti kau bisa lebih sehat saat bertemu dengan Sehun"

Jongin mendongkak mengalihkan tatapan pada sang ayah yang masih sibuk dengan nasi di piring itu, kemudian Tuan Kim menyodorkan sendok ke depan bibir Jongin. "Appa ingin menyampaikan kabar baik ini setelah kau memakan makan siang mu" Tuan Kim menggerakkan sendok dengan nasi dan lauk itu meminta Jongin agar segera memasukkannya kedalam mulut.

✔Castle Of GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang