Permainan

5K 609 38
                                    

Haru tak peduli beberapa banyak karyawan yang ditabraknya, Haru tak peduli bagaimana dirinya menjadi pusat perhatian sekarang. Hatinya sakit, Haru ingin segera keluar dari kantor ini.

Dari arah luar supir pribadi Suzue sebenarnya tak pulang, supir pribadi itu menunggu tanda-tanda apa yang akan terjadi agar bisa melaporkan sesuatu pada Suzue.

Suzue sendiri sekarang gemetar memegang ponselnya, Saeki dan Kamei pun sama. Saat supir pribadi melihat Haru yang keluar berlari sambil menangis, supir itu segera menelpon Suzue.

Suzue sempat kaget dengan dering ponselnya sendiri lalu tergesa-gesa mengangkatnya.

"Halo nona Suzue, target berinisial H barusan keluar dari dalam gedung, dia berlari sambil menangis."

Suzue tau hal ini pasti akan terjadi, "Tetap tunggu disana pastikan keadaannya, kita harus tunggu reaksi target satunya"

Setalah itu Suzue menutup panggilan, Saeki yang penasaran langsung bertanya.

"Bagaimana nona?" -Saeki

Suzue tiba-tiba lemas hingga menjatuhkan dirinya, "Sama seperti yang kita prediksi, pasti tuan Katou akan merasa seperti ini, kita tunggu waktu sampai mereka berkomunikasi. Semoga semuanya akan lekas membaik.".

Tak lama waktu berlalu, Haru sudah sampai di mansion. Haru pergi ke mansion menggunakan taksi, langkah kaki Haru gelisah, matanya kini bengkak akibat banyaknya air mata yang dikeluarkan.

Haru tak tau lagi ingin berbuat apa, Haru merasa tak pantas ada disini. Haru merasa salah memiliki perasaan ini.

Haru segera masuk ke dalam mansion, Suzue dan yang lain ingin menyambut dan menenangkan Haru tapi masih dengan keadaan menangis Haru menolak.

Mereka bertiga mengerti lalu membiarkan Haru menenangkan diri terlebih dahulu.

"Nona Suzue lebih baik jika kau pergi saja, aku takut jika Daisuke-sama tiba-tiba pulang dan kau akan menjadi target kemarahannya, atau lebih buruk lagi jika Daisuke-sama mengetahui jika kita bertiga terlibat dalam situasi ini." -Saeki

"Kau benar Saeki san, aku pergi dulu. Kalau ada sesuatu yang terjadu segera hubungi aku, sebisa mungkin sekarang kita tunggu tuan Katou tenang dulu." -Suzue

***

Haru masuk ke dalam kamar, sepenuhnya Haru terisak di dalam sana. Bertahun-tahun lamanya Haru bertahan bersama Daisuke, bertahan dalam segala aspek apalagi jika mengenai seks.

Haru pikir bahwa ia sangat bodoh dan percaya jika Daisuke hanya melakukan hal itu bersamanya. Haru pikir bahwa sekarang lebih baik jika ia bebas, dalam belenggu Daisuke hanya akan merasakan sakit pada hatinya.

Haru ingin melupakan ini semua, Haru takut jika selama sisa hidupnya ia hanya akan menjadi tempat pemuas nafsu pada tuannya. Haru juga punya hati, Haru tak bisa membayangkan jika nantinya melihat Daisuke bersama orang lain.

Tapi di satu sisi Haru juga bimbang, Haru tak yakin bisa menghilangkan perasaan ini. Keinginan Haru hanyalah menjalani hidup yang tenang dengan Daisuke, sama seperti yang Daisuke lakukan pada kemarin.

Tapi Haru yang sadar tentang fakta hari ini tak bisa berbuat banyak, tentang pertanyaan Suzue kemarin membuat Haru sadar.

Haru sebenarnya ingin hubungan lebih tapi semua itu terhalang karna statusnya.

Di waktu yang sama Daisuke tiba-tiba masuk juga ke kamar, "Haru kau-"

Haru segera berdiri menghadap Daisuke, ditatapnya mata pemuda berwarna biru tua itu.

"Daisuke-sama apa kau sudah puas bermain?" -Haru

Daisuke menangkup kedua pipi Haru, "Haru ini semua tak seperti yang kau pikirkan, aku-"

Haru memotong,   "Aku kenapa Daisuke-sama hiks.. jadi selama ini kau juga bermain dengan orang lain. Kupikir hikss.. kau hanya melakukan hal itu denganku, tapi akhirnya hari ini aku sadar bahwa statusku tak lebih dari seorang pelayan. Daisuke-sama aku minta padamu agar memberiku waktu, aku ingin kembali ke mansion utama, aku ingin-"

Daisuke tak membiarkan Haru bicara lagi, leher Haru diraih lalu Daisuke segera mendorong Haru hingga terjatuh di atas kasur. Rahang Daisuke menguat, begitupun juga cengkraman tangannya pada leher Haru.

Haru sesak dan merasa tercekik, Haru meronta untuk dilepaskan tapi Daisuke tak menurutinya.

Daisuke kini berada di atas Haru, perlahan Daisuke mendekatkan wajahnya pada Haru menatap mata Haru tajam.

"Dengarkan aku, aku tak bilang bahwa kau harus pergi ke mansion utama, aku juga tak bilang agar kau pergi dari sisiku. Kau bukan pelayan lagi tapi kau adalah milikku, baiklah jika keinginanmu adalah pergi coba saja kalau bisa." -Daisuke

Daisuke segera melepas cengkramannya pada leher Haru, Haru merasa kesulitan bernafas dan lemas, Haru lalu pingsan di tempat.

***

Saat terbangun dari pingsannya Haru merasa sedikit aneh, Haru berniat pergi tapi ada sesuatu yang menahannya.

Leher Haru seperti dikalungkan lalu terhubung dengan rantai, diikatkan di atasan tempat tidur. Mata Haru pun ditutup sesuatu layaknya penutup mata.

Tubuh Haru juga sepenuhnya telanjang, "DAISUKE-SAMA tolong Hiks bebaskan aku."

"Kenapa katanya ingin pergi, kan sudah kubilang coba saja kalau bisa." -Daisuke

"Daisuke-sama Hikss bukan ini yang aku inginkan, tolong bebaskan aku, hiks.. aku mohon.., aku takut." -Haru

Daisuke mendekat kearah Haru, "Tidak." Satu tangan Daisuke memegang sebuah whip lalu whip itu menyabet setiap bagian tubuh Haru.

"AKH! Daisuke-sama ini sakit, aku tak suka. Aku mohon lepakan aku, atau setidaknya aku mohon biarkan aku melihat dirimu." -Haru

"Tidak, bukan sekarang. Kau kan tadi menangis karna tak suka jika aku bermain dengan orang lain, baiklah mulai sekarang aku hanya akan bermain denganmu." -Daisuke

Malam itu kembali lagi, malam yang dihujani rasa sakit bagi Haru. Dan itu tak berlangsung hanya semalaman, keesokan hari dan seterusnya dalam kamar yang tadinya penuh kehangatan sekarang kembali dipenuhi teriakan serta rintihan.

Haru bermain di atas panggung kesenangan milik Daisuke.

--

-Author hiatus dulu ya sebentar mau persiapan buat nonton AOT season 4 wkwk

Jika sudah membaca alangkah baiknya jika mem-vote
Terimakasihh





Listen To Me! || DaiHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang