06: Materi Tentang Perasaan

1.7K 427 114
                                    

jadwal pelajaran pertama winter di mulai dengan materi bahasa indonesia yang dipegang oleh guru wanita bernama joanna atau yang disapa akrab 'joy'.

joy ini selalu duduk di atas meja winter, tepatnya di bangku kedua barisan kedua dari arah pintu masuk.

begitu juga dengan sekarang.

"sebentar deh, ibu gak mau langsung dulu ke materi. tapi ibu mau ajak kalian bicara soal 'perasaan' yang biasa kalian rasakan" ujar joy.

winter mendongak menatap joy yang duduk di atas mejanya. begitu pula dengan giselle.

"ah ibu, emang ibu kerjaannya bucin. apalagi kalo udah dijemput sama suami ibu" goda murid laki-laki di kelas winter.

"ssttt.. ini bukan masalah cinta aja" kata joy.

semua murid terdiam memperhatikan, emang jam pelajaran paling seru tuh kalo guru mulai cerita di luar materi.

"pernah gak kalian nangis, nangis banget gitu. tapi waktu ditanya alasan, kalian gak tau itu kenapa. pernah gak?" tanya joy.

"pernahhh!!" jawab murid-murid.

"sebenarnya, itu bukan karena kalian gak punya alasan. kalian punya alasan menangis. tapi saking terlalu sakitnya alasan itu, kalian gak bisa cerita. atau memilih gak cerita asalkan emosi kalian keluar lewat tangisan" ujar joy.

para murid menyetui apa yang joy katakan. memang benar, kebanyakan orang memilih jalan seperti itu.

"orang yang mudah tertawa bahkan sama hal yang kecil dan gak lucu sama sekali. biasanya mereka adalah orang yang merasakan kesepian, dan itu cara mereka menutupinya. orang yang suka tidur adalah orang yang merasakan kesedihan, dan berusaha melupakan dengan tertidur,"

"orang yang mudah menangis, bukan berarti lemah. tapi karena berhati lembut dan sangat perasa,"

"sedangkan orang yang gak bisa nangis bukan berarti mereka orang kuat, justru mereka adalah orang lemah. karena mereka gak bisa mengendalikan perasaannya atau rasa emosional." tutur joy.

para murid mulai berbisik karena itu sama dengan apa yang mereka rasakan.

kecuali antara winter dan giselle, mereka bertanya pada diri mereka di dalam batinnya.

"sungchan suka bilang gue cengeng, itu bukan karena gue lemah. justru dia yang gak bisa nangis! dia yang lemah!" —winter.

"meskipun kemarin itu tangisan pertama dia seumur kenal sama gue. tapi gue yakin sebelumnya dia gak suka nangis. apalagi kalo sama hal kecil"—winter.

"bu!" panggil giselle sambil mengangkat tangan.

"iya giselle?" sahut joy.

"gimana sama orang yang suka marah-marah?" tanya giselle.

pertanyaan giselle itu membuat winter melotot kaget.

"dia butuh cinta" jawab singkat joy.

winter kembali menatap joy dan joy juga menatap winter. sekilas joy tersenyum tulus ke arah muridnya itu.

"udah ya, kita kembali ke materi lagi. soal yang ibu bilang tadi, ibu gak bilang itu dari psikolog ya. itu cuman kebanyakan orang dan pengalaman aja. dan ibu mau kalian lebih memahami diri sendiri" ujar joy yang kembali duduk ke kursi guru di depan.




☆FIANCE LIKE FELON☆


pulang sekolah, seperti biasa sungchan bubar dengan kawan-kawan tercinta.

karena rencananya hari ini nongkrong di tongkrongan dekat sekolah. jadi mereka pulang jalan kaki.

mereka ketawa, termasuk sungchan.

fiancé like felonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang