Napasku tertahan ketika tubuhku berputar dan terayun tanpa adanya pegangan yang kuat.
Mana mungkin aku sukarela menghantamkan wajahku ke lantai.
Perutku mengencang karena baju latihanku yang ditarik paksa oleh Jimin. Genggaman pria itu pun melingkar di perutku, membawaku kembali berdiri dengan sempurna tanpa lecet.
Pria ini benar-benar diragukan kredibilitasnya.
Dia mungkin saja terlihat menonjol di penampilan solo, tapi tidak dengan penampilan berpasangan.
"Kamu enggak apa-apa?"
Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban yang seharus bisa dia tangkap sendiri. Langkah kakiku bergerak mundur, melepas diri dari tangan Jimin yang masih memeluk pinggangku. Jimin mendengus dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Dia benar-benar kacau. Berkali-kali kami harus berhenti di tengah jalan karena dia lupa kombinasi gerakanku. Kami sampai harus menonton video pegangan berkali-kali. Mulutku ikut pegal menjelaskan tiap gerakan berikutnya.
Di sudut mataku aku dapat melihat Pelatih Taemin membisikan sesuatu kepada Ms. Hyolyn yang sebetulnya sudah melayangkan lirikan tajam ke arah kami semenjak Jimin melakukan kesalahan bertubi-tubi. Wanita itu menaikkan dagunya dan berdeham, menarik perhatianku dan Jimin.
"Kita latihan lagi dalam tiga hari sekalian latihan bersama. Saya ingin setidaknya kalian sudah menguasai lima puluh persen dari video ini. Kalau kalian tidak mampu, saya akan menggantikan kalian dengan kandidat lain. Masih banyak orang yang punya potensi," Ms. Hyolyn berucap dingin.
Ia meraih tasnya dan melenggang pergi begitu saja setelah memberikan ancaman tak langsung. Pintu studio terbanting dengan keras menyuarakan amarah dan ketidakpuasan dari Ms. Hyolyn.
Tidak, bagaimanapun juga aku tidak boleh tergantikan pada penampilan kali ini. Pelatih Taemin menggadang-gadang jika banyak perwakilan dari perusahaan balet akan datang menyeleksi bakat untuk melakukan perekrutan.
Menjadi bagian dari Yeonhee Ballet adalah impian terbesarku. Sama seperti langkah yang diambil oleh nenekku. Intinya apapun keputusan yang diambil nenekku saat masih aktif di dunia balet selalu kupastikan akan kuikuti bagaimana pun caranya.
Bisa dibilang aku terobsesi. Aku bahkan sampai ingin dipanggil arwah yang bangkit dari kubur kalau perlu. Nenekku idolaku dan aku berambisi untuk bisa setara dengannya atau bahkan melebihinya.
"Ini sudah larut," Pelatih Taemin mendelik pada jam tangannya. Senyuman hangat di antara wajahnya yang letih memberikan ketenangan tersendiri bagiku. Senyuman yang bisa berbincang dengan hatiku, menyatakan semua akan baik-baik saja, "kalian bisa pulang dan beristirahat. Kalau kalian mau latihan bisa hubungi aku. Untuk videonya nanti aku email ke kalian malam ini."
"Terima kasih, Pelatih," ucapku sembari membungkuk sopan.
Pelatih Taemin menutup laptop, mengucap perpisahan ala kadarnya, dan bergegas menyusul Ms. Hyolyn yang juga merupakan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adagio | seulmin✔️
FanficKang Seulgi, balerina yang berambisi besar untuk menyaingi kehebatan mendiang neneknya, dipasangkan dengan si pria berambut gulali yang super cerewet dan diam-diam mengaguminya. Sialnya lagi mereka harus memerankan kisah paling tidak masuk akal bagi...