16

8 1 0
                                    

happy Reading
.
.
.

"huhhh nenek lampir masih marah sama gue, kalok gue mampir ke rumah dia, trus ngajak jalan, dia mana mungkin mau" monolog aksa.

Aksa kini berada di depan rumah yang berbentuk minimalis namun dengam kesan mewah. Aksa bingung antara masuk dan pergi.

"udah ah gue cobak dulu" ujar aksa kembali.

Aksa memberanikan diri untuk mengajak anggi jalan.

"assalamualaikum" ujar aksa mengetok pintu.

"Waalaikumsaalam" sahut seseorang dari dalam.

Benar saja orang yang membukakan pintu adalah anggi sendiri.

"ngapain lo kesini" ketus anggi tanpa basa basi.

"masih marah aja sih" balas aksa.

"pulang aja sana" usir anggi.

"masak gue baru dateng langsung di suruh pulang" sahut aksa pasrah.

"gue sibuk harus urus acara sekolah besok malem" balas anggi jutek.

"ya udah gue temenin" tawar aksa.

"gak perlu" ketus anggi.

"yang, udah dong marahnya. Gue minta maaf deh" balas aksa.

"gue gak marah somplak, gue lagi sibuk aja" ujar anggi sebisa mungkin agar tidak terlihat marah.

"gak di tawarin minum ato masuk dulu ni" cibir aksa.

"udah duduk di sini aja" tunjuk anggi ke kursi yang berada di teras rumah.

"ayah sama bunda lagi gak di rumah, takutnya jadi fitnah" lanjutnya.

"ya udah, gue duduk di sini aja" pasrah aksa.

"mau minum apa?" tanya anggi menawarkan.

"jus jeruk aja" jawab aksa.

Anggi segera pergi ke dapur untuk membuatkan aksa jus jeruk. Sebenarnya ia tidak tega langsung mengusir aksa tadi, cuman mau gimana lagi Anggi masih kesal pada aksa.

"nih minum dulu" ujar anggi memberikan aksa jus jeruk, tidak lupa ia membawa camilan untuk aksa.

Jadilah malam ini mereka menikmati suasana malam di teras rumah anggi ditemani jus jeruk dan beberapa cemilan.

"gi, maafin dong" pinta aksa kembali.

"gue gak marah" balas anggi.

"tapi nadanya gak enak banget, masak gak marah tapi jawabnya gak ikhlas gitu" sahut aksa.

"iya aksa, gue gak marah" balas anggi sembari memaksakan senyum pada aksa.

"ya udah gue yang salah kalok gitu" putus anggi sambil memanyunkan bibirnya.

"ngapain tuh pakek manyunin bibir segala" sindir aksa.

"mintak di cium" goda aksa.

"pede banget lo somplak" ketus anggi pada aksa.

"fikiran lo kotor banget" lanjutnya.

"lo sih, lagian ngapain manyunin bibir, gue kan jadinya salah sangka" goda aksa kembali.

"udah ah males gue" putus anggi.

"kok lo makin gendut aja sih" cibir aksa.

Sebenarnya aksa berbohong, hanya saja ini cara yang ampuh untuk membuat anggi kembali tidak marah dan mau berbicara panjang lebar.

"iya tau" jawab anggi singkat.

"tumben ni nenek sihir gak cerewet kalok gue bilang gendutan" monolog aksa.

"marahnya udahan dong gi" pinta aksa kembali.

"iya" balsa anggi semakin singkat.

"ya udah deh, gue harus apa biar lo gk marah" tawar aksa.

"pulang sana, gue masih banyk kerjaan malem ini" ujar anggi pada aksa.

"masak gue diusir lagi sih" balas aksa pasrah.

"ya udah gue pulang aja deh kalok gitu" lanjutnya.

"bagus" balas anggi singkat.

"masuk gih sana, ini udah malem, lagian cuacanya dingin" suruh aksa melihat cuaca malam ini sangat dingin.

"duluan aja, kalok lo udah pergi baru gue masuk" balas anggi cepat.

"ya udah gue pulang" pamit aksa.

"jangan lupa nanti malem mimpiin gue" teriaknya.

Setelah melihat kepergian aksa, anggi langsing masuk karena cuaca di luar sangat dingin. Ia segera kembali ke kamarnya dan melanjutkan kerjaannya.

Tidak terasa acara ulang tahun sekolah sekalian serah tetima jabatan osis baru akan di adakan besok malam, jadi anggi dan anggota osis lain harus bekerja extra untuk acara besok malam.

Mulai dari mereriksa kembali laporan osis tahun ini dan yang lain lainnya.

"uhh gak nyangka, udah mau lulus aja gue" monolog anggi setelah menyelesikan laporan tersebut.

"yeayyy bentar lagi gue kuliah" teriaknya kegirangan.

Setelahnya, ia kembali memikirkan mengapa aksa menghilang seminggu kemarin ini. Apa apa aksa memang benar ada urusan mendadak makanya ngilang, tapi mengapa tidak ada satupun orang yang di kabari mengenai kemana dia perhi sebenarnya dan urusan apa yang dia kerjakam sampai sampai tidak ada kabar sama sekali.

Kira kira begitupah fikir anggi. Namun anggi tidak mau berburuk sangka, biarlah itu menjadi urusan aksa, bukan anggi.

Anggi benar benar takut lehipangan aksa, ya walaupun sikap anggi yang selalu ketus dan terkadang jutek hanya saja ia tulus menyayangi aksa. Dan itulah yang membuat ia bertahan hingga sekarang dengan aksa.

"lo nyembunyiin apa aih dari gue somplak" monolog anggi.

"kalok mau ngilang itu pamit dulu kek biar gue gak khawatir sama lo. Gue sayang sama lo aksa, makanya jangan pernah tinggalin gue", lanjutnya.

"udah ah, kok gue jadi melow gara gara si somplak sih, kurang kerjaan banget gue. Biarin aja kalok dia mau ngilanh lagi sana, sekalian nyarik pengganti gue" ujar anggi sewot setelah sadar dari lamunannya.

Anggi mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang di seberang sana.

"iya anggi ku sayang, kenapa nelpon malem malem gini?" ujar seseorang di seberang sana.

"kapan balik sih ke indo?" balas anggi.

"besok kalok air laut udah abis" candanya.

"ihhh anggi serius nanyak" balas anggi sopan.

" iyaa sayang, kakak jugak serius" jawabnya.

"trus kapan balik ke indo?" tanya anggi kembali.

"bentar lagi sayang" jawb orang di seberang sana.

"ya udah deh, jangan lupa oleh oleh anggi. Dada abangku syang" tutup anggi sebelum orang yang di seberang sana berbicara kembli.

Benar, orang yang anggi telepon tadi adalah abangnya, tepatnya kakak misan anggi. Anggi memng dekat dengan satria--abangnya itu, sudah seperti kakak kandungnya. Mereka selalu bersama sejak kecil, hanya saja satria meoanjutkan kuliahnya di luar negeri. Alhasil mereka harus berpisah, dan aksa tidak mengenal satria karena memang anggi tidak Pernah menceritakannya pada aksa.

----

Sekian dulu deh chapter yang ini

Semoga feel nya dapet ya

Soalnya aku baru baru mulai di dunia tulis menulis

See you next chapter

Jangan lupa tinggalkan jejak

Senin,7 desember 2020

Don't Disappear, please! (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang