22. -||PCADA||-

373 63 26
                                    

Entah mengapa setelah kejadian penculikan yang dialami Ayra, ia jadi pendiam dan terus menangis. Rasa trauma itu terus muncul dipikirannya.

Hampir setiap malam ia terus bermimpi tentang kejadian itu. Baik kedua orangtua Ayra maupun Akhtar sangat bingung dengan keadaan Ayra sekarang.

Biasanya ketika ada yang menghiburnya Ayra langsung tertawa bahagia tetapi sekarang berbeda, mau diajak bercanda, berbicara, atau apa selalu ditanggapi dengan wajah datar.

Psikologisnya sedang terganggu rasa trauma itu selalu muncul. Mimpi buruk itu selalu datang dengan sendirinya yang membuat Ayra selalu bersedih dan menangis.

Melihat keadaan Ayra yang tidak perubahan selepas dari kejadian penculikan itu, Akhtar semakin geram rasanya ingin menyiksa Rafa tanpa ampun. Sayang, Rafa sedang dirawat di rumah sakit akibat luka berat yang diperoleh dari berbagai pukulan Akhtar waktu itu.

"Ay, ayo makan dulu. Dari kemarin kamu belum makan loh,"

Ayra menggeleng kesekian kalinya.

"Iya benar tuh kata umi. Nanti kamu tambah sakit kan bahaya," sambung Affran.

"Gak apa-apa. Biar mati sekalian!"

Sekian lama tidak bicara, sejatinya bicara jawabannya sangat menguras emosi.

Plak

"MAKSUD APA NGOMONG GITU HAH? GAK LUCU LU AY JAWAB KAYAK GITU. KAYAK GAK ADA IMAN AJA LU,"

"EMANG PERNAH UMI SAMA ABI NGAJARIN LU BERBICARA KAYAK GITU HAH? KALO ABI ADA DISINI LU BAKALAN DIHUKUM ABIS-ABISAN!"

"Fran sudah nak. Jangan memperkeruh keadaan. Pikiran Ayra lagi keganggu,"

Sedari tadi Ayra hanya menangis menahan rasa sakit akibat tamparan Affran yang cukup keras. Ia tak menyangka kakak yang selama ini selalu melindunginya kini telah kasar kepadanya.

Dan baru hari ini Affran berani membentaknya. Sungguh ini bukan seperti Affran yang ia kenal selama ini. Affran tidak pernah sekasar ini.

Ayra menatap Affran tidak percaya sekaligus kecewa dengan tindakannya barusan. Tak lama Akhtar muncul dihadapan mereka.

"Fran? Lu bentak Ayra?"

"Iya!"

Dan akhirnya Ayra pergi.

♡♡♡♡

1 minggu kemudian.

Akhirnya Ayra bisa melupakan kejadian yang suram itu. Dan alhamdulillah hatinya sudah bisa dikondisikan sekarang.

Semakin hari keadaan Ayra semakin membaik. Dan tepat pada hari ini pernikahan mereka akan segera dimulai.

Rumah Ayra pun sudah terhiasi dengan tenda-tenda serta bunga-bunga dan lampu yang menggantung indah. Taman pelampinan pun sudah sangat indah.

Kursi-kursi tamu sudah terjejer rapi. Tak lama lagi akad akan segera dimulai, Ayra pun sedang dirias.

Ditempat lain Affran beserta sahabat-sahabat Ayra sedang sibuk ingin menyambut para tamu. Mereka menunggu didepan pintu.

"Eh besan datang!" sorak Nabila kegirangan.

"Nis, bilangin yang didalam suruh bersiap terutama umi dan abi," perintah Affran yang sudah sigap menerima semua para tamu yang akan masuk ke rumahnya.

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang