Episode 35

453 10 0
                                    

"Nona...Nona...." Panggil Harsan yang baru saja datang.

"Ekhhh tuan Harsan" Ucap Selin tertawa kecil.

"Nona kenapa melamun didepan pintu?."

"Enggak, cuman....cuman..." Selin bingung tak bisa jawab pertanyaan Harsan. "Maaf tuan, perkerjaan saya masih banyak hehe Kalau gitu saya permisi dulu tuan" Pamit Selin langsung pergi dari hadapan Harsan.

"Aneh" Gumam Harsan, kemudian mengetuk pintu ruangan Daniel.

Tok....tok....tok..

"Masuk" Teriak Daniel dari dalam.

Ceklekk..

"Bagaimana Har, Apa mereka setuju?" Tanya Daniel saat Harsan muncul diambang pintu.

"Sesuai dengan keinginan tuan, Mereka telah menandatangani surat perjanjian itu" Jawab Harsan menuju sofa.

"Bagus" Lalu menghampiri Harsan kearah sofa. "Har....." Panggil Daniel saat telah duduk di atas sofa.

"Ada apa tuan?"

"Besok kita akan pergi ke makam Ibuku Vanesa" Ucap Daniel sambil menyandarkan kepalanya dibelakang sofa dengan menghirup nafas yang panjang.

"Baik tuan" Jawab Harsan, kemudian membuka leptopnya.

****

Pagi harinya sesuai dengan perkataan Daniel, Harsan telah menunggu di depan Garasi dengan setelan rapi.

"Selamat pagi tuan" Hormat Harsan sambil membuka pintu mobil untuk Daniel.

"Hhmmm, Apa bunga ya sudah ada Har?"

"Sudah tuan" kemudian Harsan mengitari mobil Daniel untuk masuk di kursi bagian kemudi dan langsung menjalankan mobil Daniel.

Setelah sampai di area Makan, Daniel langsung turun dari dalam mobil itu dengan bunga yang ada ditangannya untuk menemui ibu tercinta yaitu Vanesa Deron Kenzo.

Daniel pun langsung berjalan kearah letak makam Vanesa, "Mahh Putra mu ini datang untuk mu" Ucap Daniel sambil meletakkan bunga yang indah itu di atas makam Vanesa. Lalu Daniel berjongkok disamping kuburan Vanesa. "Mahh Daniel sangat rindu, Kalau Mama rindu enggak sama Daniel?. Mah setiap hari Daniel sangat Rindu masakan Mama, Rindu tidur disamping Mama, dan Daniel sangat rindu tertawa lagi bersama mama" Ucap Daniel menangis sambil mengusap-usap pusara Vanesa. Dan hanya Harsanlah yang mengetahui sikap Daniel yang berubah drastis 99%  jika di hadapan makam Vanesa.

"Mahhh Daniel mau cerita, Mama tau enggak? Daniel menemukan seseorang seperti Mama, Dia sangat polos, dan sepertinya dia anak yang baik. Kemarin Daniel pernah minta dibuatin kopi sama Sekretaris Daniel, Dan Ternyata Kopi itu bukan buatan Sekretaris Daniel Melainkan Wanita itu, Bahkan Kopi buatannya itu sama persis dengan buatan Mama, Daniel sangat menyukai ya Mah. Dan yang membuat Daniel seperti orang bodoh, Awalnya Daniel sangat membencinya, Tapi lama kelamaan Daniel merasa nyaman ada didekatnya. Menurut Mama gimana? Tanya Daniel pada Vanesa sambil membayangkan wajah ibu tercintanya itu.

"Maaf tuan saya menganggu" Ucap Harsan yang baru saja menghampiri Daniel.

"Ada apa Har?" Jawab Daniel yang masih fokus kearah makam Vanesa.

"Ada tamu tuan yang datang dari luar kota."

"Siapa?"

"Presdir dari Amor Group tuan"

"Hmmm tunggu saja di mobil. Suruh Clarisa agar menunggu di dalam ruangan ku."

"Baik tuan" Harsan pun menjauh dari Daniel dan kembali kearah mobil.

"Mahh...Daniel kembali kerja dulu yaa... Daniel harap Mama baik-baik saja disana" Lalu menghampiri Harsan yang sedang menunggu di samping mobil.

Sesampainya Daniel dan Harsan di Perusahaan, Daniel langsung menuju lantai ruangannya.

Clarisa pun yang melihat Daniel datang, Langsung menghampiri tuan ya itu, "Selamat  pagi tuan, Presdir dari Group Amor telah menunggu diruangan tuan" Ucap Clarisa Sopan.

"Hhmmm" Gumam Daniel langsung masuk kedalam ruangannya.

Ceklek....

"Selamat pagi tuan Daniel" Salam Jason Presdir dari Group Amor.

"Pagi" Balas Daniel biasa aja.

"Ada apa?" tanya Daniel langsung, kemudian duduk diatas kursi sofa, dan diikuti oleh Jason dan juga Asistennya.

"Bagaimana dengan kerja sama kita tuan Daniel?" Tanya Jason dengan ekspresi wajah ramahnya

"Saya belum menyetujuinnya, Pastikan dulu semua, Baru saya akan menandatangani kerja sama ini" Jawab Daniel.

"Saya telah membawa berkasnya tuan, Silahkan dibaca" Jason langsung memberikan ketangan kanan Daniel.

Daniel pun menerima dan langsung membuka berkas itu, lalu membolak-balikkan berkas yang ada ditangannya.

"Baiklah kami akan kesana besok untuk mencek lokasi" Kemudian Daniel menyarahkan kembali kehadapan Jason.

"Terima kasih tuan, Kami akan menunggu kedatangan tuan Daniel" Ucap Jason tersenyum senang.

"Hhhmmmm" Angguk Daniel.

"Kalau begitu kami permisi dulu tuan" Bangkit dari atas sofa diikuti dengan Asisten Jason.

"Silahkan...... Har antar tuan Jason kebawah" Perintah Daniel bangkit berdiri.

"Baik tuan"

"Mari tuan saya antar kebawah" Ucap Harsan dengan sopan dan di angguki oleh Jason.

Berbeda dengan Selin yang berada dibalik meja kerja Daniel yang Sedang menahan tangis dengan kedua tangannya. Saat mengetahui siapa Tamu dari tuanya itu, yang tak lain adalah pamam Selin sendiri, yang telah seraka merebut harta kekayaan keluarganya dengan membuat petaka besar dengan kecelakaan yang dialami oleh Daddy dan juga Mommy Selin. "Mommy Daddy Selin sangat takut, Selin baru saja melihat Paman Jason ada ditempat kerja Selin" Hiks..Hiks...Hiks... Selin yang tak bisa menahan tangisnya lagi.

Daniel pun yang mendengar suara tangisan itu langsung mempertajam pendengarannya. "Siapa disana?" Panggil Daniel. Namun tidak ada jawaban, Malah suara tangisan itu semakin kuat. Daniel pun yang merasa penasaran langsung menghampiri kearah sumber suara yang berasal dari bawah meja kerjanya. Dan betul sekali ada seseorang yang sedang menangis dibawah meja kerjanya dengan menekuk kedua Lututnya.

"Kamu siapa?" Tanya Daniel dihadapan Selin.

Selin pun langsung mengangkat kepalanya, "Tuan" Panggil Selin dengan air mata berlinang.

"Kamu....kamu ngapain disini?" Tanya Daniel sambil memasukkan kedua tangannya didalam kantong celana.

"Tuan-tuan" Ucapnya lagi dan Tampa aba-aba Selin bangkit berdiri dan langsung memeluk tubuh atletis Daniel dengan erat. "Hikss...Hikss tuan Selin takut, Selin sangat takut" huuu huuuu.

Daniel pun yang terkejut, tidak dapat melepas pelukan Selin dan tidak juga membalas pelukan Selin, Dia hanya mematung saja sampai Selin merasa puas.

Hampir 5 menit Selin memeluk tubuh Daniel, Kini Selin telah melepasnya karna sudah merasa puas. "Tu-tuan Maafkan saya yang telah bersifat kurang ajar" Ucapnya menunduk.

"Hhmmm" Gumam Daniel.

"Kalau begitu saya permisi dulu tuan" Ucap Selin langsung keluar dari dalam ruangan Daniel.

Sedangkan Daniel masih dibuat bingung, "Dia kenapa" Gumam Daniel sambil duduk di kursi kebesarannya.

.

.

King Mafia My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang